02 Hak Allah S.W.T. Atas Hamba-hambaNya – Jawaban Tuntas Beragam Masalah Aqidah Islam

JAWABAN TUNTAS
BERAGAM MASALAH AKIDAH ISLAM
(Judul Asli: AL-AJWIBAH AL-GHĀLIYAH
FĪ ‘AQĪDAH AL-FIRQAH AN-NĀJIYAH

Karya: Habib Zein Ibrahim Bin Sumaith

Terjemah: Muhammad Ahmad Vad‘aq
Penerbit: Mutiara Kafie

HAK ALLAH S.W.T. ATAS HAMBA-HAMBANYA

 

Apa hak Allah s.w.t. atas hamba-hambaNya?


 

Hak Allah s.w.t. atas mereka adalah bahwa mereka menyembah-Nya dan tak mempersekutukan-Nya dengan apapun.

 

Apa dalil atas hal tersebut?


 

Dalilnya hadits yang diriwayatkan Mu‘ādz bin Jabal r.a., ia berkata: “Aku pernah membonceng Nabi s.a.w. di atas seekor keledai.

Beliau bersabda: “Hai Mu‘ādz, tahukah kamu hak Allah atas hamba-hambaNya dan hak hamba-hamba Allah atas-Nya?

Aku menjawab: “Allah dan Rasūl-Nya lebih tahu.”

Beliau bersabda:

فَإِنَّ حَقَّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوْهُ وَ لَا يُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا وَ حَقَّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ أَنْ لَا يُعَذِّبَ مَنْ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا.

Maka sesungguhnya hak Allah atas hamba-hambaNya adalah bahwa mereka menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun. Dan hak hamba-hamba atas Allah adalah bahwa Dia tidak menyiksa siapa yang tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun.

Maka kewajiban yang pertama atas hamba adalah mengetahui alasan mengapa dia diciptakan, yaitu untuk menyembah Allah s.w.t. Karena Allah s.w.t. tidak menciptakan makhluk kecuali untuk menyembah-Nya, sebagaimana firman Allah s.w.t. dalam kitab-Nya yang mulia:

وَ مَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَ الْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ.

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. adz-Dzāriyāt: 56)

Berarti hak Allah s.w.t. atas hamba-Nya sangat besar dan karunia Allah terhadap hamba-Nya sangat luas. Allah s.w.t. menciptakannya dari tiada, memberinya bentuk dengan sebaik-baik bentuk, dan menganugerahinya seluruh nikmat serta menunjukinya kepada agama yang lurus. Seandainya seorang hamba sujud kepada Tuhannya di atas bara api sejak dunia diciptakan sampai dunia ini hancur, dia belum bisa menunaikan hak Islam yang Allah karuniakan dan keimanan yang Allah tunjukkan dan anjurkan kepadanya. Allah s.w.t. punya hak pada setiap hamba atas nikmat-nikmat agama maupun dunianya, lahir maupun batinnya, dalam hati maupun raganya.

Sekiranya lautan menjadi tinta dan pepohonan menjadi penanya, semua itu akan habis sebelum sempat menghitung sepersepuluh nikmat-nikmat yang Allah berikan kepadanya.

Allah s.w.t. berfirman:

وَ إِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللهِ لَا تُحْصُوْهَا، إِنَّ اللهَ لَغَفُوْرٌ رَحِيْمٌ.

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya.” (QS. an-Naḥl [16]: 18).

Dan berfirman:

وَ أَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَ بَاطِنَةً.

Dan Dia menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin.” (QS. Luqman [31]: 20).

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *