Hukum Wajib – Terjemah Syarah al-Waraqat

Ushul Fiqh
Terjemah Syarah al-Waraqat
 
Judul (Asli): Syarh al-Waraqat
(Penjelasan dan Tanya Jawab Ushul Fiqh)
 
 
Penyusun: Darul Azka, Nailul Huda, Munawwir Ridlwan
 
Penerbit: Santri salaf press.

Hukum Wajib:

(فَالْوَاجِبُ) مِنْ حَيْثُ وَصْفُهُ بِالْوُجُوْبِ (مَا يُثَابُ عَلَى فِعْلِهِ وَ يُعَاقَبُ عَلَى تَرْكِهِ) وَ يَكْفِيْ فِيْ صِدْقِ الْعِقَابِ وُجُوْدُهُ لِوَاحِدٍ مِنَ الْعُصَاةِ، مَعَ الْعَفْوِ عَنْ غَيْرِهِ وَ يَجُوْزُ أَنْ يُرِيْدَ وَ يَتَرَتَّبُ الْعِقَابُ عَلَى تَرْكِهِ كَمَا عَبَّرَ بِهِ غَيْرُهُ فَلَا يُنَافِي الْعَفْوَ.

Wājib, dilihat dari sisi perkara itu dinamakan wājib, ialah suatu yang berpahala jika dikerjakan dan disiksa jika ditinggalkan. Pengertian menyiksa dianggap cukup bila dilaksanakan pada satu orang dari beberapa pelaku maksiat, serta mengampuni yang lain. Dan pengarang bisa jadi menghendaki maksudnya adalah “meninggalkannya akan berakibat siksaan”, seperti ungkapan ulama lain, sehingga tidak menutup peluang adanya pengampunan.

Penjelasan:

Ta‘rīf (definisi) dalam pembahasan ushul fiqh sama dengan pembahasan yang ada dalam ilmu mantiq. Macam ta‘rīf ada tiga:

  1. Ta‘rīf ḥadd.
  2. Ta‘rīf rasm.
  3. Ta‘rīf lafzhī.

Ta‘rīf ḥadd. Ialah suatu ta‘rīf (definisi) yang menggunakan rangkai lafazh kulli jinsi dan fashl. Contoh: (الْإِنْسَانُ حَيَوَانٌ نَاطِقٌ) “Manusia adalah hewan yang bisa berfikir). Definisi ini menggunakan lafazh kulli jinsi (binatang) dan fashl (bisa berfikir).

Ta‘rīf rasm ialah ta‘rīf yang menggunakan kulli jinsi dan sifat khusus. Contoh, manusia adalah binatang yang dapat tertawa. Lebih jelasnya lihat dalam buku mantiq dalam pembahasan definisi rasm.

Definisi hukum wājib yang disampaikan pengarang (mushannif) di atas memandang dari sisi akibat hukum. Artinya, definisi tersebut berbentuk rasm, karena menggunakan akibat hukum, sebagaimana keterangan di atas.

Pertanyaan (1):

Dalam kitab-kitab ushul lain ditemukan definisi, bahwa hukum wajib ialah sesuatu yang dituntut untuk dikerjakan dengan tuntutan bersifat mengharuskan. Termasuk ta‘rīf apakah ini?

Jawab:

Termasuk ta‘rīf ḥadd (bukan rasm).

Referensi:

ثُمَّ إِنَّ هذِهِ التَّعَارِيْفَ الَّتِيْ ذَكَرَهَا الْمُصَنِّفُ تَعْرِيْفَاتُ بِالْأَثَرِ لِأَنَّ الثَّوَابَ وَ الْعِقَابَ مِنْ آثَارِ الْحُكْمِ وَ هُوَ تَعْرِيْفٌ بِالرَّسْمِ وَ قَدْ يُعَرَّفُ بِالْحَدِّ بِأَنْ يُقَالَ فِي الْوَاجِبِ هُوَ مَا يُطْلَبُ فِعْلُهُ طَلَبًا جَازِمًا (النَّفَحَاتُ صــــ 7).

Selanjutnya, definisi-definisi yang disebutkan pengarang adalah definisi dengan akibat hukum, karena pahala dan siksaan termasuk akibat sebuah hukum, dan ini disebut ta‘rīf (definisi) rasm. Terkadang hukum wajib juga didefinisikan dengan ta‘rīf ḥadd, seperti diucapkan, wajib ialah sesuatu yang dituntut untuk dikerjakan dengan tuntutan yang mantap (mengharuskan).” (71).

Catatan:

  1. 7). An-Nafaḥāt hal. 07.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *