05-1 Dari Rahim Hingga Pubertas – Desain Ilahi

DESAIN ILAHI
Dalil Keterciptaan Alam

Diterjemahkan dari Chance or Creation: God’s Design in the Universe
Karangan: Abū ‘Utsmān al-Jāhiz

Penerjemah: Satrio Wahono
Penerbit: PT SERAMBI ILMU SEMESTA

(Diketik oleh: IBU DWI WIDY)

Rangkaian Pos: 005 Manusia - Desain Ilahi

BAB LIMA

MANUSIA

DARI RAHIM HINGGA PUBERTAS

Kini saya akan beralih ke penciptaan manusia. Saya akan mengungkap bukti adanya kebijaksanaan, perencanaan, dan tindakan Tuhan. Pertama, rancangan sistem pendukung buat janin dalam rahim; ketika janin tidak bisa mencari makanan atau melindungi dirinya sendiri, darah ibulah yang memberinya makan sebagaimana air menghidupi tanaman. Kontraksi yang mengguncang janin untuk terlahir ke dunianya yang baru terjadi ketika janin sudah tuntas berkembang, tubuhnya tumbuh kuat, kulitnya sudah bisa menghadapi udara dan matanya sudah mampu melihat cahaya. Setelah si bayi lahir, dada sang ibu akan mengalirkan darah, yang akan berubah menjadi sejenis makanan yang cocok buat sang jabang bayi. Jadi, si orok mendapatkan susu yang dibutuhkannya. Ketika lahir, anak itu sudah memiliki bibir untuk menghisap dan merasakan dua buah payudara ibunya bagaikan labu kecil yang bergelayut untuk memenuhi kebutuhannya. Ketika tubuh dan ususnya masih lemah, sang bayi terus menghisap susu. Ketika sudah bisa bergerak dan membutuhkan nutrisi untuk memperkuat tulang dan dagingnya, gigi anak itu akan tumbuh. Ia pun bisa mengunyah makanan supaya lebih mudah ditelan. Perkembangan selanjutnya terjadi ketika sang anak menginjak pubertas. Jika anak itu laki-laki, dagunya akan ditumbuhi janggut – tanda kelakiannya – ketika dia melewati masa kanak-kanak dan sudah tidak lagi mirip dengan wanita. Jika perempuan, wajahnya tetap tidak ditumbuhi bulu sehingga tetap segar dan halus, sehingga menarik perhatian pria dan proses pelestarian species manusia pun terjaga.

Kini, pikirkanlah struktur manusia dan rencana besar yang memungkinkan mereka melewati berbagai tahap ini. Mungkinkah hal ini terjadi karena kebetulan? Renungkanlah jika darah tidak mengalir pada janin dalam rahim, tidaklah janin itu akan mati bagaikan tanaman tanpa air? Jika pada saat puncak pertumbuhannya janin tidak diguncang oleh kontraksi, tidakkah ia akan tetap dalam rahim, bahaikan anak perempuan yang dikubur ketika lahir? Jika anak itu tidak mendapat susu ketika lahir, bukankah anak itu akan mati kelaparan atau mati karena memakan sesuatu yang membahayakan serta tidak cocok bagi tubuhnya? Jika giginya tidak tumbuh, sang bayi tidak akan bisa mengunyah makanan dan hanya bisa menghisap, sehingga tubuhnya tidak akan mampu bekerja. Hal ini tentu akan merepotkan ibunya hingga tidak ada waktu untuk merawat anak lainnya. Jika wajah pria tidak ditumbuhi bulu, tidaklah dia akan tampak seperti anak kecil atau wanita, dan penampilannya pun jadi tidak berwibawa? Siapa lagi yang bisa membawa manusia pada tahap-tahap perkembangan ini sesuai jadwal jika bukan Dia yang menciptakan manusia dari ketiadaan dan yang menyediakan segala sesuatu yang baik buat mereka? Jika kebetulan bisa menjelaskan susunan luar biasa ini, kita harus mengatakan bahwa rencana dan rancangan itu terjadi secara kebetulan belaka, dan hal ini jelas absurd.

PERKEMBANGAN MENTAL

Lihatlah manusia dari sisi lain, saat lahir, ia bodoh dan tidak memiliki pengetahuan. Jika saat dilahirkan memiliki pengetahuan dan kesadaran, ia pasti akan kebingungan ketika melihat hal-hal yang tidak diketahui dan belum pernah dilihatnya. Bandingkan hal ini dengan seorang remaja yang ditawan di sebuah negara asing setelah dia memiliki pengetahuan dan kesadaran. Dia akan kebingungan dan tidak akan memperlajari bahasa dan menerima latihan sebaik seorang anak yang tumbuh dalam lingkungannya sendiri. Sama pula, jika seorang anak terlahir dengan kesadaran dan pengetahuan, dia akan menolak digendong, disusui, dibedong, dan dibuai dalam ayunan, meskipun sebenarnya dia tidak bisa bertahan hidup tanpa semua itu, mengingat tubuhnya yang masih lemah dan rapuh saat lahir. Kita juga tidak akan memasuki dunia ini dalam keadaan bodoh dan tidak mengetahui apa yang dilakukan manusia. Si bayi dengan sedikit pengetahuan mengambil segala benda, kemudian pengetahuannya secara bertahap meningkat hingga dia terbiasa dengan benda-benda dan belajar menggunakannya. Dia berubah dari keadaan takjub kebingungan menjadi mampu mengurus diri sendiri serta terlibat dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, jika saat terlahir anak memiliki pemahaman penuh dan keadaan mandiri, tidak akan ada proses membesarkan anak. Orang tua tidak akan mendapatkan manfaat dari membesarkan anak mereka. Hilang pula kewajiban anak untuk menghargai orang tuanya dengan kebaikan dan kesantunan. Anak-anak juga tidak akan akrab dengan orang tua mereka, pun sebaliknya. Sebab, anak-anak tidak lagi membutuhkan perawatan dan pendidikan dari orang tua. Akibatnya, anak-anak akan menyebar sendiri dan tidak akan mengenal lagi orang tua mereka, demikian pula sebaliknya. Sang anak juga bisa saja bersetubuh dengan ibu atau anaknya, karena dia tidak mengenal mereka. Kemungkinan terakhir yang mengerikan adalah jika anak keluar dari rahim ibunya, sementara dia memiliki kesadaran penuh dan melihat bagian tubuh ibunya yang baginya sah-sah saja atau tidak haram untuk dilihat.

Bukankah sudah jelas bahwa segala sesuatu dalam penciptaan itu dibuat secara sempurna, dan tidak ada yang tidak sesuai, baik besar maupun kecil? Buku-buku kedokteran dan filosofi memberitahu kita bahwa sebuah janin terbentuk dari cairan pria dan wanita yang bercampur. Pria menyuntikkan cairannya (sperma – peny) ke rahimnya wanita dan wanita memuncratkan cairannya ke dalam rahimnya sendiri. Di rahim itulah kedua cairan bertemu dan menghasilkan janin dengan kehendak dan kekuasaan Tuhan.

ORGAN-ORGAN REPRODUKSI

Lihatlah, betapa organ-organ hubungan seksual pria dan wanita diciptakan secara sempurna. Karena perlu menyuntikkan sperma pada lawan jenisnya, pria diberikan alat yang memanjang sehingga sperma pun bisa mencapai rahim. Di sisi lain, wanita yang dituntut mewadahi pencampuran kedua cairan dan mengandung janin hingga berkembang penuh, diberikan organ berlubang demi tujuan itu.

BAGIAN TUBUH

Pikirkan bagaimana setiap bagian tubuh dirancang demi memenuhi tujuannya tangan untuk memegang, kaki untuk berjalan, mata untuk memandu, telinga untuk mendengar, hidung untuk mencium, mulut untuk makan, perut untuk mencerna, hati untuk fungsi pembersihan, anus untuk buang air, pembuluh untuk mengantarkan sari makanan, dan alat kelamin untuk reproduksi. Demikian pula jika Anda merenungkan semua bagian lainnya; Anda akan mendapati betapa semuanya itu dirancang begitu sempurna dan serasi.

Jika Anda menyatakan bahwa semua itu dilakukan oleh alam, kami akan bertanya kepada Anda tentang alam ini. Apakah alam itu sesuatu yang memiliki pengetahuan dan kekuatan untuk melakukan semua itu? Jika Anda mengatakan bahwa alam itu memiliki pengetahuan dan kekuasaan, lalu kenapa Anda menolak menerima eksistensi Sang Pencipta? bukankah pengetahuan dan kekuasaan itu adalah sifat-sifatnya? Jika, di sisi lain, Anda menyatakan bahwa alam melakukan semua itu tanpa niatan dan pengetahuan, Anda telah mengatakan hal yang absurd. Anda talah mengesampingkan segala kesempurnaan yang berada di sekitar Anda. Kesempurnaan tidak mungkin ada tanpa pengetahuan dan niatan. Maka, jelaslah semua itu merupakan perbuatan Sang Pencipta, dan apa yang Anda sebut alam tidak lain adalah cara kerja Sang Pencipta ini.

BAGAIMANA SARI MAKANAN SAMPAI KE TUBUH

Perhatikanlah bagaimana sari makanan sampai ke tubuh. Makanan masuk ke perut dan dicerna di dalamnya, kemudian dikirimkan ke hati melalui pembuluh-pembuluh sempit. Pembuluh ini berfungsi sebagai saringan, sehingga tidak ada yang kasar masuk ke hati dan melukainya. Sebab, hati sangat rentan terhadap benda-benda kasar. Hati kemudian mengubah hasil cernaan itu menjadi darah, dan mengalirkannya ke seluruh tubuh melalui urat nadi, bagaikan kanal yang menyalurkan air untuk mengairi seluruh daratan. Ampas dan sisa kemudian dikirim ke satu wadah. Zat seperti empedu ini kemudian mengalir ke kantong empedu yang menempel pada hati, empedu hitam ke limpa dan cairan ke kandung kemih.

STRUKTUR TUBUH

Renungkanlah betapa sempurnanya rancangan struktur tubuh kita. Tubuh adalah tempat organ-organ berfungsi dan susunan saluran-saluran yang membawa ampas keluar sehingga ampas itu tidak mengendap dan merusak tubuh. Jika Anda ingin memperbesar sebuah benda kecil yang terbuat dari tawas, tembaga, atau lilin, bisakah Anda melakukannya tanpa memecahkan benda itu untuk kemudian di bentuk ulang dan memulai dari kepala? Kemudian, renungkanlah bagaimana tubuh seorang anak dan semua organnya tumbuh, sementara esensi dan bentuknya tak berubah. Lebih mengagumkan lagi, cara bayi berkembang dalam rahim, satu tempat yang tidak bisa dijangkau tangan dan tak bisa dilihat mata, namun mampu melahirkan bayi yang rupawan yang dilengkapi berbagai unsur yang diperlukan bagi kesejahteraan sang bayi – perut, lengan, dan kaki, serta cairan tubuh yang menyempurnakan struktur tulang, lemak, otot, pembuluh nadi, sumsum dan tulang rawan.

Pikirkanlah apa yang membedakan manusia dari makhluk Tuhan lainnya: bagaimana manusia itu dimuliakan dan ditempatkan di atas binatang. Manusia diciptakan bisa berdiri dan duduk tegak, bisa memegang benda dengan tangan mereka, serta bisa memanfaatkan dan mengerjakan sesuatu dengan benda-benda itu. Jika manusia diciptakan berbentuk horizontal, seperti binatang berkaki empat, mereka tidak akan bisa berbuat demikian. Untuk alasan ini, kata manusia dalam bahasa Yunani diturunkan dari kata “makhluk mulia yang mampu berkontemplasi,” menurut Plato, atau dari kata “melihat keatas” menurut sumber yang lain.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *