2-2-8 Rahasia Bacaan & Gerakan Shalat – Rahasia Salam kepada Para Nabi dan Orang Saleh & Rahasia Azan – Belajar Khusyuk

Rangkaian Pos: 002 Rahasia-rahasia Shalat - Belajar Khusyuk

Rahasia Salam kepada Para Nabi dan Orang Saleh.

Kemudian setelah menghaturkan at-taḥiyyāt dan ash-shalawāt kepada Allah, setiap hamba diperintahkan mengucapkan salam kepada para nabi dan semua hamba Allah yang saleh. Mereka adalah hamba-hambaNya yang terpilih. Semua ini dilakukan sesudah memanjatkan pujian dan sanjungan kepada Allah sehingga apa yang dilakukannya sesuai dengan firman-Nya:

قُلِ الْحَمْدُ للهِ وَ سَلَامٌ عَلَى عِبَادِهِ الَّذِيْنَ اصْطَفَى

Katakanlah: “Segala puji bagi Allah dan Kesejahteraan atas hamba-hambaNya yang dipilih-Nya.” (an-Naml [27]: 59).

Sesungguhnya penghormatan semacam ini laku pula di kalangan semua makhluk. Karena itulah seorang hamba diperintahkan mengucapkannya sesudah menghaturkan penghormatan kepada Sang Khalik. Dan hendaklah salam penghormatan ini ditujukan terlebih dahulu secara prioritas kepada makhluk yang paling utama, yaitu Nabi Muhammad s.a.w., yang melaluinya semua umat mendapat kebaikan. Sesudah itu, sampaikan salam penghormatan kepada semua hamba Allah yang saleh, khususnya para nabi, para malaikat, kemudian para sahabat Nabi, dan pengikut para nabi, yang secara menyeluruh mencakup semua hamba yang saleh baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi.

Kemudian setiap hamba diperintahkan mengucapkan salam penghormatan kepada orang yang berhak ia salami, baik secara khusus maupun umum.

Makna Kalimat Syahadāt dalam Taḥiyyāt.

Setelah mengucapkan dan menghaturkan salam penghormatan, setiap hamba yang shalat diperintahkan mengucapkan kalimat syahadat sebagai kesaksiannya atas perkara yang bak berkaitan dengan shalat yang sedang dikerjakan. Sebab, shalat merupakan salah satu kewajiban dirinya sebagai hamba. Shalat tidak sah tanpa menyertakan kesaksian itu. Syahadat yang diucapkan saat duduk tahiyyat meliputi kesaksian kepada Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan kesaksian kepada kerasulan Nabi Muhammad s.a.w. Kalimat syahadat ini merupakan penutup shalat sebagaimana yang dikatakan Abdullah ibn Mas‘ud: “Apabila kau telah mengucapkan syahadat, berarti kau telah menunaikan shalatmu. Jika mau, bangkitlah berdiri, dan jika mau, kau boleh tetap duduk.”

Ungkapan salah satu sahabat utama Rasulullah s.a.w. ini kadang-kadang ditafsirkan bahwa syahadat adalah penutup shalat. Artinya, shalat benar-benar telah usai setelah seseorang mengucapkan syahadat. Pendapat ini dipegang para ulama Kufah. Ada juga yang berpendapat bahwa pengucapan syahadat menunjukkan bahwa shalat mendekati akhir. Pendapat ini dipegang para ulama Hijaz, dan sebagian besar ulama lain. Terlepas dari kedua pendapat itu, bisa dikatakan bahwa bacaan dua kalimat syahadat adalah penutup shalat. Tidak hanya penutup shalat, dua kalimat syahadat semestinya menjadi akhir atau penutup kehidupan seorang hamba:

Barang siapa yang akhir kalamnya (menjelang kematian) adalah “Tiada tuhan selain Allah”, niscaya ia masuk surga.

Dua kalimat syahadat juga dianjurkan untuk dibaca setelah berwudhu. Sebelum memanjatkan doa wudhu, yang meliputi permohonan agar dimasukkan ke dalam golongan orang yang tobat dan golongan orang yang suci, seorang hamba dianjurkan menegaskan kesaksiannya kepada Allah dan Rasulullah. Kemudian setelah menyelesaikan shalat, yang di akhiri dengan syahadat kemudian salam, setiap hamba diperkenankan untuk meminta kepada Allah apa yang diperlukannya.

Rahasia Shalawat untuk Nabi.

Kemudian, seorang hamba yang shalat dianjurkan membaca shalat (bentuk tunggal dari shalawat) kepada Nabi s.a.w. Bacaan ini menjadi tawasul baginya sebelum memanjatkan doa dan menghaturkan permohonan kepada Allah. Sebab, bacaan shalat merupakan wasilah paling besar sebelum memanjatkan doa, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis:

Apabila seseorang di antara kalian berdoa, mulailah dengan memanjatkan puja dan puji kepada Allah, sesudah itu bacalah shalawat untuk Rasul-Nya, kemudian barulah menyampaikan permintaannya.” (Dalam kitab as-Sunan melalui Fudhalah ibn Ubaid).

Kemudian di ujung shalat, sebelum mengucapkan salam, seorang hamba menghaturkan doa kepada Allah. Doa diletakkan di ujung shalat sebagai penutup. Duduk tahiyyat diawali dengan menghaturkan pujian dan sanjungan kepada Allah, kemudian bacaan shalawat kepada Nabi, lalu ditutup dengan doa. Dan orang yang shalat diperkenankan

“Jika sekarang anda tidak menyiapkan diri jadi hamba Allah, satu waktu anda akan tersesat jadi hamba sesama manusia. Jika anda tidak segera menyediakan umur untuk berbuat baik, maka usiamu akan habis dalam berbuat yang tidak baik. Jika harta anda tidak segera dinafkahkan pada jalan yang mulia, maka harta itu akan habis pada jalan yang hina.”Ibn Qayyim al-Jauziyah.

memilih doa yang disukainya untuk dihaturkan dan disampaikan kepada Allah.

Rahasia Azan.

Bagian ini menuturkan beberapa hal yang disunnahkan bagi orang yang mendengar seruan azan. Hendaklah orang yang mendengar azan mengucapkan kalimat yang sama seperti yang diserukan muazin.

Setelah lafal-lafal azan tuntas diserukan, ucapkanlah doa berikut:

“Aku rida Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, serta Muhammad sebagai nabi dan rasul.”

Kemudian memohonlah kepada Allah agar Rasulullah menempati kedudukan sebagai wasilah serta mendapatkan keutamaan dan kemuliaan. Berdoalah pula agar beliau ditempatkan pada kedudukan yang tinggi dan terpuji.

Selanjutnya seorang hamba membaca shalawat untuk Rasulullah, barulah setelah itu ia berdoa memohon kepada Allah kebutuhan yang diinginkannya.

Itulah lima ibadah sunnah yang semestinya dilakukan seorang hamba ketika dan setelah mendengar azan.