Janji Allah s.w.t Kepada Umat Nabi Muhammad s.a.w. – Nur-ul-Mushthafa

نُوْرُ الْمُصْطَفى
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ

CAHAYA AGUNG BAGINDA NABI BESAR MUHAMMAD S.A.W.
جَمَعَهَا وَ رَتَّبَهَا الْفَقِيْرُ إِلَى اللهِ وَاسِعِ الأَلْطَافِ
الْحَبِيْبُ مُرْتَضَى بْنُ عَبْدِ اللهِ الْكَافُ

Dirangkum Oleh:
Al-Habib Murtadho Bin Abdullah Al-Kaf
Jakarta, 12 Rabi‘ul Awal 1429 H.
20 Maret 2008 M.

Rangkaian Pos: Cahaya Agung Muhammad s.a.w. - Nur-ul-Mushthafa

JANJI ALLAH S.W.T. KEPADA UMAT NABI MUHAMMAD S.A.W.

Dan sebagaimana juga yang telah disebutkan oleh syaikhu ibrāhīm-ul-bajūrī dalam kitābnya syarhu nazhami burdati lil-imāmi abi sa‘īd-il-bushīrī hal. 62 yang menerangkan Firman Qudsī Allah s.w.t. kepada Baginda Nabi Muhammad s.a.w. sebagai bisyārah (berita gembira) agung untuk umatnya

أَنَا لَهُمْ مَا عَاشُوْا وَ أَنَا لَهُمْ إِذَا مَاتُوْا وَ أَنَا لَهُمْ فِي الْقُبُوْرِ وَ أَنَا لَهُمْ فِي النُّشُوْرِ

Yang artinya kurang lebih:

“(Berbahagialah engkau wahai Nabi Muhammad s.a.w., demi permohonan engkau Kepada-Ku), sesungguhnya Aku (Allah s.w.t.) sendiri yang akan senantiasa mencukupi umatmu pada saat mereka masih hidup di dunia, dan pada saat mereka meninggal dunia, dan pada saat mereka di alam barzakh, dan pada saat mereka dibangkitkan di padang mahsyar.”

Dan juga telah disebutkan oleh al-imām-ul-habību muhammad-ubnu ‘aliyy-ibni ‘alawiyyi khirdin ba ‘alawiyy-il-husainī dalam kitābnya al-ghurar hal. 473 bahwa:

قَالَ الإِمَامُ الْحَبِيْبُ مُحَمَّدُ بْنُ عَلِّيِّ بْنِ عَلَوِيِّ خِرْدٍ بَاعَلَوِيِّ الْحُسَيْنِيْ فِي الْغُرَرِ ص: 473
قَالَ النَّبِيُّ (ص): حُبِّيْ وَ حُبُّ أَهْلِ بَيْتِيْ نَافِعٌ فِيْ سَبْعَةِ مَوَاطِنَ أَهْوَالُهُنَّ عَظِيْمَةٌ عِنْدَ الْوَفَاةِ وَ عِنْدَ الْقَبْرِ وَ عِنْدَ النَّشْرِ وَ عِنْدَ الْكِتَابِ وَ عِنْدَ الْحِسَابِ وَ عِنْدَ الْمِيْزَانِ وَ عِنْدَ الصِّرَاطِ

Yang artinya kurang lebih:

“Baginda Rasūlullāh Muhammad s.a.w. bersabda: Bahwa sesungguhnya orang yang sungguh-sungguh mencintaiku dan keluargaku dengan tulus, akan mendapati limpahan Belas Kasih Sayang Allah s.w.t. pada tujuh tempat yang situasi dan kondisinya penuh dengan segala petaka yang dahsyat menakutkan, yaitu pada saat menjelang ajal, pada saat di alam barzakh, pada saat bangkit dari kubur, pada saat pembagian kitāb catatan amal, pada saat hisab (pertanggung jawaban amal perbuatan), dan pada saat sirat (melewati titian/jembatan) di atas neraka menuju surga.”

Semua keutamaan ini, semata-mata adalah berkat permohonan Baginda Nabi Muhammad s.a.w. untuk umatnya yang benar-benar tulus mencintainya dan juga cinta kepada ahli bait dan sahabatnya. Dan begitu pula disebutkan dalam kitab dan halaman yang sama:

قَالَ النَّبِيُّ (ص): يَرِدُ الْحَوْضَ أَهْلُ بِيْتِيْ وَ مَنْ أَحَبَّهُمْ مِنْ أُمَّتِيْ كَهَاتَيْنِ السَّبَابَتَيْنِ

Yang artinya kurang lebih:

“(Baginda Rasūlullāh Muhammad s.a.w. bersabda: (Sesungguhnya kelak pada hari kiamat), ahli bait (keluarga)ku dan umatku yang tulus mencintai mereka akan selalu berdampingan menuju telagaku bagaikan kedua jari ini (jari telunjuk dan tengah).”

Begitu pula yang telah disebutkan oleh al-imām-ul-hāfizhu abul-fadhli ‘iyādh-ibnu musa al-yahshabī dalam kitābnya asy-syifā’u bi ta‘rīfi huqūq-il-mushthafā hal. 157:

قَالَ الْحَافِظُ أَبُو الْفَضْلِ عِيَاضُ بْنُ مُوْسَى الْيَحْصَبِيِّ فِي الشِّفَاءِ بِتَعْرِيْفِ حُقُوْقِ الْمُصْطَفَى ص: 150
عَنْ أَنَسٍ (ر) أَنَّ رَجُلاً أَتَى النِّبِيَّ (ص) فَقَالَ: مَتَى السَّاعَةُ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: مَا أَعْدَدْتَ لَهَا؟ قَالَ: مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيْرِ صَلاَةٍ وَ لاَ صَوْمٍ وَ لاَ صَدَقَةٍ وَ لكِنِّيْ أُحِبُّ اللهَ وَ رَسُوْلَهُ قَالَ: أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

Yang artinya kurang lebih:

“Sahabat Anas bin Mālik r.a. berkata: Bahwa sesungguhnya ada seorang sahabat yang datang kepada Rasūlullāh s.a.w. dan bertanya: “Ya Rasūlullāh, kapankah kiamat akan tiba?”. Baginda Nabi s.a.w. balik bertanya: “Apa yang telah kamu persiapkan untuk menghadapi hari kiamat?” Sahabat tersebut berkata lagi: “Ya Rasūlullāh, aku tidak (mengandalkan) dengan banyaknya shalatku, banyaknya puasaku, banyaknya shadaqahku, namun (yang aku andalkan adalah) aku sungguh-sungguh mencintai Allah s.w.t. dan Rasūl-Nya.” Maka Baginda Rasālullāh s.a.w. lantas menjawab: “(Ketahuilah olehmu wahai sahabat), sesungguhnya kamu kelak akan senantiasa bersama orang yang benar-benar kamu cintai.”

Dan disebutkan pula dalam kitāb tersebut di atas (asy-syifā’) hal. 176:

وَ رُوِيَ أَنَّ رَجُلاً أَتَى النَّبِيَّ (ص) فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ لأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَهْلِيْ وَ مَالِيْ وَ أَنِّيْ لأَذْكُرُكَ فَمَا أَصْبَرُ حَتَّى أَجِيْءُ فَانْظُرُ إِلَيْكَ وَ إِنِّيْ ذَكَرْتُ مَوْتِيْ وَ مَوْتَكَ فَعَرَفْتُ أَنَّكَ إِذَا دَخَلْتَ الْجَنَّةَ رُفِعْتَ مَعَ النَّبِيِّيْنَ وَ إِنْ دَخَلْتُهَا لاَ أَرَاكَ فَأَنْزَلَ اللهُ تَعَالَى – وَ مَنْ يُطِعِ الرَّسُوْلَ فَأُولئِكَ مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَ الصِّدِّيْقِيْنَ وَ الشُّهَدَاءِ وَ الصَّالِحِيْنَ وَ حَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا – النساء: 69

Yang artinya kurang lebih:

“Bahwa sesungguhnya telah datang seorang sahabat kepada Baginda Rasūlullāh Muhammad s.a.w. dan berkata: “Ya Rasūlullāh, sesungguhnya engkau lebih aku cintai dari segala-galanya. Di mana pun aku berada, aku senantiasa rindu kepadamu dan ingin bertemu denganmu (Ya Rasūlullāh). Namun setelah engkau wafat (kelak) dan aku juga meninggal dunia, sementara engkau telah berada di puncak surga Firdaus yang tinggi bersama para Nabi, sedangkan aku masih bisa menjumpaimu (Ya Rasūlullāh)? Maka turunlah firman Allah s.w.t.:

Yang artinya kurang lebih:

“Dan barang siapa yang menta‘ati Allah s.w.t. dan Rasūl-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni‘mat oleh Allah s.w.t, yaitu, Nabi-nabi, para shiddīqīn, orang-orang yang mati syahīd dan orang-orang yang shālih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (Sūrat an-Nisā’ ayat 69)

Demikianlah anugerah-anugerah agung yang dilimpahkan Allah s.w.t. kepada umat Islam yang benar-benar cinta kepada Baginda Nabi Muhammad s.a.w. Namun, sebagaimana yang disebutkan oleh Imām Qādhī ‘Iyādh dalam kitābnya asy-Syifā’ hal. 158 bahwa orang yang benar-benar tulus mencintai Baginda Rasūlullāh Muhammad s.a.w., syaratnya harus mengikuti jejaknya, meneladani perilakunya, menghidupkan sunah ajaran dan syi‘ar, mencintai ahli baitnya dan menghormati seluruh sahabatnya. Semoga kita semua termasuk orang yang benar-benar cinta sejati dengan tulus kepada Baginda Nabi Muhammad s.a.w. beserta seluruh ahli bait dan sahabatnya serta bisa meneladani prilaku dan jejak-jejak mereka

اللهُمَّ أَجْعَلْنَا مِنَ الصَّادِقِيْنَ فِيْ حُبِّكَ وَ حُبِّ نَبِيِّكَ سَيِّدِنَا وَ حَبِيْبِنَا وَ قُرَّةِ أَعْيُنِنَا مُحَمِّدٍ (ص) وَ حُبِّ آلِ بَيْتِهِ الطَّيِّبِيْنَ الْمُطَهِّرِيْنَ وَ حُبِّ أَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَ احْشُرْنَا مَعَهُمْ تَحْتَ لِوَاءِ الأَوَّلِيْنَ وَ الآخرِيْنَ وَ أَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ النَّبِيِّيْنَ وَ الصَّادِقِيْنَ وَ الشُّهَدَاءِ وَ الصَّالِحِيْنَ وَ حَسُنَ أُوَلئِكَ رَفِيْقًا وَ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ وَ آخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Ya Allah Tuhan kami, anugerahilah kami semua untuk bisa mencintai dengan sesungguh-sungguhnya kepada Junjungan kami Baginda Nabi Besar Muhammad s.a.w., dan kepada seluruh ahli baitnya yang suci nan mulia, dan kepada seluruh sahabatnya. Ya Allah, anugerahilah kami kelak pada hari kiamat berada di bawah naungan bendera Junjungan kami Baginda Nabi Muhammad s.a.w., dan masukkanlah kami ke surga-Mu beserta rombongan para Nabi, para shiddīqīn, para syuhadā’ dan shālihīn. Karena, merekalah teman-teman sejati yang sesungguhnya. Ya Allah Limpahkanlah salawat dan salam-Mu kepada Junjungan kami Baginda Nabi Muhammad s.a.w. beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Ya Allah Sungguh segala puji hanya bagi-Mu semata Ya Allah Tuhan alam semesta”

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *