1-0 Penjelasan Doktrin-Doktrin Keyakinan Kaum Salaf – Rambu-rambu Berteologi Imam al-Ghazali

RAMBU-RAMBU BERTEOLOGI
(Judul Asli: Iljām-ul-‘Awāmi ‘an ‘Ilm-il-Kalām)

Oleh: Imām al-Ghazālī

Alih Bahasa: Kamran As‘ad Irsyady
Penerbit: Pustaka Sufi

PENJELASAN DOKTRIN-DOKTRIN KEYAKINAN KAUM SALAF

Ketahuilah! Sesungguhnya kebenaran yang tulus dan unreserved (tanpa syarat) menurut kalangan ahli kognitif (ahl-ul-bashā’ir) adalah madzhab Salaf, yaitu madzhab para Shaḥābat dan Tābi‘īn. Dan berikut ini saya paparkan penjelasannya beserta alasan demonstratif (burhān)-nya.

Kesejatian madzhab Salaf adalah yang benar menurut kami. Setiap orang awam yang telah sampai ke tangannya sebuah hadits dari sabda-sabda Nabi wajib memegang teguh 7 hal: taqdīs (menyucikan), tashdīq (membenarkan), i‘tirāfu bil-‘ajz (mengakui kelemahan), as-sukūt (diam), imsāk (menahan diri), kaff (mengekang diri), kemudian taslīm (menyerahkannya pada para pakar (ahl-ul-ma‘rifah)).

Taqdīs berarti menyucikan Tuhan dari atribut badaniah dan implikasi-implikasinya.

Tashdīq berarti mempercayai apa yang disabdakan oleh Nabi s.a.w., dan meyakini bahwa apa yang disebutkannya adalah kebenaran, karena Rasūlullāh selalu berkata benar. Dan apa yang beliau ucapkan dan inginkan adalah kebenaran.

(i‘tirāfu bil-‘ajz) Mengakui kelemahan diri dalam hal ini berarti ia sadar bahwa urusan mengetahui maksud dan kandungan hadits adalah di luar batas kemampuannya. Hal tersebut bukanlah urusan dan pekerjaannya.

(as-sukūt) Diam berarti tidak mempertanyakan keseluruhan maknanya dan tidak terjebak untuk menggelutinya, serta menyadari bahwa mempertanyakan hal tersebut adalah bid‘ah (mengada-ada). Sebab menggelutinya hanya akan membahayakan agamanya, malah-malah ia bisa kafir lantaran menggelutinya tanpa disertai dengan kesadaran yang memadai.

Imsāk berarti tidak berbuat macam-macam mengubah dan mengubah redaksi hadits dengan bahasa lain, apalagi menambahi, mengurangi, menggabungkan, dan mempretelinya, melainkan cukup melafalkannya dengan redaksi hadits, serta hal-hal lain seperti meng-īrād (quatasi), meng-i‘rāb, men-tashrīf, dan men-formulasi ulang.

Kaff berarti menahan bathinnya dari mengutak-atik dan memikirkannya.

Dan terakhir, (taslīm) menyerahkannya pada yang ahli, artinya bahwa seorang yang awam tidak berburu-buru mengklaim bahwa jika hal tersebut samar, maka para ahli juga tidak mampu, karena kadang hal itu samar juga bagi Rasulullah s.a.w., para nabi, kalangan shiddīqīn (pembenar), dan para wali Allah.

Berikut ini 7 kewajiban yang diyakini kewajibannya oleh segenap kaum Salaf untuk dipegang teguh dan diamalkan oleh setiap orang awam. Mereka tidak seyogianya menyangka bahwa kaum Salaf telah berbeda pendapat mengenai satu masalah pun dalam hal tersebut. In syā’ Allāh kami akan menjelaskan panjang lebar satu per satu tugas tersebut.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *