Kisah Nabi Yunus A.S. – Kisah 25 Nabi & Rasul

KISAH 25 NABI DAN RASŪL
Diserti Dalil-dalil al-Qur’ān
 
Penyusun: Mahfan, S.Pd.
Penerbit: SANDRO JAYA

21. KISAH NABI YŪNUS A.S.

 

Nabi Yūnus a.s. adalah anak yang shaleh. Ayahnya bernama Matta. Beliau diangkat menjadi Rasūl Allah pada usia 30 tahun. Nabi Yūnus a.s. selalu bertaqwa kepada Allah s.w.t., sedangkan kaumnya durhaka dan menyembah berhala. Ketika Nabi Yūnus a.s. menyeru kaumnya supaya menyembah Allah s.w.t., mereka menolak seruan itu. Selama 30 tahun Nabi Yūnus a.s. menyeru, hanya dua orang saja yang mau mengikutinya, yaitu Rabil dan Tanukh. Nabi Yūnus a.s. akhirnya berdo’a kepada Allah s.w.t. agar kaumnya itu diberi petunjuk sehingga mereka mau mendengar seruannya. Maka datanglah wahyu Allah yang memerintahkan Nabi Yūnus a.s. agar terus melanjutkan seruannya selama 40 hari. Jika setelah itu ummatnya belum juga mau beriman, maka akan datang siksaan Allah s.w.t. atas mereka.

Setelah 37 hari, belum ada tanda-tanda ummatnya mau beriman. Akan tetapi, ketika sampai pada malam ke-40, terlihatlah awan hitam bergumpal di tepi langit. Melihat itu, Nabi Yūnus a.s. memaklumi adanya. Beliau segera meninggalkan kaumnya untuk menghindari ‘adzab Allah yang sebentar lagi akan turun. Melihat gumpalan awan di langit, ummat Nabi Yūnus a.s. keluar dari rumah masing-masing dengan rasa ketakutan. Mereka pergi ke suatu tempat yang dianggap aman, dan di sana mereka memohon ampunan kepada Allah s.w.t.. Mereka mencari Nabi Yūnus a.s. untuk memohon perlindungan, tetapi mereka tidak menjumpainya. Allah s.w.t. adalah Pengasih, Penyayang, dan Maha Penerima taubat terhadap hamba-hambaNya. Di dalam al-Qur’ān, Allah telah berfirman:

فَلَوْ لَا كَانَتْ قَرْيَةٌ آمَنَتْ فَنَفَعَهَا إِيْمَانُهَا إِلَّا قَوْمَ يُوْنُسَ لَمَّا آمَنُوْا كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ الخِزْيِ فِي الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَ مَتَّعْنَاهُمْ إِلَى حِيْنٍ

Artinya:

Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yūnus? Tatkala mereka (kaum Yūnus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka ‘adzab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.” (QS. Yūnus: 98)

Beberapa lama kemudian, awan hitam di langit pun menghilang. Permohonan taubat ummat Nabi Yūnus a.s. dikabulkan Allah s.w.t., sehingga mereka kembali hidup aman dan tentram. Namun, Nabi Yūnus a.s. yang pergi belum juga mereka jumpai.

Nabi Yūnus Ditelan Ikan

Keluar dari negerinya, dengan berat hati Nabi Yūnus a.s. meneruskan perjalanannya dengan menumpang sebuah kapal laut. Di dalam pelayaran itu, tiba-tiba datang angin topan yang membahayakan keselamatan kapal itu. Maka nakhoda kapal memutuskan untuk mengurangi salah seorang dari sekian banyak penumpang yang ada. Tapi, siapakah yang harus keluar? Maka, diadakanlah undian di antara mereka. Dengan Kehendak Allah s.w.t., Nabi Yūnus a.s. ternyata menjadi korban undian itu. Beliau harus terjun ke dalam gelombang laut.

Di dalam laut, Nabi Yūnus a.s. rupanya telah dinanti oleh seekor ikan Hiu besar yang siap menyantapnya. Dan sesaat setelah tubuhnya masuk ke air, Nabi Yūnus a.s. ditelan ikan hiu itu. Namun, karena Kehendak Allah jua-lah beliau tidak mati di dalam perut ikan itu. Allah s.w.t. telah berfirman:

وَ ذَا النُّوْنِ إِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ. فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَ نَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَ كَذلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِيْنَ

Artinya:

Dan (ingatlah kisah) Dzun Nūn (Yūnus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan sangat gelap: “Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zhalim.” Maka Kami telah memperkenankan do’anya dan menyelamatkannya dari kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS. al-Anbiyā’: 87-88)

Nabi Yūnus Keluar dari Perut Ikan

Do’a Nabi Yūnus a.s. diterima Allah s.w.t.. Ikan Hiu itu menepi ke pantai dan memuntahkan tubuh beliau dari dalam perutnya. Tubuh beliau terbawa arus ke tepi, dan Nabi Yūnus a.s. naik ke darat dalam keadaan lemah. Di dalam al-Qur’ān, Allah s.w.t. menerangkan:

فَلَوْ لَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِيْنَ. لَلَبِثَ فِيْ بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ. فَنَبَذْنَاهُ بِالْعَرَاءِ وَ هُوَ سَقِيْمٌ. وَ أَنْبَتْنَا عَلَيْهِ شَجَرَةً مِّنْ يَقْطِيْنٍ

Artinya:

Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu.” (QS. ash-Shāffāt: 143-146)

Kembali ke Negerinya

Setelah pulih keadaannya, Nabi Yūnus a.s. kemudian berjalan menuju negerinya yang telah lama dia tinggalkan. Di tengah perjalanan, beliau bertemu dengan seorang penggembala. Maka bertanyalah Nabi Yūnus a.s. kepada penggembala itu tentang kaum negerinya. Sang penggembala menjawab: “Mereka dalam keadaan aman dan tentram, karena Allah s.w.t. telah menerima permohonan ampun dan taubat mereka, ketika ‘adzab-Nya nyaris menimpa. Kini, sedang menunggu-nunggu kedatangan Nabinya yang telah lama meninggalkan mereka.” Mendengar itu, Nabi Yūnus a.s. berkata: “Aku inilah Yūnus, Nabi dan Rasūl Allah yang diutus kepada mereka.”

Penggembala itu kemudian berlari-lari seraya memanggil-manggil kaumnya dan memberitakan kedatangan Nabi Yūnus a.s.. Kaum Nabi Yūnus a.s. menyambut kedatangan orang yang mereka nanti-nanti itu dengan penuh kegembiraan. Di dalam al-Qur’ān, Allah s.w.t. menerangkan hal ini dengan firman-Nya:

وَ أَرْسَلْنَاهُ إِلَى مِائَةِ أَلْفٍ أَوْ يَزِيْدُوْنَ. فَآمَنُوْا فَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَى حِيْن

Artinya:

Dan Kami utus kepada seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu.” (QS. ash-Shāffāt: 147-148).

Hikmah dari Kisah Nabi Yūnus a.s.

  1. Nabi Yūnus a.s. adalah hamba Allah yang taat beribadah kepada Allah lama sebelum ia diangkat menjadi Nabi.
  2. Allah Maha Berkehendak, dengan idzin-Nya, Nabi Yūnus a.s. selamat dari perut ikan.
  3. Allah Maha Penerima taubat, Allah menerima taubat ummat Nabi Yūnus a.s. dan terhindar dari ‘adzab yang dahsyat karena Sifat “Raḥmān” dan “Raḥīm”-Nya.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *