Sayangilah, Niscaya Kau Disayangi
Suatu ketika Rasūlullāh Saw. mencium cucunya, Al-Ḥasan ibn ‘Ālī r.a. Saat itu, seorang sahabat, Al-Aqra’ ibn Ḥārits at-Tamīmī ada di samping beliau. Menyaksikan betapa Rasūlullāh sangat mengasihi cucunya, Al-Aqra’ berkata: “Aku punya sepuluh anak, tetapi tidak pernah aku mencium seorang pun di antara mereka.” Rasūlullāh Saw. berujar: “Barang siapa yang tidak menyayangi, tidak akan disayangi.”
Dalam kesempatan yang lain, seorang ‘Arab Badui menemui Rasūlullāh Saw. dan berkata: “Aku melihatmu menciumi anak-anak kecil, sementara kami tidak pernah melakukannya!”
Rasūlullāh Saw. berkata: “Sungguh aku tidak punya kuasa sedikit pun untuk menolongmu seandainya Allah mencabut rahmat dari hatimu.”
Rasūlullāh Saw. merupakan sosok yang penuh kasih sayang. Setiap kali seseorang datang menemui beliau, pasti beliau memberinya harapan dan akan memenuhi harapannya jika beliau mampu dan memiliki apa yang diinginkan orang itu.
Salah seorang sahabat yang banyak meriwayatkan hadits beliau, yakni Anas ibn Mālik r.a. mengatakan: “Tidak pernah aku melihat orang yang paling mengasihi fakir miskin dibanding Rasūlullāh Saw.”
Dalam sebuah hadits, Rasūlullāh Saw. bersabda: “Orang yang punya rahmat pasti akan dirahmati ar-Raḥmān tabāraka wa ta‘ālā. Rahmatilah makhluk di bumi, niscaya kalian akan dirahmati Dia yang di atas langit” (HR Aḥmad).[]