11. Selamatnya Ayah dan Ibunya Nabi Muhammad s.a.w.
Apakah ayah dan ibunya Nabi Muhammad s.a.w. itu selamat dan beriman kepada Nabi Muhammad s.a.w.?
Jawaban:
Ya selamat dan beriman kepada Nabi Muhammad s.a.w.
Referensi:
كفاية العوام. ص. 26:
تَنْبِيْهٌ: إِذَا عَلِمْتَ أَنَّ أَهْلَ الْفَتْرَةِ نَاجُوْنَ عَلَى الرَّاجِحِ عَلِمْتَ أَنَّ أَبَوَيْهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ نَاجِيَانِ لِكُوْنِهِمَا مِنْ أَهْلِ الْفَتْرَةِ بَلْ هُمَا مِنْ أَهْلِ الْإِسْلَامِ لِإِحْيَائِهِمَا لَهُ فَآمَنَا بِهِ بَعْدَ الْبِعْثَةِ. وَ هذَا الْحَدِيْثُ هُوَ مَا رُوِيَ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ سَأَلَ رَبَّهُ أَنْ يُحْيِيَ لَهُ أَبَوَيْهِ أَحْيَاهُمَا لَهُ فَآمَنَا بِهِ ثُمَّ أَمَاتُهُمَا قَالَ السُّهَيْلِيْ وَ اللهُ قَادِرٌ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ لَهُ أَنْ يَخُصَّ نَبِيَّهُ بِمَا شَاءَ مِنْ فَضْلِهِ وَ يَنْعِمُ عَلَيْهِ بِمَا شَاءَ مِنْ كَرَامَتِهِ اهـــ.
“Peringatan: Jika engkau mengetahui bahwa sesungguhnya ahli fatrah (zaman peralihan) itu semuanya selamat menurut pendapat yang kuat, maka engkau akan mengetahui bahwa orang tua Nabi Muhammad s.a.w. juga selamat, karena keduanya termasuk dari ahli fatrah bahkan keduanya merupakan ahli Islam karena keduanya dihidupkan oleh Allah (karena permintaan Nabi) kemudian keduanya beriman kepada Nabi Muhammad s.a.w. Hadits yang menjelaskan tentang ini diriwayatkan oleh ‘Urwah, beliau dari Sayyidatina ‘A’isyah bahwasanya Rasulullah s.a.w. meminta kepada Tuhannya (Allah) untuk menghidupkan kembali kedua orang tuanya, kemudian Allah menghidupkan keduanya lalu keduanya beriman kepada Nabi Muhammad s.a.w. Kemudian Allah mencabut kembali ruh keduanya. Imam Suhail berkata: Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, bagi-Nya berhak mengkhususkan Nabinya dengan sesuatu yang Dia kehendaki dari anugerahnya dan memberi nikmat kepada Nabi-Nya dengan apa yang Dia kehendaki dari sifat Dermawan-Nya.”
Terima kasih guru .. Sehat selalu guru
Alhamdulillah semoga ilmu yang saya peroleh akan menjadi ilmu yang bermanfaat baik di dunia maupun di akherat kelak, Aamiin
Aamiiin aamiiin Ya Allah!
Asss..
Maaf saya mau bertanya.. mana yang paling benar bacaannya.. apakah ya rosululloh atau ya rosulalloh..
terima kasih mohon maaf sebelumnya.
Wa ‘alaikum salam. Yang benar adalah “Ya Rasulallah” karena ada “Ya” (Wahai) dan “Rasulallah” adalah Isim yang berbentuk idhafah (disandarkan) dan tanda akhir untuk kata yang disandarkan adalah nashab (fathah).
Semoga bermanfaat. Aamiiinx3 ?
Maaf ustad.. bagaimana kalau dibaca ya rosululloh boleh tidak dan bisa tidak…
Mohon balasannya terima kasih.
Salam sobat Dede Kamaludin.
Sebagaimana penjelasan kami sebelumnya; kalau mengikuti tata Bahasa Arab yang benar adalah “Ya Rasulallah” dan tetap salah kalau dibaca “Ya Rasulullah”. Untuk mengetahui lebih lanjut sobat bisa merujuk ke “Bab-ul-Munada” dalam kitab al-Ajrumiyyah/Jurumiyyah.
Tetapi kalau dalam konteks bahasa Indonesia seperti kebiasaan di sini dibaca “Rasulullah” kemudian ditambah “Ya (wahai)” dan tetap dibaca “Rasulullah” tidak apa-apa kalau dianggap berbahasa Indonesia. Semoga bermanfaat. Terima kasih.
Assalamualaikum wrwb.maaf syeikh mau bertanya.di atas disebutkan dlm kitab kifayatul awam shohifah 62 itu di dlm kitab kifayatul awam yang kuning atau dishohifah kitab kifayatul awam yg mana…?
mohon jawaban nya.
syukron.
wassalaam
Wa ‘alaikum salam wr. wb. Mohon maaf sebelumnya atas keterlambatan kami dalam menjawab pertanyaan sobat ?. Jawaban kami adalah sbb: Kemungkinan besar yang adalah kitab kuningnya tetapi tidak dapat kami pastikan karena kitab kuning kifayat-ul-awam belum kami miliki. Sebenarnya kami berenca untuk membuat satu bagian khusus kitab kuning tetapi belum terlaksana. Mohon doanya agar In sya Allah dapat terlaksana. Terima kasih.
Terima kasib ustad atas jawabannya.
Alhamdulillahi wa syukru lillah, sama-sama sobat. ?