(Bagian 4 dari 6)
حَدَّثَنَا أَبُوْ بَكْرِ بْنُ مَالِكٍ، ثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، حَدَّثَنِيْ أَبِيْ، ثَنَا سَيَّارٌ، ثَنَا جَعْفَرٌ، ثَنَا حَازِمٌ الْعَبْدِيُّ، حَدَّثَنِيْ شَيْخٌ، مِنْ أَهْلِ الشَّامِ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا ذَرٍّ، رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ يَقُوْلُ: «مَنْ أَرَادَ الْجَنَّةَ فَلْيَصْمِدْ صَمَدَهَا»
542. Abū Bakar bin Mālik menceritakan kepada kami, ‘Abdullāh bin Aḥmad bin Ḥanbal menceritakan kepada kami, Abū Sayyār menceritakan kepada ku, Ja‘far menceritakan kepada kami, Ḥāzim al-‘Abdī menceritakan kepada kami, seorang syaikh dari Syam menceritakan kepada ku, dia berkata: Aku mendengar Abū Dzarr r.a. berkata: “Barang siapa menginginkan surga, maka hendaklah dia menuju Tuannya.”
حَدَّثَنَا أَبُوْ بَكْرِ بْنُ مَالِكٍ، ثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، حَدَّثَنِيْ أَبِيْ، ثَنَا عَبْدُ الرَّحْمنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، ثَنَا عَبْدُ الرَّحْمنِ بْنُ فَضَالَةَ، عَنْ بَكْرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ، رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: «يَكْفِيْ مِنَ الدُّعَاءِ مَعَ الْبِرِّ مَا يَكْفِي الْمِلْحُ مِنَ الطَّعَامَ»
543. Abū Bakar bin Mālik menceritakan kepada kami, ‘Abdullāh bin Aḥmad bin Ḥanbal menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada ku, ‘Abd-ur-Raḥmān bin Mahdi menceritakan kepada kami, ‘Abd-ur-Raḥmān bin Fadhālah menceritakan kepada kami, dari Bakr bin ‘Abdullāh, dari Abū Dzarr r.a., dia berkata: “Cukupnya doa setelah berbuat kebajikan itu seperti cukupnya garam untuk makanan.”
حَدَّثَنَا أَبِيْ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ بْنِ يَحْيَى، ثَنَا يَعْقُوْبُ الدَّوْرَقِيُّ، ثَنَا عَبْدُ الرَّحْمنِ، ثَنَا قُرَّةُ بْنُ خَالِدٍ، عَنْ عَوْنِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: قَالَ أَبُوْ ذَرٍّ: «هَلْ تَرَى النَّاسَ مَا أَكْثَرَهُمْ، مَا فِيْهِمْ خَيْرٌ إِلَّا تَقِيٌّ أَوْ تَائِبٌ»
544. Ayahku menceritakan kepada kami, Muḥammad bin Ibrāhīm bin Yaḥyā menceritakan kepada kami, Ya‘qūb ad-Dauraqī menceritakan kepada kami, ‘Abd-ur-Raḥmān menceritakan kepada kami, Qurrah bin Khālid menceritakan kepada kami, dari ‘Aun bin ‘Abdullāh, dia berkata: Abū Dzarr berkata: “Apakah kamu memperhatikan manusia, bagaimana keadaan kebanyakan mereka? Tidak ada kebaikan pada diri mereka selain orang yang bertakwa atau orang yang bertobat.”
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ، ثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عِمْرَانَ، ثَنَا حُسَيْنٌ الْمَرْوَزِيُّ، ثَنَا الْهَيْثَمُ بْنُ جَمِيْلٍ، ثَنَا صَالِحٌ الْمُرِّيُّ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ وَاسِعٍ، أَنَّ رَجُلًا مِنَ الْبَصْرَةِ رَكِبَ إِلَى أُمِّ ذَرٍّ بَعْدَ وَفَاةِ أَبِيْ ذَرٍّ يَسْأَلُهَا عَنْ عِبَادَةِ أَبِيْ ذَرٍّ، فَأَتَاهَا فَقَالَ: جِئْتُكَ لَتُخْبِرِيْنِيْ عَنْ عِبَادَةِ أَبِيْ ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ، قَالَتْ: «كَانَ النَّهَارُ أَجْمَعُ خَالِيًا يَتَفَكَّرُ»
545. ‘Abdullāh bin Muḥammad menceritakan kepada kami, ‘Abdullāh bin Muḥammad bin ‘Imrān menceritakan kepada kami, al-Ḥusain al-Marwazī menceritakan kepada kami, al-Haitsam bin Jamīl menceritakan kepada kami, Shāliḥ al-Murrī menceritakan kepada kami, dari Muḥammad bin Wāsi‘, bahwa seorang laki-laki dari Bashrah berkendara untuk menemui Ummu Dzarr sesudah kematian Abū Dzarr untuk bertanya kepadanya tentang ibadahnya Abū Dzarr. Dia mendatangi Ummu Dzarr dan berkata: “Aku datang kepadamu agar engkau memberitahuku tentang ibadahnya Abū Dzarr r.a.” Dia menjawab: “Sepanjang hari dia menyendiri untuk bertafakkur.”
حَدَّثَنَا أَبُوْ أَحْمَدَ مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ الْغِطْرِيْفِيُّ، ثَنَا [ص: 165] أَبُوْ خَلِيفَةَ، ثَنَا أَبُوْ ظُفُرٍ، ثَنَا جَعْفَرُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ عُثْمَانَ، قَالَ: بَلَغَنَا أَنَّ رَجُلًا، رَأَى أَبَا ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ وَ هُوَ يَتَبَوَّأُ مَكَانًا فَقَالَ لَهُ: مَا تُرِيْدُ يَا أَبَا ذَرٍّ؟ فَقَالَ: «أَطْلُبُ مَوْضِعًا أَنَامُ فِيْهِ، نَفْسِيْ هذِهِ مَطِيَّتِيْ إِنْ لَمْ أَرْفُقْ بِهَا لَمْ تُبَلِّغْنِيْ»
546. Abū Aḥmad Muḥammad bin Aḥmad al-Ghithrīfī menceritakan kepada kami, Abū Khalīfah menceritakan kepada kami, Abū Zhufur menceritakan kepada kami, Ja‘far bin Sulaimān menceritakan kepada kami, dari ‘Utsmān, dia berkata: Kami mendengar berita bahwa seorang laki-laki melihat Abū Dzarr r.a. berdiam di suatu tempat, lalu orang itu berkata: “Apa yang kau ingingkan wahai Abū Dzarr?” Dia menjawab: “Aku mencari tempat untuk tidur. Diriku ini adalah kendaraanku. Apabila aku tidak berbelas kasih kepada diri sendiri, maka dia tidak bisa mengantarku ke tujuan.”
مَوَاعِظُهُ
Nasihat-nasihat Abū Dzarr r.a.
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْعُثْمَانِيُّ، ثَنَا أَبُوْ بَكْرٍ الْأَهْوَازِيُّ، ثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عُثْمَانَ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِدْرِيْسَ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَوْحٍ، ثَنَا عِمْرَانُ بْنُ عُمَرَ، عَنْ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ، قَالَ: قَامَ أَبُوْ ذَرٍّ الْغِفَارِيُّ عِنْدَ الْكَعْبَةِ فَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنَا جُنْدُبٌ الْغِفَارِيُّ، هَلُمُّوْا إِلَى الْأَخِ النَّاصِحِ الشَّفِيْقِ، فَاكْتَنَفَهُ النَّاسُ، فَقَالَ: أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَرَادَ سَفَرًا، أَلَيْسَ يَتَّخِذُ مِنَ الزَّادِ لَا يُصْلِحُهُ وَ يُبَلِّغُهُ؟ قَالُوْا: بَلَى، قَالَ: فَسَفَرُ طَرِيْقِ الْقِيَامَةِ أَبْعَدُ مَا تُرِيْدُوْنَ، فَخُذُوْا مِنْهُ مَا يُصْلِحُكُمْ، قَالُوْا: وَ مَا يُصْلِحُنَا؟ قَالَ: “حُجُّوْا حَجَّةً لِعِظَامِ الْأُمُوْرِ، صُوْمُوْا يَوْمًا شَدِيْدًا حَرُّهُ لِطُوْلِ النُّشُوْرِ، صَلُّوْا رَكْعَتَيْنِ فِيْ سَوَّادِ اللَّيْلِ لِوَحْشَةِ الْقُبُوْرِ، كَلِمَةُ خَيْرٍ تَقُوْلُهَا أَوْ كَلِمَةُ سُوْءٍ تَسْكُتُ عَنْهَا لِوُقُوْفِ يَوْمٍ عَظِيْمٍ، تَصَدَّقْ بِمَالِكَ لَعَلَّكَ تَنْجُوْ مِنْ عَسِيْرِهَا، اجْعَلِ الدُّنْيَا مَجْلِسَيْنِ: مَجْلِسًا فِيْ طَلَبِ الْآخِرَةِ، وَ مَجْلِسًا فِيْ طَلَبِ الْحَلَالِ، وَ الثَّالِثُ يَضُرُّكَ وَ لَا يَنْفَعُكَ، لَا تُرِيْدُهُ. اجْعَلِ الْمَالَ دِرْهَمَيْنِ: دِرْهَمًا تُنْفِقُهُ عَلَى عِيَالِكَ مِنْ حِلِّهِ، وَ دِرْهَمًا تُقَدِّمُهُ لِآخِرَتِكَ، وَ الثَّالِثُ يَضُرُّكَ وَ لَا يَنْفَعُكَ، لَا تُرِيْدُهُ. ثُمَّ نَادَى بِأَعْلَى صَوْتِهِ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ قَتَلَكُمْ حِرْصٌ لَا تُدْرِكُوْنَهُ أَبَدًا “
547. ‘Utsmān bin Muḥammad al-‘Utsmānī menceritakan kepada kami, Abū Bakar al-Ahwāzī menceritakan kepada kami, al-Ḥasan bin ‘Utsmān menceritakan kepada kami, Muḥammad bin Idrīs menceritakan kepada kami, Muḥammad bin Rauḥ menceritakan kepada kami, ‘Imrān bin ‘Umar menceritakan kepada kami, dari Sufyān ats-Tsaurī, dia berkata: Abū Dzarr al-Ghifārī berdiri di samping Ka‘bah, lalu dia berkata: “Wahai umat Islam! Aku Jundab al-Ghifārī. Mendekatilah kemari kepada seorang saudara yang ikhlas menasihati dan belas kasih.” Lalu orang-orang mengerumuninya. Setelah itu dia berkata: “Bagaimana pendapat kalian seandainya salah seorang di antara kalian ingin bepergian; bukankah dia harus membawa bekal yang bermaslahat baginya dan bisa mengantarnya sampai ke tujuan?” Mereka menjawab: “Benar”. Dia berkata: “Sesungguhnya perjalanan menuju Kiamat itu perjalanan yang paling jauh. Karena itu, ambillah bekal yang bermaslahat bagi kalian.” Mereka bertanya: “Apa bekal yang bermaslahat bagi kami?” Dia menjawab: “Kerjakanlah haji untuk perkara-perkara yang besar! Berpuasalah pada hari yang sangat panas sebagai bekal untuk hari kebangkitan yang lama! Shalatlah dua rakaat di gelapnya malam sebagai bekal kesepian di kubur! Ucapkanlah perkataan yang baik atau tahanlah lidahmu dari ucapan yang buruk sebagai bekal untuk perhitungan pada hari yang besar! Bersedekahlah dengan hartamu agar kamu selamat dari kesulitannya! Bagilah dunia ini menjadi dua majelis, yaitu satu majelis untuk mencari akhirat dan satu majelis untuk mencari rezeki yang halal. Sedangkan majelis yang ketiga itu berbahaya bagimu, tidak bermanfaat bagimu, dan engkau tidak menginginkannya. Cukupkanlah harta untuk dua dirham, yaitu satu dirham untuk engkau nafkahkan kepada keluargamu, dan satu dirham untuk engkau persembahkan bagi akhiratmu. Sedangkan dirham yang ketiga itu berbahaya bagimu, tidak bermanfaat bagimu, dan engkau tidak menginginkannya.” Kemudian dia berseru dengan sekeras-kerasnya: “Wahai kaum muslimin! Kalian telah terbunuh oleh ketamakan yang tidak bisa kalian puaskan untuk selama-lamanya!”
حَدَّثَنَا أَبُوْ بَكْرِ بْنُ مَالِكٍ، ثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، حَدَّثَنِيْ أَبِيْ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ، قَالَ: سَمِعْتُ شَيْخًا، يَقُوْلُ: بَلَغَنَا أَنَّ أَبَا ذَرٍّ، كَانَ يَقُوْلُ: «يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّيْ لَكُمْ نَاصِحٌ، إِنِّيْ عَلَيْكُمْ شَفِيْقٌ، صَلُّوْا فِيْ ظُلْمَةِ اللَّيْلِ لِوَحْشَةِ الْقُبُوْرِ، صُوْمُوْا فِي الدُّنْيَا لِحَرِّ يَوْمِ النُّشُوْرِ، تَصَدَّقُوْا مَخَافَةَ يَوْمٍ عَسِيْرٍ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّيْ لَكُمْ نَاصِحٌ، إِنِّيْ عَلَيْكُمْ شَفِيْقٌ»
548. Abū Bakar bin Mālik menceritakan kepada kami, ‘Abdullāh bin Aḥmad bin Ḥanbal menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada ku, ‘Abdullāh bin Muḥammad menceritakan kepada kami, dia berkata: Aku mendengar seorang syaikh berkata: Kami menerima kabar bahwa Abū Dzarr berkata: “Wahai kaum muslimin! Sesungguhnya aku menasihat kalian dengan tulus, dan sesungguhnya aku sangat berbelas kasih kepada kalian. Shalatlah kalian di tengah gelapnya malam demi kesendirian di alam kubur, berpuasalah di dunia demi panasnya hari kebangkitan, bersedekahlah kalian demi rasa takut di hari yang sulit! Wahai kaum muslimin! Sesungguhnya aku menasihat kalian dengan tulus, dan sesungguhnya aku sangat berbelas kasih kepada kalian.”
حَدَّثَنَا حَبِيْبُ بْنُ الْحَسَنِ، ثَنَا أَبُوْ مُسْلِمٍ الْكَشِّيُّ، ثَنَا عَبْدُ الرَّحْمنِ بْنُ حَمَّادٍ الشَّعِيْثِيُّ، ثَنَا كَهْمَسٌ، عَنْ أَبِي السَّلِيْلِ، عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ، رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ:” كَانَ نَبِيُّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَتْلُوْ عَلَيَّ هذِهِ الْآيَةَ: {وَ مَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَ يَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ} [الطلاق: 3]، فَمَا زَالَ يَقُوْلُهَا وَ يُعِيْدُهَا عَلَيَّ “
549. Ḥabīb bin al-Ḥasan menceritakan kepada kami, Abū Muslim al-Kasysyī menceritakan kepada kami, ‘Abd-ur-Raḥmān bin Ḥammād asy-Sya‘yitsī menceritakan kepada kami, Kahmas menceritakan kepada kami, dari Abus-Salīl, dari Abu Dzarr r.a., dia berkata: “Nabiyullah s.a.w. pernah membacakan ayat ini kepadaku: “Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (ath-Thalaaq [65]: 2-3). Beliau terus membacanya dan mengulang-ulangnya kepadaku.”
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرِ بْنِ حَمْدَانَ، ثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِيْ بَكْرٍ الْمُقَدَّمِيُّ، ثَنَا مُعْتَمِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ، ثَنَا كَهْمَسٌ، عَنْ أَبِي السَّلِيْلِ، عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ، رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: ” يَا أَبَا ذَرٍّ إِنِّيْ لَأَعْلَمُ آيَةً لَوْ أَخَذَ بِهَا النَّاسُ لَكَفَتْهُمْ: {وَ مَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَ يَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ} [الطلاق: 3]، فَمَا زَالَ يَقُوْلُهَا وَ يُعِيْدُهَا عَلَيَّ “
550. Aḥmad bin Ja‘far bin Ḥamdān menceritakan kepada kami, ‘Abdullāh bin Aḥmad bin Ḥanbal menceritakan kepada kami, Muḥammad bin Abī Bakar al-Muqaddamī menceritakan kepada kami, Mu‘tamir bin Sulaimān menceritakan kepada kami, Kahmas menceritakan kepada kami, dari Abus-Salīl, dari Abū Dzarr r.a., dia berkata: “Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Wahai Abū Dzarr! Aku akan mengajarimu satu ayat yang seandainya dipegang oleh manusia, maka itu cukup bagi mereka: “Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (ath-Thalāq [65]: 2-3) Beliau terus membacanya dan mengulang-ulangnya kepadaku.