04 Iman Kepada Kitab Allah- Intisari Ilmu Tauhid

قَطْرُ الْغَيْث
INTISARI ILMU TAUHID
Terjemah dari Kitab Qathr-ul-Ghaits.

Pengarang: Asy-Syaikh Naser bin Muhammad as-Samarqandi
& asy-Syaikh Muhammad bin ‘Umar al-Jawi
 
 
Penerjemah: Muhammad Tsaqief
Penerbit: MUTIARA ILMU

BAB IV

ĪMĀN KEPADA KITAB ALLAH

مَسْئَلَةٌ إِذَا قِيْلَ لَكَ:

كَيْفَ تُؤْمِنُ بِالْكُتُبِ؟

فَالْجَوَابُ إِنَّ اللهَ أَنْزَلَ الْكُتُبِ عَلَى أَنْبِيَائِهِ وَ هِيَ مُنَزَّلَةٌ غَيْرُ مَخْلُوْقَةٍ قَدِيْمَةٌ بِغَيْرِ تَنَاقُضٍ. وَ مَنْ شَكَّ فِيْهَا مِنْ آيَةٍ أَوْ كَلِمَةٍ فَقَدْ كَفَرَ.

S: “Apabila ditanyakan kepada engkau: “Bagaimana anda berīmān kepada kitab?

J: “Sesungguhnya Allah s.w.t. telah menurunkan kitab-kitabNya kepada para Nabi-Nya, kitab-kitab itu diturunkan bukan diciptakan (bukan makhluk), bersifat qadīm tanpa ada pertentangan. Barang siapa ragu terhadap satu ayat atau satu kalimat saja dari kitab-kitab tersebut, maka ia kāfir.”

Keterangan:

Allah s.w.t. telah menurunkan kitab-kitab kepada para Nabi-Nya, kitab-kitab itu diturunkan kepada para Rasūl (utusan) di Lauḥ-ul-Maḥfūzh atau melalui lisan Malaikat, dia bukan makhluk artinya kitab-kitab tersebut susunan Allah s.w.t. bukan susunan makhluk, dari segi makna yang dimaksud dari kitab-kitab tersebut adalah qadīm, karena kitab-kitab tersebut dari Allah s.w.t., karena itu tidak ada pertentangan dalam makna dan maksud kalimat-kalimatnya, seperti satu ayat membatalkan ayat lainnya, dalam kitab-kitab yang asli tidak terjadi demikian, Allah s.w.t. berfirman:

أَفَلَا يَتَدَبَّرُوْنَ الْقُرْآنَ، وَ لَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللهِ لَوَجَدُوْا فِيْهِ اخْتِلَافًا كَثِيْرًا. (النساء: 82).

Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur’ān? Kalau sekiranya al-Qur’ān itu bukan dari sisi Allah tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” (QS. an-Nisā’: 82).

Apabila kitab al-Qur’ān itu dari ucapan-ucapan manusia, tentu orang-orang yang menelitinya mendapati banyak pertentangan dalam maknanya, ketidakcocokan berita-beritanya dengan kenyataan dan perbedaan susunannya, ada yang fasih dan ada yang kacau. Andaikata al-Qur’ān itu dari manusia pasti di dalamnya didapati pertentangan yang banyak atau perbedaan yang kecil. Tetapi al-Qur’ān itu dari Allah s.w.t. karenanya tidak dijumpai di dalamnya sedikitpun pertentangan.

Orang yang meragukan terhadap kitab-kitab yang diturunkan kepada Rasūl, seperti tidak berīmān kepada salah satu kitab dari kitab-kitab Allah itu, baik berupa satu ayat atau satu kalimat, maka orang itu benar-benar kāfir.

MASALAH BERAPAKAH KITAB YANG DITURUNKAN KEPADA PARA NABI.

مَسْئَلَةٌ إِذَا قِيْلَ لَكَ:

كَمْ كِتَابًا أُنْزِلَ عَلَى أَنْبِيَائِهِ؟

فَالْجَوَابُ مِائَةُ كِتَابٍ وَ أَرْبَعَةُ كُتُبٍ. أَنْزَلَ اللهُ مِنْهَا عَشْرَ كُتُبٍ عَلَى آدَمَ (ع) وَ أَنْزَلَ اللهُ تَعَالَى مِنْهَا خَمْسِيْنَ كِتَابًا عَلَى شِيْتٍ (ع) وَ أَنْزَلَ اللهُ تَعَالَى مِنْهَا ثَلَاثِيْنَ كِتَابًا عَلَى إِدْرِيْسَ (ص) وَ أَنْزَلَ اللهُ تَعَالَى مِنْهَا عَشْرَ كُتُبٍ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ (ع) وَ أَنْزَلَ اللهُ تَعَالَى الْإِنْجِيْلَ عَلَى عِيْسَى (ع) وَ أَنْزَلَ اللهُ تَعَالَى التَّوْرَةَ عَلَى مَوْسَى وَ أَنْزَلَ اللهُ تَعَالَى الزَّبُوْرَ عَلَى دَاوُوْدَ (ع) وَ أَنْزَلَ اللهُ تَعَالَى الْقُرْآنَ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى (ص).

S. “Apabila ditanyakan kepada engkau: “Berapa jumlah kitab yang diturunkan kepada para Nabi?

J: “Kitab yang diturunkan kepada para Nabi itu ada 104 kitab. Sepuluh kitab di antaranya diturunkan kepada Nabi Syīts a.s., tiga puluh kitab kepada Nabi Idrīs a.s., sepuluh kitab diturunkan kepada Nabi Ibrāhīm a.s., satu kitab Injīl diturunkan kepada Nabi ‘Īsā a.s., satu kitab Taurāt diturunkan pada Nabi Mūsā a.s., satu kitab Zabūr diturunkan kepada Nabi Dāwūd a.s., dan satu kitab al-Qur’ān diturunan kepada Nabi Muḥammad s.a.w., Nabi yang terpilih.”

Keterangan:

Kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah s.w.t. kepada para rasulnya secara keseluruhan ada 104 buah, seratus di antaranya berupa shuḥuf (lembaran-lembaran) dan empat di antaranya berupa kitab.

Di antara seratus Shuḥuf itu diturunkan kepada:

  1. Nabi Ādam a.s., bapak manusia yang bergelar Shafiyyullāh (kekasih Allah) sebanyak sepuluh shaḥīfah.
  2. Nabi Syīts a.s., yaitu putra Nabi Ādam yang paling tampan, paling mulia, paling mirip ayahnya (Ādam) dan paling dicintainya, beliau ini hidup selama 172 tahun tahun, shuḥuf yang diturunkan kepadanya sebanyak lima puluh buah.
  3. Allah menurunkan 30 kitab kepada Nabi Idrīs kakek Nabi Nūḥ a.s. Nama Nabi Nūḥ adalah “Akhnūkh” atau “Khanūkh”. Dinamakan Idrīs karena banyaknya membaca kitab-kitab Allah. Beliau orang yang pertama kali menulis dengan qalam (pulpen), pengarang Ilmu Nujūm (Astrologi) dan Ilmu Ḥisāb (Hitung). Beliau juga orang yang pertama kali menjahit baju lalu dipakai. Para manusia sebelum Idrīs sama mengenakan baju kulit. Nabi Idrīs a.s. juga orang yang pertama kali membuat senjata (pedang) dan memerangi orang-orang kāfir.
  4. Nabi Ibrāhīm a.s., ada sepuluh shuḥuf yang diturunkan oleh Allah kepadanya, menurut suatu riwayat, bahwa di dalam shuḥuf Nabi Ibrāhīm ada kalimat-kalimat yang maksudnya demikian:

يًنْبَغِيْ لِلْعَاقِلِ أَنْ يَكُوْنَ حَافِظًا لِلِسَّانِهِ عَارِفًا بِزَمَانِهِ مُقْبِلًا عَلَى شَأْنِهِ.

Sesungguhnya orang yang berakal sempurna itu dapat menjaga lisannya, mengetahui zamannya dan konsentrasi pada urusannya.”

Adapun yang berupa kitab itu ada empat macam, yaitu:

  1. Injīl, diturunkan pada Nabi ‘Īsā bin Maryam a.s.
  2. Taurāt, diturunkan pada Nabi Mūsā bin ‘Imrān a.s.

Sebagian ‘ulamā’ berkata: Injīl dan Taurāt adalah dua nama yang berasal dari bahasa ‘Ibrānī. Menurut sebagian ‘ulamā’ lain dari bahasa Suryānī, seperti kitab Zabūr.

Kitab yang diturunkan kepada Nabi Mūsā itu dinamai Taurāt, karena di dalam kitab ini terdapat nūr yang sebab nūr ini seseorang dapat keluar dari kesesatan menuju petunjuk, sebagaimana seseorang dapat keluar dari kegelapan kepada cahaya sebab api (lampu). Menurut sebagian ‘ulamā’ dinamai demikian, karena sebagian besar isinya berupa catatan-catatan dan penegasan-penegasan.

Kitab yang diturunkan kepada Nabi ‘Īsā a.s. dinamakan Injīl, karena menurut sebagian ‘ulamā’ di dalam kitab ini terdapat perluasan keterangan yang tidak ada pada Taurāt, karena di dalam kitab Injīl ini terdapat penghalalan hal-hal yang diharamkan dalam Taurāt. Menurut pendapat lain karena kitab (Injīl) ini mengeluarkan keringkasan petunjuk Taurāt.

  1. Zabūr, diturunkan kepada Nabi Dāwūd a.s. beliau adalah salah satu pengikut Nabi Mūsā dengan jarak waktu yang amat jauh.
  2. Al-Qur’ān, diturunkan kepada Nabi Muḥammad s.a.w. secara berangsur dan bertahap dalam waktu dua puluh tiga tahun sesudah ditulis dalam Shuḥuf dan diturunkan sekaligus pada malam Lailat-ul-Qadar di Bait-ul-‘Izzah, yaitu sebuah tempat di langit, al-Qur’ān juga disebut al-Furqan karena kitab ini dengan tegas membedakan antara yang haqq dan yang bathil dan karena dia diturunkan secara terpisah-pisah waktunya selama bertahun-tahun. Kitab ini disebut al-Qur’ān, karena dia menempati kitab Taurāt, Injīl, dan Zabūr dalam seringnya dibaca.

Allah ta‘ālā menurunkan al-Qur’ān kepada Nabi Muḥammad s.a.w. yang terpilih. Beliau adalah putra Sayyid ‘Abdullāh bin ‘Abd-il-Muththalib bin Hāsyim bin ‘Abdi Manāf bin Qushay bin Kilāb bin Ka‘ab bin Lu’ayi bin Ghālib bin Fihr bin Mālik bin Nadhar bin Kinānah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyās bin Mudhar bin Nizār bin Ma‘ad bin Adnān dari putra Ismā‘īl bin Ibrāhīm a.s.

Jawaban tersebut adalah sebagaimana diriwayatkan dalam suatu hadits:

عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ أَنَّهُ سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ (ص) كَمْ أَنْزَلَ اللهُ تَعَالَى مِنْ كِتَابٍ فَقَالَ مِائِةٌ وَ أَرْبَعَةُ كُتُبٍ مِنهَا عَلَى آدَمَ عَشْرُ صُحُفٍ وَ عَلَى شِيْثٍ خَمْسُوْنَ صَحِيْفَةً وَ عَلَى أَخْنُوْخٍ وَ هُوَ إدْرِيْسُ ثَلَاثُوْنَ صَحِيْفَةً وَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ عَشْرُ صَحَائِفَ وَ التَّوْرَاةُ وَ الْإِنْجِيْلُ وَ الزَّبُوْرُ وَ الْفُرقَانُ.

Bersumber dari Ubaiy bin Ka‘ab, bahwasanya ia pernah bertanya kepada Rasūlullāh s.a.w.: “Berapa kitab yang telah diturunkan oleh Allah?” Beliau menjawab: Seratus empat kitab, sepuluh shaḥīfah diturunkan kepada Nabi Ādam, lima puluh shaḥīfah diturunkan kepada Nabi Syīts, tiga puluh shaḥīfah diturunkan kepada Nabi Akhnūkh yakni Nabi Idrīs, sepuluh shaḥīfah diturunkan kepada Nabi Ibrāhīm, kemudian kitab Taurāt, Injīl, Zabūr, dan al-Furqān.

Hadits ini sebagaimana diriwayatkan oleh Imām as-Sarbinī dalam tafsirnya. Pada dasarnya tidak ada ketentuan jumlah kitab yang diturunkannya oleh Allah, karena perbedaan-perbedaan riwayat yang ada, tetapi yang penting bagi setiap orang wajib berīmān, sesungguhnya Allah. Telah menurunkan kitab-kitab dari sisi-Nya dan mengenalkan empat kitab saja dari kitab-kitab tersebut.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *