04-2 Binatang – Desain Ilahi

DESAIN ILAHI
Dalil Keterciptaan Alam

Diterjemahkan dari Chance or Creation: God’s Design in the Universe
Karangan: Abū ‘Utsmān al-Jāhiz

Penerjemah: Satrio Wahono
Penerbit: PT SERAMBI ILMU SEMESTA

(Diketik oleh: IBU DWI WIDY)

Rangkaian Pos: 004 Binatang - Desain Ilahi

BAB EMPAT

BINATANG

(Bagian 2 dari 4)

 

FISIOLOGI

Posisi Vagina

Pikirkanlah: buat apa punggung binatang pengangkut beban itu dibuat horizontal dan ditopang oleh empat kaki, kalau bukan supaya kuat untuk ditunggangi dan dimuati beban? Buat apa vagina binatang ini dibuat menonjol dari belakang, kalau bukan supaya si pejantan bisa membuahinya? Jika vagina binatang beban berada di bawah perut seperti wanita, si pejantan tidak bisa membuahinya. Bukankah si pejantan tidak bisa berhadapan langsung dengan si betina sebagaimana seorang pria berhubungan dengan wanita? Buku Aristoteles mengenai binatang menyatakan bahwa vagina gajah betina ada di bagian bawah perutnya, ketika tiba-tiba hendak bersenggama, vagina itu naik dan muncul di hadapan gajah jantan untuk dimasuki, pikirkanlah, sifat vagina gajah yag dibuat berbeda dengan binatang lainnya. Hal ini demi memudahkan terjadinya prokreasi.

Bulu dan Rambut

Lihatlah bagaimana tubuh binatang ditutupi bulu untuk melindungi dari dingin dan rasa sakit. Kaki binatang dilapisi berbagai jenis kuku agar terlindung dan tidak aus. Karena tidak berakal, tidak memiliki tangan dan jari untuk memintal dan menenun, binatang dilindungi dari cidera oleh penutup permanen yang tidak perlu diperbaharui. Sebaliknya, manusia memiliki akal dan tangan untuk bekerja: manusia bisa menenun, memintal, serta memakai baju, dan mengubahnya lagi. Dari berbagai segi semua ini bermanfaat bagi manusia dengan bekerja, manusia mendapatkan kenikmatan dari melepaskan dan mengenakan pakaian; manusia juga menikmati kenyamanan dan kebahagiaan ketika mengumpulkan semua busana indah setiap saat. Selain itu, manusia memperoleh kesenangan dalam bertelanjang suatu saat dan berpakaian di saat lain; dan manusia mengerahkan segala daya kreasinya untuk melindungi kaki mereka. Jadi, bagi binatang, rambut dan bulu berfungsi sebagai busana, dan kuku sebagai sepatu.

 

BINATANG LIAR YANG SEKARAT MENYEMBUNYIKAN DIRI MEREKA SENDIRI

Perhatikanlah sifat-sifat khas binatang liar lainnya: tak seperti manusia, binatang liar tidak mengubur kawan mereka yang mati – lalu, kemanakah bangkai-bangkai binatang itu? Kita tidak melihat bangkai binatang, padahal sebetulnya bangkai itu ada. Bahkan, lebih banyak bangkai binatang dibandingkan mayat manusia. Bandingkanlah jumlah binatang yang kita temui di padang pasir: berbagai jenis rusa, kambing gunung, dan kijang; berbagai binatang pemangsa seperti singa, hyna, serigala, harimau dan lain-lain; berbagai serangga terbang dan melata; dan sekumpulan burung – burung gagak, belibis, angsa, burung bangau, merpati dan burung pemangsa. Ke mana perginya semua itu? Mengapa kita tidak melihat bangkai mereka? Jika pun melihat, paling sesekali saja dalam bentuk tangkapan pemburu atau pemangsa. Rasio menuntut bahwa ketika akan mati, binatang pasti menyembunyikan diri di tempat rahasia dan mati di sana. Jika tidak demikian, alam pasti akan dipenuhi bangkai yang akan mengotori udara serta menyebarkan penyakit dan wabah. Renungkanlah bagaimana tindakan itu, yang diketahui manusia lewat pemikiran dan renungan, dijadikan sebagai fitrah dalam diri binatang demi menghindarkan manusia dari bencana. Sedangkan burung dan serangga yang tinggal ditengah-tengah manusia, mereka tidak diberikan insting seperti yang ada dalam binatang liar karena manusialah yang akan mengubur mereka demi menghindarkan diri dari penyakit. Semua fakta ini menandakan dunia tidak tercipta secara kebetulan dan serampangan.

 

WAJAH BINATANG

Renungkanlah wajah binatang tunggangan. Matanya ada di depan, sehingga bisa melihat kedepan dan tidak membentur tembok atau terperosok dalam lubang. Dengan demikian, ia dan beserta penunggangnya selamat. Mulutnya terbuka didasar moncong. Sehingga bisa menggigit makanan. Jika mulut itu berada di depan moncong, seperti mulut dan dagu manusia, ia tak akan mampu mengambil makanan dari tanah. Tidak maukah Anda mengakuinya bahwa manusia itu tidak bisa mengambil makanananya dengan mulutnya, melainkan harus dengan tangan? Karena tidak memiliki tangan untuk mengambil makanan, mulut binatang-binatang ini diciptakan terbuka di ujung moncong, supaya mereka mudah memasukkan dan mengunyah makanan itu. Ia juga diberikan bibir untuk mengumpulkan makanan sehingga tidak berjatuhan.

Jika ada yang meragukan manfaat ekor, kami akan mengatakan bahwa ekor itu memiliki banyak manfaat. Pertama ekor bagaikan kutup yang menutup anus dan vagina. Biasanya ada kotoran terkumpul di sekitar anus dan perut, sehingga dikerubungi lalat, nyamuk dan kutu. Maka, dengan ekornyalah binatang itu mengusir serangga pengganggu ini. Selain itu, binatang mendapatkan kesenangan dari menggerakkan ekor dan menggerakkannya ke kanan dan kiri, karena tubuh binatang ditopang oleh empat kaki, dan kaki depan sudah sibuk membawa tubuh sehingga mereka tidak dapat bergerak bebas dan berpaling; binatang mendapatkan kesenangan dari menggunakan ekor. Ada lagi manfaat lain yang tidak kita ketahui, dan yang mungkin dilewatkan orang karena kegunaan itu hanya tampak pada saat-saat tertentu, misalnya, binatang bisa terpeleset dan jatuh ke lumpur dan dia baru bisa berdiri jika ditopang oleh ekor.

 

BELALAI GAJAH

Perhatikanlah belalai gajah dan rencana subtil yang tampak darinya. Belalai berfungsi seperti tangan, mengambil dan membawa makanan atau minuman ke mulut. Tanpa belalai, gajah tidak akan mampu mengambil apa pun dari tanah, karena ia harus menjulur bagai binatang ternak. Karena gajah tidak memiliki leher, ia diberikan belalai panjang untuk memenuhi kebutuhannya. Belalai dibuat berlubang sebagai sarana penyimpan makanan dan minuman yang kemudian menyalurkannya ke perut. Disamping digunakan untuk memberi serta mengambil sesuatu, belalai juga dimanfaatkan gajah sebagai senjata. Siapakah yang bisa memberikan sesuatu sebagai pengganti kekurangan kalau bukan Sang Pencipta yang Maha Pengasih terhadap makhluk-Nya? Bagaimana mungkin hal ini terjadi secara kebetulan, sebagaimana dikatakan oleh orang-orang bodoh?

Jika Anda bertanya, “Mengapa gajah tidak diciptakan dengan leher seperti binatang ternak?” Kami menjawab, “Sepengetahuan kami, kepala, telinga, dan gading itu besar dan sangat berat. Jika semuanya ditaruh pada leher, ia akan lemah dan patah karena keberatan. Kepalanya dibuat melekat langsung kepada tubuhnya untuk mencegah hal ini; kemudia, gajah diberikan belalai panjang sebagai pengganti leher, untuk menggapai kebutuhannya. Hal ini begitu rapi, sehingga keragaman dalam penciptaan merupakan petunjuk kuat adanya kekuasaan dan rancangan Sang Pencipta.” Ada binatang yang mengambil makanan dengan belalainya, ada yang melalui lehernya, ada yang menggunakan paruhnya, ada pula yang paruhnya mengarah menuju dada, ada yang mengarah ke samping, ada yang dibuat lebar, ada yang dibuat sempit, dan ada yang seperti kuku. Semua itu dibuat sesuai dengan fungsinya, yaitu untuk mengambil atau berburu makanan. Ada binatang yang melata menggunakan perut, ada yang berjalan dengan dua kaki, dan ada yang berjalan dengan empat kaki. Semua ini menunjukkan kekuasaan Tuhan-Alam Semesta untuk menciptakan apa yang Dia inginkan dan Dia berkuasa atas segala sesuatu.

 

JERAPAH

Renungkanlah penciptaan jerapah. Karena berkepala dan berkulit seperti harimau, berleher seperti onta, dan berkuku seperti sapi yang menurut sebagian orang berasal dari berbagai pejantan. Kata mereka, sifat ini bermula dari berbagai binatang liar yang menyetubuhi binatang ternak yang hendak minum air. Dari sinilah terjadi pengembangan biakan jerapah. Tetapi teori ini sulit dipertahankan secara rasional. Sebab, hanya sedikit binatang yang bisa membuahi spesies binatang lain yang berbeda: kuda tidak bisa membuahi onta, dan onta tidak bisa membuahi sapi. Pembuahan hanya terjadi antara jenis binatang yang hubungannya dekat: kuda bisa mebuahi keledai dan beranakan bagal; serigala bisa membuahi hyna dan beranakkan lycaon. Tapi, hasil pembuahan ini tidak memiliki organ khas., tidak seperti jerapah yang satu sisi memiliki organ seperti kuda, dan di sisi lain seperti onta. Hasil pembuahan itu biasanya memiliki campuran antara kedua induknya, sebagaimana bisa kita lihat pada bagal. Anda akan mendapati kepala, pantat, dan kuku bagal itu agak mirip dengan kuda dan juga mirip keledai. Bahkan, suaranya pun mirip antara ringkikan kuda dan keledai.

Hal ini menunjukkan bahwa jerapah itu bukanlah, sebagaimana banyak diklaim, hasil dari pembuahan berbagai binatang. Jerapah adalah ciptaan luar biasa Tuhan yang mencerminkan kekuasaan-Nya yang tak tertandingi dan menunjukkan bahwa Dialah Pencipta beragam jenis binatang. Dia berwenang menaruh organ macam apa pun kepada berbagai binatang dengan organ yang khas. Leher panjang jerapah menguntungkan binatang ini. Sebab, sebagaimana dikemukakan ahli, leher itu memanjang dan bisa menjangkau dedaunan pada pohon-pohon tinggi. Jerapah perlu leher panjang untuk mengambil makanan dari pucuk-pucuk pohon semacam itu.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *