Burung yang Berzikir
dan Unta yang Menangis
Sahabat Anas ibn Mālik r.a. menuturkan bahwa ia pergi ke gurun bersama Rasūlullāh Saw. Di sana, mereka menyaksikan seekor burung yang sedang berkicau. Beliau bertanya kepada Anas: “Apakah kau tahu, apa yang dikatakan burung ini?”
“Allah dan Rasūl-Nya lebih mengetahui.”
“Burung itu mengatakan: ‘Ya Allah, Engkau telah menghilangkan penglihatanku dan Engkau menciptakanku dalam keadaan buta. Maka , berliah rezeki kepadaku karena aku lapar.”
Tiba-tiba Rasūlullāh Saw. dan Anas r.a. melihat burung lain datang membawa belalang di mulutnya dan memasukkannya ke mulut burung yang buta itu. Setelah makan, burung itu kembali berkicau.
“Apakah kau tahu apa yang dikatakan burung ini barusan?” tanya Rasūlullāh Saw. lagi.
“Allah dan Rasūl-Nya lebih mengetahui.”
“Burung ini mengatakan: “Segala puji bagi Allah yang tidak melupakan siapa pun yang mengingat-Nya,”” jelas beliau.
Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa burung itu berkata: “Barang siapa yang tawakkal kepada Allah, Dia akan mencukupinya.”
Kisah yang nyaris serupa dialamai sahabat ‘Abdullāh ibn Ja‘far. Ia menuturkan bahwa suatu hari ia menemani Rasūlullāh Saw. dalam suatu perjalanan. Di tengah perjalanan, Rasūlullāh Saw. ingin buang hajat. Biasanya beliau suka dinding yang tinggi atau rerimbunan pohon kurma yang berdekatan sebagai tirainya. Maka. Beliau pergi ke balik sebuah dinding (bangunan) milik orang Anshār. Ternyata, di dalamnya ada seekor unta jantan. Ketika Rasūlullāh Saw. melihatnya, unta itu merintih seraya meneteskan air mata.
Melihat keadaannya, Rasūlullāh Saw. mendekatinya dan menghapus air matanya. Unta itu pun diam, tak lagi merintih. Rasūlullāh Saw. bertanya: “Siapakah pemilik unta ini?”
Datang seorang pemuda Anshār dan berkata: “Ia milikku, Wahai Rasūlullāh.”
“Apakah kamu tidak takut kepada Allah yang telah mengaruniakan unta ini kepadamu? Sungguh, unta ini mangadu kepadaku bahwa kau membuatnya lapar dan susah.”[]