Allah Adalah Sebaik-baik Pencipta – Rahasia Allah Di Balik Hakikat Alam Semesta

Rahasia
اللهُ
Di Balik Hakikat Alam Semesta

Diterjemahkan dari: Nihāyat-ul-‘Alam
Karya DR. M. Mutawalli asy-Sya‘rawi

Penerjemah: Amir Hamzah Fachrudin
Penerbit: PUSTAKA HIDAYAH

Allah Adalah Sebaik-baik Pencipta.

Ciptaan Allah tumbuh dan bertambah banyak dengan sendirinya. Makhluk Allah tidak akan mampu membuat yang seperti itu. Kendati demikian Allah tidak enggan untuk menyebut mereka “pembuat” atau pencipta (khāliq). Allah menghormati hasil akal mereka atas apa yang dapat mereka lahirkan itu, karena itu Allah menyebut dirinya Aḥsan-ul-Khāliqīn (Sebaik-baik Pencipta), sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:

Maha Suci Allah Pencipta yang Paling Baik.” (QS. al-Mu’minūn: 14).

Sesungguhnya Allah menciptakan segala sesuatu dari yang belum ada, yaitu dari bahan yang sebelumnya tidak ada. Allah menciptakan makhluk-Nya yang dapat merasa dan tumbuh. Namun manusia hanya dapat menciptakan yang tidak dapat merasa dan tidak dapat tumbuh. Allah menciptakan yang dapat berkembang biak dan bertambah banyak, manusia tidak dapat membuat yang seperti itu.

Jika kita menginginkan makanan, maka kita menggarap tanah lalu menanam gandum – misalnya – lalu kita petik hasilnya, kita tumbuk, kita buat roti, barulah kita dapat menyiapkan makanan. Jadi manusia memanfaatkan apa yang diciptakan Allah dengan menggunakan akal yang telah diberikan Allah kepadanya serta dengan kekuatan yang telah dianugerahkan-Nya. Semuanya merupakan pemberian dari Allah s.w.t. Semua yang kita olah dan kita proses berasal dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya; bahan-bahan tersebut tidak kita ciptakan sendiri. Dengan demikian, berarti semua bahan itu mulanya dari Allah s.w.t.

Biji gandum yang kita tanam dan dapat menghasilkan gandum lebih banyak, dari mana datangnya? Tentu dari hasil sebelumnya. Dari mana pula datang biji gandum yang telah mendatangkan hasil sebelumnya itu? Katakanlah dari yang telah menghasilkan dua tahun yang lalu – umpamanya. Begitulah seterusnya jika kita telusuri gandum yang ada pada kita hingga ditemukan permulaannya. Tentunya berasal dari Allah. Apakah Allah menghasilkannya dari hasil sebelumnya? Tentu tidak, akan tetapi Allah menciptakannya dari “tidak ada”.

Demikian juga semua yang ada di alam ini. Yang menghadirkan pertama kali adalah Allah. Allah s.w.t. memberi petunjuk kepada manusia agar mengetahui karakter-karakter ciptaan-Nya sehingga mereka dapat menghasilkan yang serupa untuk kedua kalinya, ketiga, keempat dan seterusnya. Kemudian berjalan bersamaan dengan perjalanan kehidupan hingga berkali-kali. Firman Allah menyatakan:

Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya.” (QS. al-Anbiyā’: 104).

Sampailah kita kepada keyakinan bahwa hasil-hasil yang dapat kita peroleh adalah berasal dari Allah s.w.t.

Manusia sekarang banyak yang membicarakan tentang sifat-sifat warisan, yang memungkinkan untuk memperbaiki jenis-jenis tumbuhan dan yang lainnya. Kita katakan kepada mereka: “Apakah sifat-sifat ini anda ciptakan? Ataukah itu sebenarnya berasal dari ciptaan Allah?” Tentunya dari Allah juga. Jadi sebenarnya anda mengambil dari yang sudah ada. Tetapi jika anda mengaku bahwa hal itu dari diri anda sendiri, coba ciptakan sifat-sifat dari yang belum ada sebelumnya. Jika anda tidak mampu, tentu dan sudah pasti anda memang tidak akan bisa, maka hargailah ciptaan Allah di alam ini, dan kembalikan segala sesuatu kepada Allah, bukan menisbatkan kepada diri anda sendiri.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *