2-2-1 Wujudnya Allah S.W.T. – Kajian Tijan ad-Durari

KAJIAN TIJAN AL-DURARI
Dilengkapi Tanya Jawab Seputar Tauhid

Penyusun: M. Fathu Lillah, M. Muqoyyimul Haq

Penerbit: Santri Salaf Press

BAB KEDUA

Sifat Wujud

 

فَيَجِبُ فِيْ حَقِّهِ تَعَالَى الْوُجُوْدُ

Maka Wajib dalam ḥaqq Allah ta‘ala, sifat Al-Wujūd/ada (الْوُجُوْدُ).

وَ ضِدُّخُ الْعَدَمُ.

Lawannya yaitu sifat Al-‘Adam/tidak (الْعَدَمُ).

وَ الدَّلِيْلُ عَلَى ذلِكَ وُجُوْدُ هذِهِ الْمَخْلُوْقَاتِ.

Dan dalil atas Allah ta‘ala itu ada yaitu adanya ciptaan (alam semesta beserta isinya baik yang nyata maupun yang ghaib dan sebagainya).

PROBLEMATIKA

1. Wujudnya Allah.

Sifat yang pertama bagi Allah s.w.t. adalah wujud. Apa yang dikehendaki dari wujudnya Allah s.w.t.?

Jawaban:

Wujudnya dzat bukan karena ‘illat.

 

Referensi:

تحفة المريد. ص. 34:

الْوُجُوْدُ أَيِ الذَّاتِيْ بِمَعْنَى أَنَّ وُجُوْدَهُ تَعَالَى لِذَاتِهِ لَا لِعِلَّةٍ أَيْ أَنَّ الْغَيْرَ لَيْسَ مَؤَثِّرًا فِيْ وُجُوْدِهِ تَعَالَى وَ لَيْسَ الْمُرَادُ أَنَّ الذَّاتَ أَثَرَتْ فِيْ نَفْسِهَا إِذْ لَا يَقُوْلُ لَهُ عَاقِلٌ إِلَى أَنْ قَالَ وَ أَمَّا الْوُجُوْدُ غَيْرُ الذَّاتِيْ لِوُجُوْدِنَا فَهُوَ بِفِعْلِهِ تَعَالَى.

Sifat yang pertama adalah wujud, maksudnya wujud dzatiyyahnya bukan karena ‘illat, maksudnya selain Allah tidak memberikan pengaruh apapun terhadap wujudnya Allah. Dan bukan pula yang dikehendaki dengan dzat adalah dzat memberikan pengaruh pada dirinya karena hal itu tidak diterima akal. Sedangkan wujud yang selainnya dzat seperti wujudnya kita (makhluk) itu disebabkan perbuatannya Allah s.w.t.

 

شرح تجان الدراري. ص. 34:

(فَيَجِبُ فِيْ حَقِّهِ تَعَالَى الْوُجُوْدُ) الذَّاتِي الَّذِيْ لَا يَقْبَلُ الْعَدَمَ أَزَلًا وَ لَا أَبْدًا. وَ هُوَ صِفَةٌ نَفْسِيَّةٌ أَيْ ثُبُوْتِيَّةٌ، يَدُلُّ الْوَصْفَ بِهَا عَلَى نَفْسِ الذَّاتِ دُوْنَ مَعْنَى زَائِدٍ عَلَيْهِ. وَ يَكْفِي الْمُكَلَّفُ أَنْ يَعْرِفَ أَنَّهُ تَعَالَى مَوْجُوْدٌ وُجُوْدًا وَاجِبًا، وَ لَا يَجِبُ عَلَيْهِ أَنْ يَعْرِفَ أَنَّ وُجُوْدَهُ تَعَالَى عَيْنُ ذَاتِهِ أَوْ غَيْرُ ذَاتِهِ، لِأَنَّ ذلِكَ مِنْ غَوَامِضِ عِلْمِ الْكَلَامِ.

Wajib bagi Allah s.w.t. bersifat wujud yakni wujud dzat yang tidak menerima tiada para zaman azali dan juga selamanya. Sifat ini dinamakan sifat nafsiyyah yaitu ketetapan. Sifat ini menunjukkan pada dzatnya bukan pada makna tambahan. Mencukupi bagi setiap orang mukallaf untuk mengetahui bahwa Allah s.w.t. itu wajib wujudnya dan tidak wajib untuk mengetahui wujudnya Allah dari sisi dzatnya atau bukan dzatnya, karena hal ini merupakan hal-hal yang sulit dalam ilmu kalam.

2 Komentar

  1. Alfi hUDA berkata:

    Mengapa cuma satu pertanyaan?

    1. Majlis Dzikir Hati Senang berkata:

      Salam Saudara Alfi Huda, Perlu kami sampaikan bahwa kami hanya memuat isi bukunya saja dan memang adanya seperti itu dalam bukunya. Selamat membaca & semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan ke Majlis Dzikir Hati Senang Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *