BAGIAN KEDUA:
PEMBUKTIAN AL-BADĀ’.
BAB III.
BERITA GHAIB (DALAM AL-QUR’ĀN DAN HADITS) YANG TIDAK TERJADI.
Pada bab sebelum ini, telah kami jelaskan berbagai hakikat konsep al-Badā’dengan makna seperti yang telah diterangkan. Al-Badā’ yang dimaksud oleh para Imām adalah juga dengan makna seperti yang kami jelaskan pada bab terdahulu.
Hal lain yang berhubungan dengan al-Badā’adalah tentang penafsiran atas beberapa masalah gaib yang telah diberitakan oleh para Nabi dan para Imām akan terjadi, tetapi pada kenyataannya tidak terjadi, meskipun sebelumnya telah ada tanda-tanda yang menuju kepada benarnya ucapan mereka. Kendati pemberitaan semacam ini tidaklah banyak, akan tetapi pemberitaan ini termaktub di dalam al-Qur’ān dan Hadits, baik menurut Ahl-us-Sunnah maupun menurut Syī‘ah. Ringkasnya, bagaimana kita menjelaskan kenyataan bahwa seorang Nabi dan Wāshī (penerima wasiat) memberitakan sesuatu yang kemudian ternyata tidak terjadi. Ahl-us-Sunnah dan Syī‘ah sepakat bahwa kemusykilan itu harus dipecahkan. Benar, bahwa Syī‘ah Imāmiyyah telah memecahkan dan menjelaskannya dengan sempurna, dengan cara seperti yang telah kami uraikan. Namun kemudian, Ahl-us-Sunnah tidak sependapat dengan cara pemecahan seperti itu, sehingga mereka harus memecahkan dan menjelaskan permasalah tersebut dengan cara lain.
Penjelasan ini bertujuan unutk menjernihkan arti al-Badā’, dengan makna seperti yang telah dijelaskan, yang diyakini oleh Syī‘ah Imāmiyyah, yang pada hakikatnya tidak diperselisihkan, juga tidak ditolak oleh semua orang yang beriman kepada al-Qur’ān dan as-Sunnah. Kemudian, kita akan mencoba menjelaskan pemberitaan hal-hal ghaib yang diberitakan oleh para Nabi yang ternyata tidak terjadi, sehingga orang yang beriman kepada al-Qur’ān dan as-Sunnah terpaksa memecahkan dan menafsirkan sejalan dengan kemaksuman Nabi s.a.w., dan keterpeliharaan beliau dari dusta dan kesalahan.
Orang-orang Syī‘ah Imāmiyyah, dengan mengikuti para Imām mereka, berupaya memecahkan pemberitaan-pemberitaan tersebut dengan istilah al-Badā’. Dan kalaulah saudara-saudara kami dari kalangan Ahl-us-Sunnah memiliki cara lain, maka kami siap untuk mendengarkan dan merenungkan pemecahan tersebut. Mengenai pemberitaan-pemberitaan tersebut, maka kami jelaskan, pertama, secara garis besar, kemudian masing-masing dari setiap pemberitaan itu akan kami jelaskan lagi secara khusus.