Al-Imām al-Muzanī r.h. menyatakan:
Segala puji bagi Allah (Dzat) Yang Paling berhak untuk diingat….
Seharusnya, Allah adalah yang paling kita ingat selalu. Namun, kelemahan iman menyebabkan kita sering melupakan Allah. Karena itu, untuk mengingat-Nya kita butuh pertolongan-Nya. Nabi mengajarkan doa yang dibaca setelah tahiyyat sebelum salam:
اللهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَ شُكْرِكَ وَ حُسْنِ عِبَادَتِكَ.
Ya Allah, tolonglah saya untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan mempersembahkan ibadah terbaik untuk-Mu.
(HR. Al-Imām Abū Dāūd, al-Imām an-Nasā’ī, di-shaḥīḥ-kan oleh al-Imām Ibnu Khuzaimah, al-Imām Ibnu Ḥibbān dan asy-Syaikh al-Albānī).
Tidak ada sesuatu ibadah yang secara eksplisit Allah perintahkan dalam al-Qur’ān untuk diperbanyak tanpa batasan tertentu selain dzikir (mengingat Allah).
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللهَ ذِكْرًا كَثِيْرًا.
Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (mengingat Allah) dengan dzikir yang banyak.
(al-Aḥzāb [33]: 41)
Jika seseorang duduk di suatu tempat atau berbaring dan sepanjang itu sedetikpun tidak mengingat Allah, hal itu akan menjadi kekurangan dan penyesalan baginya pada hari kiamat.
مَنْ قَعَدَ مَقْعَدًا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ فِيْهِ كَانَتْ عَلَيْهِ مِنَ اللهِ تِرَةً وَ مَنِ اضْطَجَعَ مَضْجَعًا لَا يَذْكُرُ اللهَ فِيْهِ كَانَتْ عَلَيْهِ مِنَ اللهِ تِرَةً.
Barang siapa yang duduk di suatu tempat duduk, tidak mengingat Allah di tempat itu, maka akan menjadi “tirah” (kekurangan, penyesalan), dan barang siapa yang berbaring di suatu pembaringan tidak mengingat Allah padanya, akan menjadi “tirah” baginya.
(HR. Al-Imām Abū Dāūd, di-shaḥīḥ-kan oleh al-Imām al-Ḥākim, disepakati ke-shaḥīḥ-annya oleh al-Imām adz-Dzahabī).
Sekedar berbaringpun, jangan lupakan Allah. Jangan lupakan berdzikir kepada Allah. Ada suatu dzikir yang jika diucapkan ketika seseorang berbaring pada pembaringannya, Allah akan ampuni dosa-dosanya yang kecil, meski sebanyak buih di lautan. Dzikir itu adalah:
لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَ لَهُ الْحَمْدُ، وَ هُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، لَا حَوْلَ وَ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ، سُبْحَانَ اللهِ وَ الْحَمدُ للهِ وَ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ.
Tidak ada sesembahan yang haqq kecuali Allah satu-satunya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nyalah Kerajaan dan pujian, dan Dia Maha Berkuasa di atas segala sesuatu. Tidak ada upaya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah. Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Tidak ada sesembahan yang haqq kecuali Dia. Dialah Yang Terbesar.
(HR. Al-Imām Ibnu Ḥibbān dalan Shaḥīḥ-nya, dan di-shaḥīḥ-kan asy-Syaikh al-Albānī dalam ash-Shaḥīḥah no. 3414).
Barang siapa yang mengingat Allah, Allah akan mengingatnya. Jika Allah mengingat seseorang, maka itu adalah suatu anugerah yang terbesar.
فَاذْكُرُوْنِيْ أَذْكُرْكُم
Maka ingatlah Aku, niscaya Aku akan mengingat kalian…..
(al-Baqarah [2]: 152).
…أَنَا عِنْدَ ظَنَّ عَبْدِيْ بِيْ وَ أَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِيْ فَإِنْ ذَكَرَنِيْ فِيْ نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِيْ نَفْسِيْ وَ إِنْ ذَكَرَنِيْ فِيْ مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِيْ مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ….
Aku sesuai persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya, Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku pada sekumpulan (orang), niscaya Aku akan mengingatnya di kumpulan (makhluk) yang lebih baik dari mereka.
(HR. Al-Imām al-Bukhārī no. 6856 dan al-Imām Muslim no. 4832, 4851).
Shalat memiliki faedah dan manfaat yang sangat berlimpah. Di antaranya adalah mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Namun, manfaat tersebut masih kalah dengan manfaat satu lagi yaitu: Allah akan mengingat hamba itu ketika di benar-benar mengingat Allah dalam shalatnya.
وَ أَقِمِ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ لَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Dan tegakkanlah shalat sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan keji dan munkar, dan Allah mengingat kalian adalah lebih besar (manfaat dan keutamaannya).
(Al-Ankabūt [29]: 45)
Banyak berdzikir akan menyebabkan seseorang mendapatkan kesuksesan dan keberuntungan.
وَ اذْكُرُوا اللهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلَحُوْنَ
…Dan banyaklah berdzikir (kepada Allah) agar kalian beruntung
(Al-Anfāl [8]: 45 dan al-Jumu‘ah [62]: 10)