Satu Uqiyah yang Membuat Resah
Suatu hari seseorang menemui Rasūlullāh Saw. dan meminta beliau mendoakannya. Beliau berkata: “Duduklah. Allah akan mengaruniakan rezeki kepadamu.” Tidak lama kemudian, datang lagi orang kedua dan ketiga. Seperti kepada orang pertama, beliau berkata: “Duduklah. Allah akan mengaruniakan rezeki kepadamu.” Terakhir datang orang keempat sambil membawa empat uqiyah. Ia berkata: “Wahai Rasūlullāh, aku datang untuk menyerahkan sedekah.”
Rasūlullāh Saw. memanggil orang pertama dan memberinya satu uqiyah (40 dirham). Begitu pula dengan orang kedua dan ketiga, masing-masing mendapatkan satu uqiyah. Masih tersisa satu uqiyah dan Rasūlullāh Saw. menawarkannya kepada semua yang hadir, tetapi tak seorang pun mau menerimanya.
Saat malam tiba, Rasūlullāh Saw. meletakkan satu uqiyah itu di bawah bantalnya. Namun, beliau tidak bisa memejamkan mata sehingga beliau bangkit dan mendirikan shalat. Istri beliau, ‘Ā’isyah r.a., bertanya: “Wahai Rasūlullāh, adakah sesuatu terjadi padamu?”
“Tidak,” jawab Rasūlullāh Saw.
“Apakah datang perintah dari Allah?”
“Tidak.”
“Malam ini aku melihatmu melakukan sesuatu yang belum pernah kaulakukan sebelumnya,” ujar ‘Ā’isyah seraya mengeluarkan uqiyah itu.
“Itulah yang membuatku resah. Aku takut datang perintah dari Allah, sedangkan aku belum mengerjakan perintah sebelumnya.”
Pada kesempatan yang berbeda: Rasūlullāh Saw. memasuki rumah salah seorang istrinya, Ummu Salamah. Wajah beliau tampak muram. Ummu Salamah sangat khawatir dan bertanya: “Wahai Rasūlullāh, apa gerangan yang terjadi sehingga wajahmu muram?”
Rasūlullāh Saw. menjawab: “Karena masih ada tersisa tujuh dinar yang diberikan kepadaku kemarin, belum dibagikan dan masih tersimpan (di tempat tidurku.)”[]