Hati Senang

04 Kisah Nabi Hud A.S. – Kisah 25 Nabi & Rasul

KISAH 25 NABI DAN RASŪL Diserti Dalil-dalil al-Qur’ān   Penyusun: Mahfan, S.Pd. Penerbit: SANDRO JAYA

4. KISAH NABI HŪD A.S.

Kaum ‘Ād

Nabi Hūd a.s. adalah putra Sām bin Nūḥ, jadi ia adalah cucu Nabi Nūḥ a.s.. Nabi Hūd a.s. diutus ke tengah-tengah kaumnya yang sangat durhaka. Mereka adalah suku ‘Ād yang berbadan kuat dan besar. Suku ‘Ād bertempat tinggal di sebelah utara Ḥadramaut, Yaman Selatan.

Kaum ‘Ād dikaruniai tanah yang subur lengkap dengan sarana irigasi yang baik. Air seolah memancar dari segenap penjuru untuk menyirami dan menyuburkan tanah pertanian dan perkebunan mereka. Berkat karunia Allah ini, mereka hidup makmur, mereka dapat membangun tempat tinggal yang indah dan megah, bangunan-bangunan dan istana-istana yang mewah.

Kecenderungan manusia selalu lalai. Bila kemakmuran dan kemewahan sudah tercapai mereka lupa diri dan hanya memperturutkan hawa nafsunya yang tak kenal puas. Mereka lupa akan penciptanya, mereka lupa bersyukur. Bukan Allah yang mereka sembah tetapi berhala-berhala yang mereka buat dengan “Shamūd,” “Shada,” dan “al-Haba.”

Ajaran Nabi Hūd Kepada Kaum ‘Ād

Nabi Hūd adalah seorang yang berlapang dada, berbudi tinggi, pengasih, penyantun, sabar namun cerdas dan tegas. karena kesesatan kaumnya yang semakin menjadi-jadi, Nabi Hūd a.s. menyeru mereka menyembah Allah dan meninggalkan sesembahan berhala dan batu. Allah s.w.t. berfirman:

وَ إِلَى عَادٍ أَخَاهُمْ هُوْدًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَا لَكُمْ مِّنْ إِلهٍ غَيْرُهُ أَفَلَا تَتَّقُوْنَ

Artinya:

Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum ‘Ād saudara mereka, Hūd. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertaqwa kepada-Nya?” (QS. al-A‘rāf: 65)

Dengan penuh ikhlas dan sabar Nabi Hūd a.s. menyeru ummatnya yang telah sesat: “Wahai kaumku, kalian telah menempuh jalan yang keliru dan sesat. Batu-batu berhala yang kalian sembah tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak mampu memberikan kebaikan maupun kemelaratan. Hanya Allah yang pantas kalian sembah. Dialah yang memberikan rizki berlimpah ruah sehingga kalian dapat hidup makmur di muka bumi ini. Allah yang menghidupkan kita dan mematikan kita. Ingatlah, Allah akan menghidupkan kembali di akhirat guna mempertanggungjawabkan perbuatan kita di muka bumi. Siapa yang beramal baik akan mendapat pahala surga yang penuh dengan kenikmatan. Sebaliknya siapa yang berbuat jahat dan kemaksiatan akan menerima siksa dan penghinaan.”

Ajakan Nabi Hūd ini malah dilecehkan oleh kaumnya. mereka berkata: “Mana bisa orang yang mati akan hidup kembali. Itu hanya omong kosong dan bualanmu saja. Orang hidup hanya sekali. Susah senang ya hanya di muka bumi ini. Kalau sudah mati ya sudah, tidak ada urusan lagi.”

Mereka bahkan berani mencerca Nabi Hūd. Dan perbuatannya makin keterlaluan. Kemaksiatan merajalela. Mereka tidak mau menerima Nabi Hūd sebagai utusan Allah bahkan mengejeknya, sebagai orang bodoh tidak berakal. Kisah tentang perilaku kaum ‘Ād terhadap Nabi Hūd a.s. dan ajakannya untuk beriman dan beribadah kepada Allah serta bersyukur kepada-Nya terdapat pada al-Qur’ān Surat asy-Syu‘arā’ ayat 123-138.

‘Adzab Bagi Kaum ‘Ād

Allah menurunkan ‘adzab atas kedurhakaan mereka. Bangsa ‘Ād kemudian ditimpa musim kemarau panjang selama tiga tahun. Tak ada setetes hujan sama sekali dalam kurun itu. Rusaklah lahan pertanian dan perkebunan yang mereka banggakan selama ini. Bahaya kelaparan mengancam di mana-mana. Dalam keadaan demikian Nabi Hūd masih berkenan memberikan peringatan kepada kaumnya dan menyeru mereka agar segera bertaubat. Allah s.w.t. berfirman:

وَ يَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًا وَ يَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَ لَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِيْنَ

Artinya:

(Nabi Hūd a.s. berkata) “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (QS. Hūd: 52)

Karena hebatnya keingkaran kaum ‘Ād terhadap ajaran Nabi Hūd a.s. maka jatuhlah keputusan Allah terhadap mereka. Bagaimana gagah beraninya manusia di muka bumi ini, apabila datang siksaan Allah, maka semuanya pun akan binasa, seketika itu.

Tiba-tiba terlihat di langit awan yang hitam terbentang panjang. Semua mata penduduk melihat ke atas. Maka berkatalah mereka yang ingkar. “Lihatlah awan itu. Sebentar lagi hujan akan turun untuk menyiram tanah dan tanaman-tanaman kita, dan memberi minum kepada binatang-binatang ternak kita.” Nabi Hūd a.s. berkata kepada mereka: “Itu bukan awan Rahmat, tetapi awan yang membawa angin Samun, yang akan membinasakan kamu semuanya, angin yang penuh dengan ‘adzab yang amat pedih.”

Kemudian mulailah angin berhembus dengan dahsyat. Binatang-binatang ternak mereka berhamburan keluar dan terbang dibawa angin. Begitu pula semua benda milik mereka. Gunung-gunung pun menjadi hancur. Mulailah kaum ‘Ād merasa takut dan berlarian kesana-kemari untuk mencari perlindungan. Mereka masuk ke rumah masing-masing. Selama delapan hari tujuh malam angin siksaan itu bertiup hebat, sehingga kaum ‘Ād roboh bergelimpangan dan mati seperti pohon-pohon yang tumbang. Allah s.w.t. berfirman:

وَ أَمَّا عَادٌ فَأُهْلِكُوْا بِرِيْحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ. سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَ ثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُوْمًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيْهَا صَرْعَى كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ. فَهَلْ تَرَى لَهُمْ مِّنْ بَاقِيَةٍ

Artinya:

Adapun kaum ‘Ād maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus; maka kamu lihat kaum ‘Ād pada waktu itu mereka mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon korma yang telah kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka.” (QS. al-Ḥāqqah: 6-8)

Sementara itu, Nabi Hūd a.s. beserta pengikutnya yang beriman berada di dalam keselamatan. Allah s.w.t. berfirman:

وَ لَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا هُوْدًا وَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِّنَّا وَ نَجَّيْنَاهُمْ مِّنْ عَذَابٍ غَلِيْظٍ

Artinya:

Dan tatkala datang ‘adzab Kami, Kami selamatkan Hūd dan orang-orang yang beriman bersama dia dengan Rahmat Kami; dan Kami selamatkan (pula) mereka (di akhirat) dari ‘adzab yang berat.” (QS. Hūd: 58)

Pelajaran yang Dapat Diambil dari Kisah Nabi Hūd a.s.

  1. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Bila Allah hendak menurunkan bencana kepada suatu kaum, tidak ada seorangpun yang dapat menghalangi.
  2. Allah akan meng‘adzab orang yang ingkar dan durhaka kepada-Nya, serta akan memberikan pahala dan balasan yang setimpal bagi orang yang taat dan patuh kepada-Nya.

3.Kekayaan dan kekuasaan hendaknya tidak membuat kita lupa kepada Allah, bahkan memacu kita untuk semakin dekat dengan Allah.

Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.