2-3 Allah Maha Tunggal – Aqidah Imam al-Muzani

Aqidah Imam al-Muzani
(Murid Imam asy-Syafi‘i r.h.)
(Judul Asli: Syarhussunnah lil Muzani)

 
Penulis: Abu Utsman Kharisman
 
Penerbit: Cahaya Sunnah
 

*Penjelasan oleh Wahabi

Allah Maha Tunggal

 

Al-Imām al-Muzanī r.h. menyatakan:

Dan Dia (Allah) Yang Maha Tunggal

Al-Wāḥid dan al-Aḥad adalah dua Nama Allah yang bermakna “Maha Tunggal/Esa”.

قُلِ اللهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَ هُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ

….katakanlah Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia adalah Yang Maha Tunggal (al-Wāḥid) lagi Maha Perkasa.

(ar-Ra‘d [13]: 16).

قُلْ إِنَّمَا أَنَا مُنْذِرٌ وَ مَا مِنْ إِلهٍ إِلَّا اللهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ

Katakanlah bahwa aku hanyalah pemberi peringatan. Tidak ada sesembahan (yang ḥaqq) kecuali Allah Yang Maha Tunggal lagi Maha Perkasa.

(Shād [38]: 65).

Ayat-ayat lain yang menunjukkan bahwa Allah memiliki Nama al-Wāḥid adalah dalam surat Yūsuf: 39, Ibrāhīm: 48, az-Zumar: 4, Ghāfir: 16.

Sedangkan Nama Aḥad, ada dalam ayat:

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ

Katakanlah: Dia Allah Yang Maha Tunggal

(al-Ikhlāsh [112]: 1)

Nama Allah al-Wāḥid dan al-Aḥad disebutkan dalam satu hadits. Suatu hari Rasūlullāh s.a.w. masuk ke dalam masjid. Di dalamnya terdapat seorang laki-laki yang shalat, kemudian dalam tasyahhud ia bertawassul dengan Nama-nama dan Sifat-sifat Allah dalam doanya:

اللهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ يَا اللهُ بِأَنَّكَ الْوَاحِدُ الْأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِيْ لَمْ يَلِدْ وَ لَمْ يُوْلَدْ وَ لَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ أَنْ تَغْفِرَ لِيْ ذُنُوْبِيْ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu Ya Allah bahwa Engkau adalah al-Wāḥid al-Aḥad ash-Shamad Yang tidak beranak dan tidak diperanakan. Tidak ada sesuatupun yang setara dengan-Nya agar Engkau mengampuni dosa-dosaku. Sesungguhnya Engkau Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Setelah mendengar hal itu Nabi menyatakan tiga kali:

قَدْ غُفِرَ لَهُ

Ia telah diampuni…

(HR. Al-Imām an-Nasā’ī no 1284 dan al-Imām Aḥmad no. 18206, di-shaḥīḥ-kan asy-Syaikh al-Albānī)

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *