Bersama dengan saudarinya (Hindun binti ‘Utbah), Fāthimah binti ‘Utbah termasuk rombongan wanita muslimah yang berbaiat di hadapan Rasūlullāh s.a.w. setelah penaklukan kota Makkah (Fatḥu Makkah). Suatu hari, setelah masuk Islam, Fāthimah mendatangi Rasūlullāh s.a.w. dan berkata: “Wahai Rasūlullāh, dulu (sebelum masuk Islam) tidak ada kubah (bangunan masjid, penj.) yang ingin saya hancurkan di muka bumi ini selain kubahmu. Akan tetapi sekarang (setelah masuk Islam), tidak ada kubah yang paling saya cintai di muka bumi ini selain kubahmu.”
Mendengar perkataan Fāthimah tersebut, Rasūlullāh s.a.w. bersabda:
“Sesungguhnya, tidak sempurna iman kalian sampai saya adalah orang yang lebih dicintainya daripada (dia mencintai) dirinya sendiri.”
Setelah memeluk Islam, sikap Fāthimah terhadap Islam berubah drastis. Padahal, sebelum masuk Islam, dialah – bisa dikatakan – orang yang selalu memusuhi “Bani Hāsyim”. Suatu hari dia berkata: “Wahai Bani Hāsyim, hati saya tidak akan pernah mencintaimu selama-lamanya. Demikian pula ayah, paman, dan saudaraku (juga membencimu).”
Fāthimah menikah dengan ‘Aqīl bin Abū Thālib dan dia termasuk wanita yang banyak hartanya. (141)