Hitungan Syaikh Malawy Terhadap Lafal (مُحَمَّدٌ) – Terjemah Kifayat-ul-‘Awam

KIFĀYAT-UL-‘AWĀM
Pembahasan Ajaran Tauhid Ahl-us-Sunnah

Karya: Syaikh Muḥammad al-Fudhalī
 
Penerjemah: H. Mujiburrahman
Diterbitkan Oleh: MUTIARA ILMU Surabaya

HITUNGAN SYAIKH MALAWY TERHADAP LAFAL

(مُحَمَّدٌ).

TAMBAHAN:

Menurut Syaikh Malawī, sebagian ‘ulamā’ ada yang menyimpulkan bilangan para rasūl yang 314 itu dari lafal (مُحَمَّدٌ). Uraiannya adalah bahwa pada lafal (مُحَمَّدٌ) terdapat tiga mīm (مِيْم). Jika satu huruf mīm dikembangkan maka muncullah huruf-huruf (م ي م) (karena dari bunyi (مِيْم)). Kemudian sesuai dengan nilai huruf-huruf yang bersangkutan di mana (م) nilainya 40 dan (ي) nilainya 10, maka satu mīm menghasilkan jumlah 90. Karena dalam lafal (مُحَمَّدٌ) ada tiga mīm, maka jumlah semuanya adalah 270. Dalam lafal (مُحَمَّدٌ) ada juga huruf ḥā’. Apabila huruf ḥā’ ini dikembangkan, maka muncullah huruf-huruf (حا). Nilai huruf (ح) adalah 8 dan huruf (ا) (alif) 1 (satu) maka ḥā’ itu menghasilkan jumlah 9. Kemudian dalam lafal (مُحَمَّدٌ) ada huruf dāl yang apabila dikembangkan bisa memunculkan huruf-huruf (دال). Nilai (د) adalah 4, nilai (ا) adalah 1 (satu) dan nilai (ل) adalah 30, maka jumlah yang dihasilkan oleh huruf dāl, adalah 35.

Dengan demikian setelah huruf-huruf yang membentuk lafal itu dikembangkan dan dijumlahkan nilai-nilai perhuruf yang muncul maka dapatlah disimpulkan bahwa:

Tiga mīm = 270
Satu ḥā’ = 9
Satu dāl = 35
= 314 (Jumlah total).

Maka pada nama beliau yang mulia itu terdapat isyarat bahwa semua kesempurnaan yang ada pada sekalian rasūl, ada juga pada beliau.

Karena itulah sebagian ‘ulamā’ ada yang bersyair:

إِنْ شِئْتَ عِدَّةَ رُسْلٍ كُلِّهَا جَمَعَا
مُحَمَّدٌ سَيِّدُ الْكَوْنَيْنِ مَنْ فَضُلَا
خُذْ لَفْظَ مِيْمٍ ثَلَاثًا ثُمَّ حَا وَ كَذَا
دَالٍ تَجِدْ عَدَدًا لِلْمُرْسَلِيْنَ عَلًا.

Jika engkau menghendaki jumlah sekalian rasūl, maka dia telah dikumpulkan oleh lafal (مُحَمَّدٌ) yang merupakan pemimpin di dunia dan akhirat ya‘ni Nabi yang mempunyai keutamaan.

Ambillah lafal (مِيْم) tiga kali, kemudian lafal (حَا) dan begitu juga lafal (دَال) niscaya engkau dapatkan jumlah para rasūl itu.”

(وَ بَعْدَ) فَيَقُوْلُ الْعَبْدُ الْفَقِيْرُ إِلَى رَحْمَةِ رَبِّهِ الْمُتَعَالِيِّ مُحَمَّدُ ابْنُ الشَّافِعِيِّ الْفُضَالِيُّ الشَّافِعِيُّ.

(Dan sesudah itu) maka berkatalah hamba yang faqīr (membutuhkan) kepada rahmat Tuhannya yang Maha Tinggi yaitu Muḥammad bin Syāfi‘ī yang berbangsa Fudhālī serta bermadzhab Syāfi‘ī.”

قَدْ سَئَلَنِيْ بَعْضُ الْإِخْوَانِ أَنْ أُؤَلِّفَ رِسَالَةً فِيْ عِلْمِ التَّوْحِيْدِ.

Sungguh telah meminta kepadaku sebagian kawan-kawan agar aku menyusun satu risalah dalam perkara ‘ILMU TAUḤĪD

1 Komentar

  1. Chabib berkata:

    Masya Allah. Terima kasih akhi. Semoga Allah swt selalu memberi rahmat kepada anda yg melestarikan kitab² yg hampir punah dan sulit dikaji dan difahami menjadi lebih mudah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *