2-21 Segala Urusan ada di Tangan Allah SWT – Al-Hikam – Ulasan Syaikh Ahmad Zarruq

AL-ḤIKAM
IBN ‘ATHĀ’ILLĀH
(Diterjemahkan dari: Ḥikamu Ibni ‘Athā’illāh: Syarḥ-ul-‘Ārif bi Allāh Syaikh Zarrūq)

Ulasan al-‘Arif Billah
Syekh Ahmad Zarruq

Penerjemah: Fauzi Bahreisy dan Dedi Riyadi
Penerbit: Qalam (PT Serambi Semesta Distribusi).

21. طَلَبُكَ مِنْهُ اتِّهَامٌ لَهُ وَ طَلَبُكَ لَهُ غَيْبَةٌ عَنْهُ مِنْكَ وَ طَلَبُكَ لِغَيْرِهِ لِقِلَّةِ حَيَائِكَ مِنْهُ وَ طَلَبُكَ مِنْ غَيْرِهِ لِوُجُوْدِ بُعْدِكَ عَنْهُ

Ketika kau meminta dari-Nya berarti kau bercuriga kepada-Nya. Ketika kau mencari kepada-Nya, berarti kau lenyap dari-Nya. Ketika kau mencari selain Dia, berarti kau tak punya rasa malu kepada-Nya, dan ketika kau meminta dari selain Dia, berarti kau jauh dari-Nya.”

Maksudnya, ketika kau memohon sesuatu yang kauingingkan berupa kebutuhan dan upayamu mencari sebab melalui permohonan, berarti kau menuduh-Nya berkaitan dengan ilmu, rahmat, dan janji-Nya. Sebab, jika kau percaya dan yakin akan pengetahuan-Nya atas keadaanmu maka kau tidak akan meminta kepada-Nya. Jika kau yakin dengan rahmat-Nya, kau akan merasa cukup dengan rahmat-Nya dan tidak akan meminta. Jika kau percaya dengan janji-Nya, kau tidak akan meminta kepada-Nya apa yang telah dibagikan untukmu sejak kau belum lagi tercipta. Karena itu dikatakan: “Jangan meminta rezeki dengan memelas sehingga kalian menjadi penuduh kepada Sang Pemberi rezeki.”

Dan ketika kau berusaha mencari-Nya, berarti kau mencari jalan untuk sampai kepada-Nya dan itu berarti kau tiada dari-Nya. Padahal Dia tidaklah ghaib dan tidak jauh. Dengan demikian, pencarianmu kepada-Nya menunjukkan keghaiban dirimu dan kejauhanmu dari-Nya. Sebab, jika kau dekat kepada-Nya, kau akan menyaksikan kedekatan-Nya hingga melihat bahwa Dia lebih dekat dari dirimu dan dari napasmu.

Dan jika kau mencari selain Dia, berarti kau mencari jalan untuk sampai kepada-Nya dengan selain Dia baik dengan perkara dunia maupun akhirat. Pencarianmu itu menunjukkan kurangnya rasa malumu kepada Allah. Sebab, jika kau merasa malu kepada Allah, kau tidak akan berpaling kepada selain Dia. Alih-alih, kau akan tetap menghadap kepada-Nya agar sampai kepada-Nya. Dan jika kau meminta kepada selain Dia berupa pemenuhan kebutuhanmu, berarti kau jauh dari-Nya. Sebab, jika kau menyaksikan kedekatan-Nya denganmu, kau akan mengetahui bahwa segala urusan ada di tangan-Nya. Dan karenanya, kau akan tetap bersama-Nya disertai himmah yang kokoh.

Secara umum, semua permintaan dan pencarian cacat kecuali dilakukan atas nama ‘ubudiyyah dan penegakan hak-hak rububiyyah. Sebab, Allah lebih dekat kepada hamba-hamba yang menyembah-Nya daripada urat leher mereka. Dia Maha Melihat dan Maha Mengawasi segala sesuatu. Tidak ada ruang untuk mencari dan meminta. Mengenai hal ini, Ibnu ‘Athā’illāh r.a. menegaskan: (lihat Ḥikam # 20)

3 Komentar

  1. Syamsurizal berkata:

    Saya mengartikan bahwasanya, kita berdoa sebagai bentuk kepasrahan kita dengan apa berlaku. Apakah kalau kita tidak berdo’a, kita termasuk golongan orang yang sombong ?

    1. Majlis Dzikir Hati Senang berkata:

      Jawabannya adalah tergantung pada tingkat pemahaman setiap orang karena kalau sudah benar-benar yakin kepada Allah swt akan perlindungan-Nya maka pada saat itu tidak perlu lagi berdoa.

      Contohnya seperti ini: Kalau seorang istri yang sudah lama bersama suaminya dan suaminya selalu menafkahinya setiap harinya. Tentu tidak beradab jika istrinya tetap selalu meminta kepada suaminya untuk menafkahinya.

      Sama halnya seperti nabi Ibrahim as ketika dilemparkan ke dalam api beliau hanya mengucapkan “Hasbunallah wa ni’mal wakiil” karena sudah mantap keyakinan beliau akan perlindungan Allah swt.

      Tetapi guru kami mengatakan memang pada umumnya setiap orang harus senantiasa berdoa karena tingkat pemahaman kebanyakan orang belum sampai tahap itu.

      Semoga bermanfaat. Terima kasih.

      1. Syamsurizal berkata:

        Waalaikum salam, terima kasih atas jawaban yg diberikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *