1-8 Air Memancar Dari Sela-Sela Jari Rasulullah Saw – 115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah

115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasūlullāh Saw

Oleh: FUAD ABDURAHMAN
(Penulis buku bestseller The Great of Two Umars)

Penerbit: Penerbit Noura Books
(PT Mizan Publika)

Untuk kedua orangtuaku:
Ma’mun Fudholi ibn K.H. Ahmad Fudholi
Siti Sobariyah

Untuk dua guruku:
Al-‘Allamah Al-Ustadz Qurtubi (Alm.)
Drs. K.H. Pepe Syafi‘i Mukhtar (Alm.)

Diketik Oleh: Zahra’

Air memancar dari Sela-Sela Jari Rasūlullāh Saw.

Suatu hari para sahabat berada di sebuah tempat persinggahan di pasar Madīnah. Saat waktu ‘Ashar tiba, Rasūlullāh Saw. meletakkan tangannya pada sebuah wadah, dan sekitar 300 orang laki-laki berwudhū’ dari wadah itu. Anas r.a. yang meriwayatkan kisah ini berkata: “Aku melihat air memancar dari sela-sela jarinya.”

Keajaiban serupa terjadi dalam peristiwa Ḥudaibiyah. Jābir r.a. menuturkan bahwa saat kaum Muslim berkemah di Ḥudaibiyah, banyak di antara mereka yang mengalami kehausan. Mereka menemui Rasūlullāh Saw. mengadukan keadaan itu sambil membawa sebuah bejana berisi sedikit air. Rasūlullāh Saw. memasukkan tangannya ke bejana itu dan para sahabat melihat air memancar dari sela-sela jarinya bagaikan mata air.

“Berapa jumlah kalian?” tanya Rasūlullāh kepada Jabir.

“Sekitar 1500 orang,” jawab Jābir.

“Air itu, in syā’ Allāh cucup untuk kalian semua.”

Benar saja, semua Muslim yang ada di Ḥudaibiyah saat itu dapat minum hingga puas dari wadah air yang telah diberkahi Rasūlullāh Saw.

Jābir r.a juga meriwayatkan bahwa dalam peristiwa Buwaith, pasukan Muslim kehabisan bekal air sehingga banyak di antara mereka yang duduk lemah kehausan. Mereka mendatangi Rasūlullāh Saw. dan mengadukan keadaan itu. Maka, beliau meminta sebuah mangkuk dan menuangkan sedikit air ke dalamnya, lalu meletakkan kedua tangannya ke mangkuk itu. Tiba-tiba, air memancar dari sela-sela jarinya.

Lalu, mangkuk itu diberikan kepada seorang sahabat yang kemudian minum darinya. Mangkuk itu berputar dari satu sahabat kepada sahabat lain hingga semua orang di sana dapat minum hingga puas. Air dalam wadah tak juga habis.

Dalam perjalanan menuju medan perang Tabuk, kaum Muslim melewati sebuah tempat yang sangat gersang. Mereka dilanda dahaga yang sangat menyiksa. Beberapa orang diperintahkan mencari sumber air hingga akhirnya salah seorang menemukan sebuah mata air tetapi airnya sangat sedikit, tidak akan cukup untuk memberi minum semua pasukan. Ia segera menemui Rasūlullāh Saw. dan melaporkan temuannya. Maka, Rasūlullāh Saw. dan Mu‘ādz ibn Jabal bergegas pergi menuju mata air itu. Tiba di sana, beliau menggerakkan sebuah benda yang mengambang di atas air sehingga benda itu bergerak dan berputar-putar. Rasūlullāh Saw. membasuh wajahnya, kedua tangannya, dan mengulanginya lagi. Tiba-tiba air di mata air itu menenggelamkan benda-benda yang mengambang di atasnya, lalu mata air itu mengeluarkan suara yang sangat keras seperti petir.

Dan, tiba-tiba Mu‘ādz ibn Jabal melihat mata air itu memancarkan air dengan sangat deras sehingga mata air itu makin penuh.

“Bergegaslah, Mu‘ādz. Jika kau hidup lebih lama, kau akan melihat padang gersang ini penuh dengan taman dan kebun yang subur,” ujar Rasūlullāh Saw.

Maka, Mu‘ādz segera memenuhi wadah-wadah kosong dengan air dan menyerahkannya kepada pasukan yang kehausan. Mata air itu terus memancarkan air segar hingga semua pasukan minum dengan puas.[]

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *