SIAPA YANG MENGENAL DIRINYA
DIA MENGENAL TUHANNYA
Apa makna ucapan para ulama:
“Siapa yang mengenal dirinya, sungguh ia mengenal Tuhannya?
Makna kalimat ini adalah bahwa mengenal diri itu merupakan jalan untuk mengenal Allah.
Sekiranya seseorang memperhatikan kelemahan, kekurangan, dan kebutuhan dirinya, serta memperhatikan bahwa ia tidak sanggup mendatangkan manfaat untuk dirinya dan tidak mampu menolak mudharat terhadapnya, tahulah ia bahwa dirinya memiliki Tuhan dan Pencipta Yang Maha Tunggal yang menciptakannya, mencurahkan anugerah kepadanya, menilai usahanya, serta membalas perbuatannya.
Ia menjadikan semua itu sebagai dasar petunjuk baginya atas kedudukannya sebagai seorang hamba yang mempunyai Tuhan dan bahwa urusannya berada di tangan selain dirinya, yaitu Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Demikian pula jika seseorang memperhatikan awal mula kejadiannya. Sebelumnya ia berada pada ketiadaan yang tiada memiliki wujud. Lalu Allah s.w.t. menjadikannya ada semata-mata sebagai anugerah dan karunia. Dia menciptakannya dari setetes air dan sperma yang menjijikkan. Kemudian Dia memberinya rupa serta membelah dua pendengaran dan penglihatannya hingga membentuknya dalam sebaik-baik bentuk. Lalu Dia menghiasinya dengan kebanggaan-kebanggaan yang berharga dan kedudukan-kedudukan yang tinggi, baik yang bersifat agama maupun dunia.
Allah s.w.t. berfirman:
وَ لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِّنْ طِيْنٍ. ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِيْ قَرَارٍ مَّكِيْنٍ. ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِيْنَ
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (QS. al-Mu’minūn [23]: 12-14).