05-3 Tujuan Indra & Organ Manusia – Desain Ilahi

DESAIN ILAHI
Dalil Keterciptaan Alam

Diterjemahkan dari Chance or Creation: God’s Design in the Universe
Karangan: Abū ‘Utsmān al-Jāhiz

Penerjemah: Satrio Wahono
Penerbit: PT SERAMBI ILMU SEMESTA

(Diketik oleh: IBU DWI WIDY)

Rangkaian Pos: 005 Manusia - Desain Ilahi

TUJUAN INDRA DAN ORGAN MANUSIA

Siapa yang menjadikan kelopak mata sebagai pelindung, rongga mata sebagai lobang tempat mata berfungsi, kemudian melengkapinya dengan dahi dan alis? Siapa yang menyelubungi hati dan rongga dada, dan menutupinya dengan pelindung – serangkaian iga, daging, dan otot, yang membentuk tempat pelindung yang ringan – dan menjadikannya sebagai motor penggerak tangan, kaki, serta indra? Lalu, siapa yang menjadikan hati sebagai tempat bersemayamnya roh? Siapa yang menyusun dua pipi dalam tenggorokan untuk menghindarkan manusia dari bahaya tersedak. Karena masuknya makanan dalam kerongkongan? Siapa yang menjadikan kerongkongan sebagai saluran udara untuk menghindari hawa panas dalam hati itu?

Siapakah yang membuat lubang pembuangan urine dan feses, lubang yang bisa mengejan dan mengendalikan kotoran sehingga kotoran tidak keluar terus menerus dan mempermalukan manusia? Seberapa banyak hal-hal serupa yang bisa kita hitung? Jumlah hal itu sebenarnya jauh melebihi bayangan kita. Perut diciptakan kuat dan berotot untuk mencerna makanan keras. Hati dibuat halus untuk menyerap esensi makanan – fungsi yang lebih ringan dibandingkan perut. Sum-sum halus dilindungi dengan ditempatkan dalam lubang-lubang tulang, aliran darah dalam pembuluh mengalir bagaikan air melewati pipa, dan hal ini untuk menjaga supaya aliran darah tidak berhenti. Kuku diciptakan diujung jari supaya terlindung ketika bekerja. Bagian dalam telinga berpilin supaya dapat menyampaikan suara ke pusat pendengaran. Adapula yang menunjukkan bahwa bentuk spiral itu menahan ketajaman angin sehingga tidak melukai bagian dalam telinga. Manusia memiliki daging lebih pada pantatnya agar terlindung dari tanah ketika duduk. Seseorang yang tubuhnya lemah dan dagingnya telah melembek tentu akan menderita jika tidak ada tabir antara dirinya dengan tanah.

Siapa yang menjadikan manusia itu pria dan wanita kalau bukan Dia supaya manusia bisa berkembang-biak? Siapa yang menjadikan manusia bisa berkembang biak, kalau bukan Dia yang membuat mereka bisa mati? Siapa yang memberikan manusia sarana berkerja kalau bukan Dia yang memfitrahkan manusia untuk bekerja? Siapa yang memfitrahkan manusia untuk bekerja kalau bukan Dia yang membuat manusia dalam keadaan membutuhkan? Siapa yang menjadikan manusia dalam keadaan membutuhkan kalau bukan Dia yang merawat mereka? Siapa yang menganugerahkan manusia dengan rasio kalau bukan Dia yang menentukan bahwa manusia itu akan dimintai pertanggungjawaban? Siapa yang memberikan manusia keahlian kalau bukan Dia yang memberikan harta benda untuk mereka? Siapa yang memberikan harta benda untuk manusia kalau bukan Dia yang akan menanyai mereka tentang harta itu? Siapa yang membekali manusia dengan segala keahlian, kalau bukan Dia yang nikmat-Nya tak terhitung untuk kita syukuri? Dia Mahatinggi dan Mahasuci dan nikmat-Nya tak terhingga.

Dalam mengungkapkan bahwa manusia itu diciptakan secara terencana. Aristoteles mengatakan, dalam hati ada lubang yang letaknya menempel dengan lubang paru-paru untuk ventilasi hati. Jika lubang itu tidak bersatu, atau terpisah, udara tidak bisa mencapai hati dan hal ini berakibat fatal. Bisakah seorang berakal mengakui klaim bahwa susunan sempurna seperti itu terjadi dengan sendirinya? Tidakkah mereka menengok ke dalam hati untuk menemukan bukti nyata yang bisa menepis klaim seperti itu? Jika Anda melihat sebuah pintu dengan sebuah kaitan di satu sisi, apakah Anda kira kaitan itu tidak memiliki fungsi ataukah Anda berkesimpulan bahwa kaitan itu tersangkut dengan grendel pada sisi lain pintu, sehingga keduanya memiliki fungsi yang berguna? Binatang jantan juga membutuhkan pasangan. Ia memiliki organ reproduksi yang bisa masuk ke dalam rongga betina. Mereka bercampur untuk berkembang biak dan melanjutkan kelestarian species mereka. Biarlah, Epikurus (Epicurus) dan orang lain sepertinya musnah jika hati mereka tertutup dari penciptaan menakjubkan ini, sehingga mereka menolak adanya niatan dan rencana dibalik penciptaan itu. Jika selalu lemas, bagaimanakah penis pria bisa mencapai vagina untuk menanam benih? Jika penis selalu tegak, bagaimana seseorang pria akan berguling di tempat tidur atau berjalan di depan umum dengan benda bergelantung tegak di depannya itu? Selain kelihatan jelek, hal ini juga akan merangsang birahi pria dan wanita, sehingga mereka semuanya selalu ingin bersenggama, dan hal ini akan merusak diri mereka sendiri. Jadi penis diciptakan lemas supaya tidak mencolok dan tidak menyusahkan kaum pria. Tetapi, penis memberikan kemampuan untuk mengeras sehingga bisa digunakan untuk pembuahan demi melestarikan spesies. Bukankah ditempatkannya toilet di belakang adalah tanda arsitektur yang baik? Sama pula, saluran keluar feses ditempatkan dalam bagian paling privat manusia: bagian ini tidak mencuat keluar, melainkan tersembunyi dalam bagian rahasia tubuh, yaitu pantat? Jika muncul keinginan buang hajat besar, dan orang duduk untuk melakukan itu, Anda akan mendapati dubur itu melancip ke bawah untuk mengeluarkan kotoran.

GIGI, RAMBUT DAN KUKU

Renungkanlah bagaimana gigi diciptakan untuk manusia: gigi seri dibuat untuk memotong dan mengoyak makanan; gigi geraham dibuat untuk melumat dan mengunyah; keduanya saling melengkapi. Renungkanlah rancangan Tuhan dalam penciptaan rambut dan kuku. Karena rambut dan kuku bisa memanjang, sesekali kita perlu memotongnya. Dan untungnya, rambut dan kuku tidak memiliki rasa, sehingga ketika kita memotong keduanya, kita tidak akan merasa sakit. Jika memotong rambut dan kuku menimbulkan rasa sakit, manusia pasti akan terperangkap dalam dua pilihan buruk; membiarkan kuku rambut tumbuh panjang hingga rontok sendiri – dan ini beban yang berat – ataukah berusaha memotongnya dan merasakan sakit? Jika rambut didalam mata, bukankah manusa akan buta? Jika rambut tumbuh dalam mulut, bukankah manusia tidak akan enak makan dan minum? Jika rambut tumbuh diatas kepalan tangan, bukankah ini akan mengurangi fungsi meraba tangan dan mengganggu fungsi tangan lain, seperti menyalami misalnya? Jika rambut tumbuh dalam vagina wanita atau pada penis pria, bukankah ini akan mengganggu kenikmatan bersenggama? Renungkanlah hikmah mengapa rambut tidak tumbuh pada bagian-bagian tubuh tadi, dan mengapa bagian tubuh lain ditumbuhi rambut. Hal ini tidak hanya berlaku untuk manusia, tapi juga untuk binatang. Anda akan mengamati bagian-bagian manusia yang sudah tersebut diatas, pada binatang pun juga tidak memiliki rambut, dan alasannya pun sama. Tidakkah Anda menyadari bagaimana penciptaan menghindari segala yang tidak bermanfaat, dan hanya memberikan sesuatu yang bermanfaat? Ketika kaum Manikean (dan orang-orang sejenis) berusaha mencari cacat pada alam, mereka mengkritik mengapa rambut itu tumbuh di atas lutut, dibawah ketiak, di paha dan di daerah kelamin. Padahal, rambut ini, tumbuh dalam iklim yang cocok untuk bagian-bagian ini, seperti lumut tumbuh di rawa. Tidakkah Anda tahu, bahwa bagian-bagian itu lebih tersembunyi dan lebih cocok untuk rambut dibandingkan bagian-bagian tubuh lainnya? Susunan yang demikian membebani manusia tanggung jawab: kewajiban merawat tubuh, membersihkan dari debu dan rambut itu.

LUDAH

Perhatikanlah manfaat ludah. Ludah dibuat mengalir terus ke mulut untuk melembabkan tenggorokan dan tonsil. Jika tenggorokan dan tonsil kering, manusia akan mati. Manusia tidak bisa menelan makanan tanpa kelembaban untuk melumas makanan tersebut. Hippocrates mengatakan, “Kelembaban adalah pelumas makanan.” Cairan semacam empedu itu mengalir ke bagian dalam tubuh, tempat cairan itu lebih bermanfaat.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *