Al-Imām al-Muzanī r.h. menyatakan:
…dan Dia (Allah) Yang Paling Utama untuk disyukuri.
Jika ada pihak yang paling berjasa, paling berbuat baik dalam kehidupan kita, maka Ia adalah Allah. Dari-Nyalah sumber segala kenikmatan, manfaat, rezeki atau kebaikan yang kita terima.
وَ مَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللهِ
Apa saja nikmat yang kalian dapatkan, maka itu dari Allah
(an-Naḥl [16]: 53)
Seseorang dikatakan bersyukur jika ia melakukan 4 hal:
Sahabat Nabi Ibnu ‘Abbās menyatakan:
“Ucapan Alḥamdulillāh adalah kalimat yang diucapkan oleh seluruh orang yang bersyukur.” (Tafsir Ibnu Katsīr (1/128)).
إِنَّ اللهَ لَيَرْضَى عَنِ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الْأَكْلَةَ فَيْحْمَدَهُ عَلَيْهَا أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيْحْمَدَهُ عَلَيْهَا.
Sesungguhnya Allah sungguh ridha kepada seorang hamba yang makan suatu makanan kemudian memuji Allah atasnya, atau meminum suatu minuman kemudian memuji Allah atasnya.
(HR. Al-Imām Muslim no 4915)
(disarikan dari Madārij-us-Sālikīn karya Ibn-ul-Qayyim (2/247).
Allah tidak akan mengazab seseorang yang beriman dan bersyukur kepada-Nya:
مَا يَفْعَلُ اللهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَ آمَنْتُمْ
Mengapa Allah menyiksa kalian jika kalian bersyukur dan beriman?
(an-Nisā’ [47]: 147)