Bagaimana Memperingati Rasul S.A.W. – Kisah Sang Rasul

KISAH SANG RASUL:
Menyimak dan Meneguhkan Sosok Pembawa Risalah

Karya: Abdullah ibn Jakfar al-Habsyi
 
Diterbitkan oleh:
CV. Layar Creative Mediatama

Bab 16:

BAGAIMANA MEMPERINGATI RASŪL S.A.W.

 

Alam semesta tidak dapat melupakan keutamaan Baginda Rasūlullāh s.a.w., maka setiap Bulan Rabī‘-ul-Awwal Hijriyyah diselenggarakan acara-acara yang sangat indah di seluruh penjuru dunia, dibuatnya artikel-artikel yang memukau, dibacakan pujian yang indah, hati para makhluk diliputi rasa senang dan bahagia, ini merupakan sesuatu yang wajib dilaksanakan untuk mengagungkan dan menghormati Baginda Rasūlullāh s.a.w. yang mulia.

Akan tetapi, sebaiknya menghidupkan peringatan kepada Baginda Rasūlullāh s.a.w. jangan hanya terfokus pada acara kebaikan tersebut ataupun majelis yang diselenggarakan, itu semua tidak mengurangi rasa hormat kita kepada Baginda Rasūlullāh s.a.w. atau pengagungan kita kepadanya.

Bahwa sesungguhnya pengagungan dan penghormatan yang sebenarnya adalah kita menghidupkan peringatan kepada Baginda Rasūlullāh s.a.w. dengan menanamkan akidah yang selamat di pribadi kita, serta mencetak diri kita sebagai umatnya yang maju menuju peradaban yang benar, dan masyarakat yang cermat serta berpegang teguh terhadap petunjuk dan aturan agama Islam, dan mengacu kepada nilai-nilai keilmuan yang telah meluluhkan keilmuan dunia diiringi pembuktian kepada masyarakat dunia tentang luasnya pengetahuan Islam dan masyarakat muslim yang cermat.

Penghormatan yang sesungguhnya adalah bagaimana cara kita berpegang teguh terhadap al-Qur’ān al-Karīm, yang kita dapatkan kebaikan dan hikmah dari ajarannya, serta kita sebutkan sebagai dalīl dan bayān, dan kita sinari kehidupan dengan petunjuknya, juga yang kita perdengarkan sebagai guru terhadap diri kita, keluarga, komunitas khusus maupun umum yang mana kita ikuti aturannya, menjauhi larangannya, tidak mengurangi ajarannya atau melebihkannya, kita mempelajarinya siang dan malam demi mencari hikmah dan ilmu yang telah dititipkan di dalam al-Qur’ān al-Karīm yang agung.

Dan di antara penghormatan yang sebenarnya adalah penghormatan kita dengan

Dan di antara penghormatan yang sebenarnya adalah penghormatan kita dengan mengikuti sunnahnya Baginda Rasūlullāh s.a.w. dan kita mempelajari sejarahnya dengan faham dan pengertian yang benar, maka kita temui di situ bagaimana petunjuk yang Allah s.w.t. berikan terkait ilmu, amal, pengorbanan, dan keteguhan.

mengikuti sunnahnya Baginda Rasūlullāh s.a.w. dan kita mempelajari sejarahnya dengan faham dan pengertian yang benar, maka kita temui di situ bagaimana petunjuk yang Allah s.w.t. berikan terkait ilmu, amal, pengorbanan, dan keteguhan. Dan mempelajari bagaimana sejarah para sahabatnya dan informasi terkait mereka, maka kita akan mengetahui bagaimana perjuangan mereka dan cara mereka mengikuti, serta bagaimana menahan ujian dan sabar terhadap cobaan dalam menegakkan syarī‘at, dan bagaimana mengorbankan harta dan jiwa di jalan Allah dan menolong Baginda Rasūlullāh s.a.w.

Di dalam sunnahnya Baginda Rasūlullāh s.a.w. dan sejarah para sahabatnya terdapat penjelasan yang kita butuhkan dalam ibadah, sosial, kehidupan masyarakat, ekonomi dan politik yang adil.

Dan juga di dalamnya terdapat pembelajaran bagi setiap pribadi dan keluarga serta bagaimana mencetak masyarakat yang adil dan beradab, dan terdapat penerangan terhadap seluruh misteri kehidupan yang belum terkuak menuju kepada jalan dan petunjuk yang benar.

Dan pengagungan yang sesungguhnya adalah berpegang teguhnya kita terhadap pondasi-pondasi keislaman yang mencetak pribadi yang memiliki budi pekerti luhur, akal pikiran jernih, dan akidah yang mumpuni yang tidak dapat larut dengan yang lainnya, serta tidak gampang tergoyahkan oleh hawa-nafsu dan tidak dapat diwarnai oleh tipuan keinginan pribadi maupun kelompok, yang tidak mudah diracuni keislamannya oleh fanatisme atau sebab apapun, selalu menjadi pribadi yang membela kebenaran yang tidak takut kepada cacian, kekal di dalam pembelaan dan pertolongannya serta mati dalam mengagungkan Islam dan menghidupkannya.

Pengagungan yang sesungguhnya adalah bangganya seorang muslim dengan sejarah Baginda Rasūlullāh s.a.w. dan para salafunā-sh-shāliḥ, serta mengikuti jalannya para tokoh dan pahlawan tersebut, dan menjalankan upaya untuk mengangkat dan membangkitkan umatnya Baginda Rasūlullāh s.a.w. dan berusaha untuk menuliskan namanya dalam kebanggaan dan kemuliaan sejarah alam semesta, serta bangkit dengan keagungan demi mengangkat agama yang menunjang kemanusiaan dari lembah kebodohan menuju gunung pengetahuan dan memberikan petunjuk bagi manusia menuju kebahagiaan yang abadi dan masyarakat yang beradab.

Bahwa Allah s.w.t. telah berfirman:

وَ مَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّنْ دَعَا إِلَى اللهِ وَ عَمِلَ صَالِحًا وَ قَالَ إِنَّنِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ.

Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan mengerjakan kebajikan dan berkata: “Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?”.”. (QS. Fushshilat [41]: 33).

Demikianlah, tulisan tentang “KISAH SANG RASŪL” yang dapat kami paparkan, semoga buku ini bermanfaat untuk banyak kalangan.

Karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan, tulisan ini hanya segelintir dari jejak kaki Baginda Rasūlullāh s.a.w., dan Al-Ḥamdulillāh tulisan ini kami selesaikan di tanggal 12 Rabī‘-ul-Awwal 1439 H atau bertepatan dengan 1 Desember 2017. Semoga Allah s.w.t. menutup segala kesalahan kita dengan luas pengampunannya, dan menjadikan kita sebagai pecinta dan penerus perjuangan Baginda Rasūlullāh s.a.w., Allāhumma āmīn.

Sanggahan (Disclaimer): Artikel ini telah kami muat dengan izin dari penerbit. Terima kasih.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *