2-1-6 Pengertian Dalil Ijmali & Tafshili – Kajian Tijan ad-Durari

KAJIAN TIJAN AL-DURARI
Dilengkapi Tanya Jawab Seputar Tauhid

Penyusun: M. Fathu Lillah, M. Muqoyyimul Haq

Penerbit: Santri Salaf Press

6. Pengertian Dalil Ijmālī Dan Tafshīlī.

Apa pengertian dari dalil ijmālī dan dalil tafshīlī serta bagaimana prakteknya?

Jawaban:

Dalil ijmālī adalah dalil yang tidak mampu menjelaskan dan tidak mampu menolak syubhat-syubhat yang ada.

Praktek dalil ijmālī:

Jika ada yang bertanya kepadamu, apa dalil dari wujudnya Allah s.w.t.? Maka jawablah: Alam, tapi tidak mengetahui dari sisi mana kalau alam itu sebagai bukti wujudnya Allah s.w.t. Atau mengetahui namun tidak mampu menghilangkan syubhat (kerupaan) yang ada.

Praktek dalil tafshīlī:

Jika ada yang bertanya kepadamu, apa dalil dari wujudnya Allah s.w.t.? Maka jawablah: Alam dan ia mampu menjelaskan dalil tersebut serta dapat menghilangkan syubhat yang ada.

Referensi:

شرح تجان الدراري. ص. 2:

وَ الدَّلِيْلُ الْإِجْمَالِىُّ هُوَ الْمَعْجُوْزُ عَنْ تَفْسِيْرِهِ وَ دَفْعِ شُبْهِهِ. فَإِذَا قِيْلَ لَكَ: مَا الدَّلِيْلُ عَلَى وُجُوْدِهِ تَعَالَى؟ فَقُلْتَ: الْعَالَمُ، وَ لَمْ تَعْرِفْ جِهَةَ الدَّلَالَةِ هَلْ هِيَ حُدُوْثُهُ أَوْ إِمْكَانُهُ أَوْ هُمَا، أَوْ عَرَفْتَهَا وَ لَمْ تَقْدِرْ عَلَى فَكِّ الشُّبْهَةِ، فَهُوَ دَلِيْلٌ إِجْمَالِيٌّ. وَ أَمَّا إِذَا عَرَفْتَ جِهَةَ الدِّلَالَةِ وَ قَدَرْتَ عَلَى رَدِّ الشُّبْهَةِ فَهُوَ دَلِيْلٌ تَفْصِيْلِيٌّ. كَمَا إِذَا قِيْلَ لَكَ: مَا الدَّلِيْلُ عَلَى وُجُوْدِ تَعالَى؟ فَقُلْتَ: الْعَالَمُ، وَ قَدَرْتَ عَلَى تَصْوِيْرِ هذَا الدَّلِيْلِ، وَ عَرَفْتَ جِهَةَ الدِّلَالَةِ فِيْهِ، وَ قَدَرْتَ عَلَى فَكِّ شُبْهِهِ.

Dalil ijmālī adalah sebuah dalil yang tidak mampu menjelaskan dan menolak syubhat (keserupaan). Jika engkau ditanya: Apa dalil dari wujudnya Allah s.w.t.? Kemudian engkau menjawab: Alam dan engkau tidak mengetahui dilalahnya, apakah sifat barunya atau kemungkinannya atau kedua-duanya. Atau engkau mengetahui tapi masih belum mampu menghilangkan syubhat yang ada, maka hal yang seperti inilah disebut dalil ijmālī. Sedangkan kalau engkau mengetahui sisi dilalahnya dan mampu menolak syubhat yang ada maka ini dinamakan dalil tafshīlī. Misalnya engkau ditanya: Apa dalil wujudnya Allah s.w.t.? Kemudian engkau menjawab: Alam dan engkau mampu menggambarkan dalil ini dan mengetahui sisi dilalahnya serta mampu menghilangkan syubhat (keserupaan) yang ada.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *