5 Tentang Iman Kepada Hari Akhir – Jawahir-ul-Kalamiyyah

JAWĀHIR-UL-KALĀMIYYAH
ILMU TAUḤĪD

(Diterjemahkan dari buku aslinya berbahasa
‘Arab Jawahir-ul-Kalimiyyah, karya Syaikh Thahir bin Shaleh al-Jaza’iri)
 
Penerjemah: Ustadz Ja‘far Amir
Penerbit: Raja Murah – Pekalongan

الْمَبْحَثُ الْخَامِسُ

فِي الْإِيْمَانِ بِالْيَوْمِ الْآخِرِ

PEMBAHASAN KELIMA

Tentang Iman Kepada Hari Akhir

س: مَا الْيَوْمُ الْآخِرُ وَ مَا مَعْنَى الْإِيْمَانِ بِهِ؟

ج: أَمَّا الْيَوْمُ الْآخِرُ فَهُوَ يَوْمٌ عَظِيْمُ الْأَهْوَالِ تَشِيْبُ فِيْهِ الْأَطْفَالُ، تَقُوْمُ النَّاسُ فِيْهِ مِنْ قُبُوْرِهِمْ وَ يُحْشَرُوْنَ إِلَى صَعِيْدٍ وَاحِدٍ لِلْحِسَابِ ثُمَّ يَؤُوْلُ أَمْرُهُمْ إِلَى النَّعِيْمِ أَوِ الْعَذَابِ. وَ أَمَّا الْإِيْمَانُ بِهِ فَهُوَ التَّصْدِيْقُ بِأَنَّهُ لَا بُدَّ أَنْ يَأْتِيَ وَ أَنْ يَظْهَرَ فِيْهِ جَمِيْعٌ مَا وَرَدَ فِي الْقُرْآنِ وَ الْحَدِيْثِ فِيْ شَأْنِهِ.

Soal: Apakah yang dimaksud hari akhir, dan apakah arti beriman kepada hari akhir itu?

Jawab: Hari akhir itu ialah hari yang sangat dahsyat. Seolah-olah anak kecil menjadi beruban. Pada hari itu, manusia dibangkitkan dari kubur mereka, dikumpulkan di satu tempat untuk dihisab ‘amalnya, kemudian berakhir perkara mereka itu dengan memperoleh kenikmatan atau siksa.

Adapun yang dimaksud beriman kepada hari akhir ialah membenarkan bahwa sesungguhnya hari akhir itu pasti datang, dan akan tampak jelas segala apa yang disebutkan dalam Qur’ān dan Hadits tentang keadaannya.

س: مَاذَا تَعْتَقِدُ فِي الْيَوْمِ الْآخِرِ وَ مَا يَتَعَلَّقُ بِهِ؟

ج: اعْتَقِدُ أَوَّلًا بِسُؤَالِ الْقَبْرِ ثُمَّ بِنَعِيْمِهِ أَوْ عَذَابِهِ ثُمَّ بِحَشْرِ الْأَجْسَادِ وَ أَنَّ الْخَلْقَ كَمَا بُدِئَ يُعَادُ ثُمَّ بِالْحِسَابِ وَ الْمِيْزَانِ ثُمَّ بِإِعْطَاءِ الْكِتَابِ إِمَّا بِالْيَمِيْنِ وَ إِمَّا بِالشِّمَالِ ثُمَّ بِالصِّرَاطِ ثُمَّ بِدُخُوْلِ الْمُؤْمِنِيْنَ الْجَنَّةَ دَارَ النَّعِيْمِ. وَ دُخُوْلِ الْكَافِرِيْنَ جَهَنَّمَ دَارَ الْعَذَابِ الْأَلِيْمِ.

Soal: Apakah yang engkau yakini tentang hari akhir, dan hal-hal yang berkaitan dengannya?

Jawab: Saya meyakini bahwa mula-mula ada pertanyaan di alam kubur, kemudian ada nikmat dan siksanya di alam itu. Setelah itu, jasad-jasad manusia dikumpulkan, dan sesungguhnya para makhluk itu dikembalikan hidup seperti semula. Kemudian ada hisab dan ada timbangan ‘amal. Kemudian kitab ‘amal diberikan, ada yang menerima dengan tangan kanan dan ada yang menerima dengan tangan kiri. Pada saat itu ada jembatan. Kemudian orang-orang mu’min masuk surga, tempat kenikmatan. Dan orang-orang kafir masuk Jahannam, tempat diberikannya siksaan yang sangat pedih.

س: كَيْفَ اِعْتِقَادُكَ بِسُؤَالِ الْقَبْرِ ثُمَّ نَعِيْمِهِ أَوْ عَذَابِهِ؟

ج: اَعْتَقِدُ أَنَّ الْمَيِّتَ إِذَا وُضِعَ فِيْ قَبْرِهِ تُعَادُ رُوْحُهُ إِلَى جَسَدِهِ بِقَدْرِ مَا يَفْهُمُ الْخِطَابَ وَ يَرُدُّ الْجَوَابَ ثُمَّ يَأْتِيْهِ مَلَكَانِ فَيَسْأَلَانِ عَنْ رَبِّهِ عَنْ دِيْنِهِ الَّذِيْ كَانَ عَلَيْهِ. وَ عَنِ الْفَرَائِضِ الَّتِيْ كَانَ أَمَرَهُ اللهُ بِأَدَائِهَا فَإِنْ كَانَ الْمَيِّتُ مِنَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصَّلِحَاتِ أَجَابَ عَنِ السُّؤَالِ بِتَوْفِيْقِ اللهِ تَعَالَى أَحْسَنَ جَوَابٍ مِنْ غَيْرِ خَوْفٍ مِنْهُمَا وَ لَا اضْطِرَابٍ فَيَكْشِفُ اللهُ عَنْ بَصَرِهِ وَ يَفْتَحُ لَهُ بَابًا مِنْ كَانَ فِيْ دُنْيَاهُ عَلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ وَ إِنْ كَانَ الْمَيِّتُ كَافِرًا أَوْ مُنَافِقًا يُدْهَشُ وَ لَا يَدْرِيْ مَا يَقُوْلُ فِي الْجَوَابِ فَيُعَذِبَانِهِ حِيْنَئِذٍ أَشَدَّ الْعَذَابِ فَيُكْشَفُ عَنْ بَصَرِهِ فَيُفْتَحُ لَهُ بَابٌ مِنْ أَبْوَابِ جَهَنَّمَ وَ يُتَنَوَّعُ لَهُ أَنْوَاعُ الْعَذَابِ وَ الْأَلَمِ وَ يَقُوْلَانِ لَهُ: هذَا جَزَاءُ مَنْ كَفَرَ بِمَوْلَاهُ وَ اتَّبَعَ نَفْسَهُ وَ هَوَاهُ.

Soal: Bagaimanakah keyakinanmu tentang pertanyaan dalam kubur, kemudian tentang nikmat dan siksa di alam itu?

Jawab: Saya meyakini sesungguhnya mayit itu bilamana telah diletakkan di kuburnya, dikembalikan ruh ke jasadnya sekedar untuk dapat memahami pembicaraan dan, memberikan jawaban.

Kemudian dua malaikat menanyakan tentang Tuhannya, Nabinya, dan agamanya yang dipeluk, dan tentang kewajiban-kewajiban yang telah diperintahkan oleh Allah untuk menjalankannya.

Apabila mayit itu tergolong orang-orang yang beriman dan ber‘amal saleh, maka atas petunjuk dari Allah s.w.t. ia dapat menjawabnya dengan baik, tanpa ada rasa gelisah. Maka Allah membuka penglihatannya dan membuka salah satu pintu dari pintu surga, sehingga ia menerima suatu kenikmatan yang besar. Dan dikatakan kepadanya: “Inilah pembalasan orang yang ketika di dunia menempuh jalan yang lurus.”

Jika mayit itu kafir atau munafik, ia menjadi kebingungan dan tidak mengerti jawaban apa yang harus diberikan. Kemudian kedua malaikat itu menyiksanya dengan siksa yang sangat pedih. Dan dibuka penglihatannya kemudian dibukakan pula salah satu pintu dari pintu Jahannam. Selanjutnya ditimpakan kepadanya macam-macam siksa dan rasa sakit yang tiada henti. Dan kedua malaikat itu menyatakan: “Inilah pembalasan orang yang ingkar kepada Tuhannya, dan mengikuti kehendak hawa nafsunya.”

س: إِذَا أَكَلَ السَّبُعُ إِنْسَانًا وَ صَارَ فِيْ بَطْنِهِ وَ وَقَعَ فِي الْبَحْرِ فَأَكَلَتْهُ الْأَسْمَاكُ فَهَلْ يُسْأَلُ أَوْ يُعَذَّبُ أَوْ يُنَعَّمُ؟

ج: نَعَمْ كُلُّ مَنْ مَاتَ يُسْأَلُ ثُمَّ يُعَذَّبُ ثُمَّ يُنَعَّمُ وَ لَا فَرْقَ بَيْنَ مَنْ دُفِنَ فِي الْقَبْرِ أَوْ صَارَ فِيْ بَطْنِ السَّبُعِ أَوْ فِيْ قَعْرِ الْبَحْرِ، فَاللهُ عَلَى كُلِّ قَدِيْرٌ. وَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ.

Soal: Jika seseorang dimakan binatang buas dan berada diperutnya atau terjatuh di laut kemudian dimakan oleh ikan, maka apakah ia akan ditanya kemudian disiksa atau diberi kenikmatan?

Jawab: Ya, tiap orang mati akan ditanya, kemudian disiksa atau diberi kenikmatan. Tidak ada bedanya orang yang dikebumikan atau berada dalam perut binatang buas atau di dasar laut. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan Maha Mengetahui juga Maha Melihat tentang segala sesuatu.

س: إِذَا كَانَ الْمَيِّتُ تُعَادُ إِلَيْهِ رُوْحُهُ وَ يُسْأَلُ ثُمَّ يُعَذَّبُ أَوْ يُنَعَّمُ فَلِأَيِّ شَيْءٍ لَا تَرَى النَّاسُ شَيْئًا مِنْ ذلِكَ؟

ج: إِنَّ اللهَ يَحْجُبُ أَبْصَارَهُمْ عَنْ ذلِكَ امْتِحَانًا لَهُمْ لِيَظْهَرَ مَنْ يُؤْمِنُ بِالْغَيْبِ، وَ مَنْ لَا يُؤْمِنُ بِهِ مِنْ ذَوِي الشَّكِّ وَ الرَّيْبِ وَ لَوْ رَأَى النَّاسُ ذلِكَ لَآمَنُوْا كُلُّهُمْ وَ لَمْ يَصِرْ فَرْقٌ بَيْنَ النَّاسِ، وَ لَمْ يَتَمَيَّزِ الْخَبِيْثُ مِنَ الطَّيِّبِ وَ الرَّدِئُ مِنَ الْجَيِّدِ.

Soal: Ketika mayit dikembalikan kepada ruhnya, dan ditanya kemudian disiksa atau diberi kenikmatan, maka mengapa manusia tidak bisa melihat sedikitpun tentang hal itu?

Jawab: Sesungguhnya Allah membatasi penglihatan mereka atas hal itu sebagai ujian bagi mereka untuk ditunjukkan siapakah yang beriman kepada hal yang ghaib dan siapa yang tidak beriman dengannya, lantaran ia termasuk orang yang ragu dan meragukan.

Sekiranya manusia melihat seperti itu, niscaya mereka akan beriman semuanya. Dan tidak ada perbedaannya di antara manusia, dan tidak akan tampak perbedaan antara yang buruk dengan yang baik, antara yang jelek dengan yang bagus.

س: هَلْ لِهذِهِ الْمَسْأَلَةِ مِثَالٌ يُقَرِّبُهَا لِلذِّهْنِ؟

ج: نَعَمْ، مِثَالُ ذلِكَ النَّائِمُ الَّذِيْ يَرَى فِيْ مَنَامِهِ أَشْيَاءَ يُسَرُّ بِهَا وَ بَتَنَعَّمُ أَوْ أَشْيَاءَ يَحْزَنُ بِهَا وَ يَتَأَلَّمُ، وَ الَّذِيْ يَكُوْنُ قَاعِدًا لِجَنْبِهِ مُشَاهِدًا لَهُ لَا يَدْرِيْ بِذلِكَ وَ لَا يَشْعُرُ بِهَا هُنَالِكَ وَ كَذلِكَ الْمَيِّتُ يُسْأَلُ فِيْ قَبْرِهِ وَ يُجِيْبُ وَ يَتَنَعَّمُ أَوْ يَتَأَلَّمُ وَ لَا يَدْرِيْ بِهِ أَحَدٌ مِنَ الْأَحْيَاءِ وَ لَا يَعْلَمُ.

Soal: Apakah ada percontohan bagi masalah ini yang dapat mendekatkan kepada pikiran?

Jawab: Ya, misalnya orang tidur yang bisa melihat di dalam tidurnya hal-hal yang menggembirakan dan merasa nikmat, atau hal-hal yang menyusahkan dan terasa sakit, sedangkan orang yang berada di sampingnya tidak mengerti sama sekali hal itu, dan tidak merasakan sedikit pun apa yang dirasakan oleh orang itu.

Demikian pula halnya mayit, ia ditanya dalam kuburnya dan ia menjawab, merasa nikmat atau merasa sakit, sedangkan orang-orang yang hidup tidak ada yang mengerti dan tidak ada yang mengetahuinya.

س: كَيْفَ الْاِعْتِقَادُ بِحَشْرِ الْأَجْسَادِ وَ أَنَّ الْخَلْقَ كَمَا بُدِئَ يُعَادُ؟

ج: هُوَ أَنْ نَعْتَقِدَ أَنَّ النَّاسَ بَعْدَ مُوْتِهِمْ جَمِيْعًا يُنْشِئُهُمُ اللهُ نَشْأَةً أُخْرَى تُشَاكِلُ النَّشْأَةَ الْأُوْلَى فَيَقُوْمُوْنَ مِنَ قُبُوْرِهِمْ وَ يُشَرُوْنَ إِلَى مَحَلٍّ وَاحِدٍ يُسَمَّى الْمَوْقِفَ.

Soal: Bagaimanakah meyakini tentang terkumpulnya jasas-jasad manusia, dan sesungguhnya makhluk itu akan dikembalikan sebagaimana bentuknya semula?

Jawab: Dengan meyakini sesungguhnya setelah umat semuanya mati, Allah menghidupkan kembali dengan bentuk seperti semula, kemudian mereka bangun dari kuburnya dan dikumpulkan di satu tempat yang disebut al-Mauqūf (tempat berhenti).

س: كَيْفَ اِعْتِقَادُكَ بِالْحِسَابِ؟

ج: اَعْتَقِدُ أَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى بَعْدَ أَنْ يَجْمَعَ النَّاسَ إِلَى الْمَحْشَرِ يُحَاسِبُ كُلَّ وَاحِدٍ وَ يُقَرِّرُهُ عَلَى مَا فَعَلَ مِنْ خَيْرٍ أَوْ شَرٍّ وَ تَشْهَدُ عَلَى الْجَاحِدِيْنَ جَوَارِحُهُمْ وَ تَظْهَرُ لِلْكُلِّ فَضَائِحُهُمْ وَ تَقُوْمُ عَلَيْهِمُ الْحُجَّةُ وَ لَا يُبْقِيْ لَهُمُ الْعُذْرُ مِنْ مُحَجَّةِ (فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ، وَ مَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ).

Soal: Bagaimanakah keyakinanmu tentang ḥisāb (perhitungan ‘amal)?

Jawab: Saya meyakini sesungguhnya Allah s.w.t. setelah mengumpulkan manusia di padang mahsyar, Dia menghisab ‘amal tiap-tiap orang dan menetapkannya sesuai dengan ‘amal yang baik atau buruk, dan kelompok orang-orang yang ingkar menjadi saksi atas diri mereka, dan terbukalah kedok mereka, dan tetaplah alasan untuk menyiksa mereka sehingga tidak ada lagi alasan untuk membela diri. Allah s.w.t. berfirman: “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (az-Zalzalah: 7-8).

س: كَيْفَ اِعْتِقَادُكَ بِالْمِيْزَانِ وَ إِعْطَاءِ الْكُتُبِ؟

ج: اعْتَقِدُ أَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى بَعْدَ أَنْ يُحَاسِبَ النَّاسَ وَ يُقَرِّرَهُمْ عَلَى أَفْعَالِهِمْ تُوْزَنُ أَعْمَالُهُمْ لِيَنْكَشِفَ لِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ مِقْدَارُ عَمَلِهِ فَمَنْ رَجَحَ خَيْرُهُ عَلَى شَرِّهِ أُعْطِيَ كِتَابَهُ بِيَمِيْنِهِ وَ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا وَ مَنْ رَجَحَ شَرُّهُ عَلَى خَيْرِهِ أُعْطِيَ كِتَابَهُ بِشَمَالِهِ وَ خَسِرَ خُسْرَانًا مُبِيْنًا.

Soal: Bagaimanakah keyakinanmu tentang mīzān (timbangan ‘amal) dan pemberian kitab ‘amal?

Jawab: Saya meyakini sesungguhnya Allah s.w.t. setelah memperhitungkan ‘amal manusia dan telah menetapkan hukum bagi ‘amal mereka itu, kemudian ditimbang agar dapat diketahui tiap seseorang kadar ‘amalnya.

Barang siapa ‘amal baiknya lebih berat daripada ‘amal buruknya, maka bukunya akan diterima dengan tangan kanan dan ia memperoleh kebahagiaan yang sebesar-besarnya. Dan barang siapa yang ‘amal buruknya lebih berat daripada ‘amal baiknya, maka bukunya akan diterimanya dengan tangan kiri, dan dia rugi dengan kerugian yang nyata.

س: كَيْفَ اِعْتِقَادُكَ بِالصِّرَاطِ؟

ج: الصِّرَاطُ جِسْرٌ مَمْدُوْدٌ عَلَى ظَهْرِ جَهَنَّمَ لِيَمُرَّ النَّاسُ عَلَيْهِ فَتَثْبُتُ عَلَيْهِ أَقْدَامُ الْمُؤْمِنِيْنَ الطَّائِعِيْنَ وَ يَمُرُّوْنَ عَلَيْهِ إِلَى الْجَنَّةِ فَمِنْهُمْ مَنْ يَمُرُّ عَلَيْهِ كَالْبَرْقِ وَ مِنْهُمْ مَنْ يَمُرُّ عَلَيْهِ كَالْجَوَادِ وَ مِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ بَطِئَ السَّيْرِ عَلَيْهِ وَ تَزِلُّ عَنْهُ أَقْدَامُ الْكَافِرِيْنَ وَ الْعُصَاةِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ فَيَقَعُوْنَ فِي النَّارِ وَ لَا يُسْتَغْرَبُ أَنْ يُيَسِّرَ السَّيْرَ عَلَيْهِ لِلسُّعَدَاءِ مَنْ يُسَيِّرُ الطَّيْرَ فِي الْهَوَاءِ.

Soal: Bagaimanakah keyakinanmu tentang shirāth (jembatan)?

Jawab: Ash-Shirāth ialah suatu jembatan yang terbentang di atas neraka Jahannam untuk dilewati oleh manusia. Dan telapak kaki orang mu’min yang taat akan tetap di atas jembatan itu dan mereka berlalu untuk menuju surga. Sebagian dari mereka ada yang melalui jembatan itu bagaikan kilat. Ada yang melaluinya bagaikan kuda. Dan ada pula yang melaluinya dengang perjalanan yang sangat lambat.

Bagi orang-orang kafir dan orang-orang mu’min yang melakukan perbuatan maksiat, maka telapak kaki mereka akan tergelincir dari jembatan itu, kemudian mereka terjatuh ke dalam neraka. Dan tidak aneh jika Tuhan yang dengan mudah dapat menjalankan burung di udara itu dapat pula dengan mudah menjalankan orang-orang yang berbahagia di atas shirāth itu.

س: هَلْ يَشْفَعُ أَحَدٌ ذلِكَ الْيَوْمَ؟

ج: يَشْفَعُ الْأَنْبِيَاءُ وَ الْأَوْلِيَاءُ وَ العُلَمَاءُ الْعَامِلُوْنَ وَ الشَّهَدَاءُ.

Soal: Apakah seseorang dapat memberi syafa‘at pada hari itu?

Jawab: Para nabi, para wali, para ulama yang selalu ber‘amal dan para syuhudā’ akan memberikan syafa‘at pada hari itu.

س: فِيْمَنْ يَشْفَعُ مَنْ أُذِنَ لَهُ بِالشَّفَاعَةِ؟

ج: يَشْفَعُوْنَ فِيْ بَعْضِ الْمُؤْمِنِيْنَ الْعَاصِيْنَ.

Soal: Kepada siapakah mereka memberi syafa‘at?

Jawab: Mereka memberikan syafa‘at kepada sebagian orang-orang mu’min yang bermaksiat.

س: هَلْ يَشْفَعُ أَحَدٌ فِيْ أَحَدٍ مِنَ الْكُفَّارِ؟

ج: لَا يَسْتَطِيْعُ أَحَدٌ مِنَ الْأَنْبَاءِ فَضْلًا عَنْ غَيْرِهِمْ أَنْ يُخَاطِبَ اللهَ تَعَالَى فِيْ أَحَدٍ مِنَ الْكُفَّارِ لِعِلْمِهِمْ بِأَنَّ كَلِمَةَ الْعَذَابِ قَدْ حَقَّتْ عَلَيْهِمْ وَ أَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ لَا يَأْذَنُ بِذلِكَ قَالَ جَلَّ شَأْنُهُ (مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ) وَ قَالَ تَعَالَى (يَوْمَئِذٍ لَا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمنُ وَ رَضِيَ لَهُ قَوْلًا).

Soal: Apakah seseorang dapat memberikan syafa‘at kepada seseorang dari orang-orang kafir?

Jawab: Tidak ada seorang nabi pun, apalagi selain nabi, akan memohon kehadirat Allah untuk menolong orang kafir, karena mereka mengetahui bahwa siksa telah ditetapkan atas mereka, dan sesungguhnya Allah s.w.t. tidak memberikan izin yang demikian itu. Allah s.w.t. berfirman: “Siapakah yang dapat memberi syafa‘at tanpa dengan seizin-Nya?” (al-Baqarah: 255).

Dan dalam firman yang lain: “Pada hari itu tidak berguna syafa‘at, kecuali (syafa‘at) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridhai perkataannya.” (Thāhā: 109).

س: مَا الْكَوْثَرُ الَّذِيْ أَعْطَاهُ اللهُ سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى لِنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَ السَّلَامُ وَ أَشَارَ إِلَيْهِ بِقَوْلِهِ عَزَّ شَأْنُهُ: (إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ)؟

ج: الَكَوْثَرُ: نَهْرٌ فِي الْجَنَّةِ مَاؤُهُ أَبْيَضُ مِنَ اللَّبَنِ وَ أَحْلَى مِنَ الْعَسَلِ مَنْ شَرِبَ مِنْ مَائِهِ شَرْبَةً لَا يَعْطَشْ بَعْدَهَا أَبَدًا.

Soal: Bagaimanakah hukumnya orang mu’min yang taat setelah dihisab?

Jawab: Hukum orang mu’min yang taat setelah dihisab ialah masuk surga. Ia kekal di dalamnya, dan dilengkapi dengan berbagai kenikmatan yang sempurna.

س: مَا حُكْمُ الْكَافِرِ أَوِ الْمُنَافِقِ بَعْدَ الْحِسَابِ؟

ج: حُكْمُ الْكَافِرِ أَوِ الْمُنَافِقِ بَعْدَ الْحِسَابِ دُخُوْلُ النَّارِ خَالِدًا فِيْهَا أَبَدًا لَا يُفَتَّرُ عَنْهُ الْأَلَمُ وَ الْعَذَابُ.

Soal: Bagaimanakah hukumnya orang kafir atau munafiq sesudah dihisab?

Jawab: Hukum orang kafir atau munafiq setelah dihisab ialah masuk neraka. Ia kekal di dalamnya, dan tak henti-hentinya ditimpakan adzab yang pedih.

س: مَا حُكْمُ الْمُؤْمِنِ الْعَاصِيْ بَعْدَ الْحِسَابِ؟

ج: حُكْمُ الْمُؤْمِنِ الْعَاصِيْ بَعْدَ الْحِسَابِ إِنْ غَفَرَ اللهُ لَهُ أَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ مِنْ أَوَّلِ الْأَمْرِ خَالِدًا فِيْهَا أَبْدًا. وَ إِنْ لَمْ يَغْفِرْ لَهُ أَنْ يُعَذَّبَ فِي النَّارِ مُدَّةً عَلَى مِقْدَارِ ذَنْبِهِ ثُمَّ يَخْرُجُ مِنْهَا وَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ خَالِدًا فِيْهَا أَبَدًا.

Soal: Bagaimanakah hukumnya orang mu’min yang melakukan perbuatan maksiat sesudah dihisab?

Jawab: Hukum orang mu’min yang melakukan maksiat sesudah dihisab ialah, bilamana Allah mengampuninya, maka ia masuk surga sejak mula-mula dan kekal di dalamnya. Dan apabila Allah tidak mengampuninya, maka ia disiksa di neraka dalam masa sesuai dengan kadar dosanya. Kemudian ia keluar dari situ dan masuk ke dalam surga dalam keadaan kekal di dalamnya.

س: مَا الْجَنَّةُ؟

ج: هِيَ دَارُ النَّعِيْمِ الْمُقِيْمِ، دَارٌ فِيْهَا مَا تَشْتَهِيْهِ الْأَنْفُسُ وَ تَلَذُّ الْأَعْيُنُ. دَارٌ فِيْهَا مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَ لَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَ لَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ.

Soal: Apakah surga itu?

Jawab: Surga ialah tempat kenikmatan yang kekal. Di dalamnya terdapat segala sesuatu yang diinginkan oleh semua orang dan segala sesuatu yang enak dipandang mata. Suatu tempat apa saja yang ada di dalamnya belum pernah dilihat oleh mata, dan belum pernah didengar oleh telinga, dan belum pernah terlintas dalam hati manusia.

س: مَا جَهَنَّمُ؟

ج: هِيَ دَارُ الْعَذَابِ الْمُقِيْمِ. دَارٌ فِيْهَا جَمِيْعُ أَنْوَاعِ الْآلَامِ الَّتِيْ لَا تَخْطُرُ عَلَى الْأَفْهَامِ.

Soal: Apakah neraka Jahannam itu?

Jawab: Neraka Jahannam ialah tempat siksa yang kekal. Di dalamnya terdapat bermacam-macam kepedihan yang belum pernah tergambar dalam benak manusia.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *