Macam-macam ‘Ilmu – Terjemah Syarah al-Waraqat

Ushul Fiqh
Terjemah Syarah al-Waraqat
 
Judul (Asli): Syarh al-Waraqat
(Penjelasan dan Tanya Jawab Ushul Fiqh)
 
 
Penyusun: Darul Azka, Nailul Huda, Munawwir Ridlwan
 
Penerbit: Santri salaf press.

Macam-macam ‘Ilmu:

 

وَ الْعِلْمُ الضَّرُوْرِيُّ مَا لَا يَقَعُ عَنْ نَظَرٍ وَ اسْتِدْلَالٍ) كَالْعِلْمِ الْوَاقِعِ بِإِحْدَى الْحَوَاسِ الْخَمْسِ الظَّاهِرَةِ وَ هِيَ السَّمْعُ وَ الْبَصَرُ وَ اللَّمْسُ وَ الشَّمُّ وَ الذَّوْقُ فَإِنَّهُ يَحْصُلُ بَمُجَرَّدِ الْإِحْسَاسِ بِهَا مِنْ غَيْرِ نَظَرٍ وَ اسْتِدْلَالٍ.

(وَ أَمَّا الْعِلْمُ الْمُكْتَسَبُ فَهُوَ الْمَوْقُوْفُ عَلَى النَّظَرِ وَ الْاِسْتِدَلَالِ) كَالْعِلْمِ بِأَنَّ الْعَالَمَ حَادِثٌ فَإِنَّهُ مَوْقُوْفٌ عَلَى النَّظَرِ فِي الْعَالَمِ وَ مَا نُشَاهِدُهُ فِيْهِ مِنَ التَّغَيُّرِ فَيَنْتَقِلُ مِنْ تَغَيُّرِهِ إِلَى حَدُوْثِهِ.

‘Ilmu dharūrī yaitu ‘ilmu yang didapatkan tanpa melalui berfikir dan tanpa menggunakan dalil.

Seperti ‘ilmu yang diperoleh melalui salah satu panca indra yang nampak, ya‘ni pendengaran, penglihatan, peraba, penciuman, dan perasa. Pengetahuan ini didapat hanya dengan interaksi panca indra tanpa butuh pemikiran dan menggunakan dalil.

‘Ilmu muktasab ialah suatu pengetahuan yang dicapai melalui berfikir dan menggunakan dalil. Seperti pengetahuan bahwa alam adalah ciptaan baru. Pengetahuan ini dicapai melalui berfikir tentang alam, dan yang kita lihat pada alam, berupa perubahan. Dari perubahan tersebut maka hati berpindah (menyimpulkan) bahwa alam adalah ciptaan baru.

Penjelasan:

‘Ilmu terbagi menjadi dua macam:

  1. ‘Ilmu dharūrī, ya‘ni ‘ilmu yang diperoleh tanpa melalui proses berfikir dan tanpa menggali dalil. Seperti pengetahuan yang dihasilkan mata manusia bahwa sebuah benda berwarna hitam atau putih. (111).
  2. ‘Ilmu muktasab, adalah ‘ilmu yang diperoleh melalui proses berfikir dan menggunakan dalil. Seperti pengetahuan bahwa alam adalah ciptaan baru. Pengetahuan tersebut dicapai melalui pemikiran tentang alam dan segala keadaan yang melingkupinya. Dimulai dari kenyataan bahwa alam berubah-ubah, dari ada menjadi hilang, dari tidak ada menjadi wujūd dan lain sebagainya. Dari perubahan inilah, hati menyimpulkan pengetahuan bahwa alam adalah ciptaan baru.

Catatan:

  1. 11). An-Nafaḥāt hal. 27.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *