1-2
Manusia dan Kaidah Perubahan
Sebenarnya manusia mengalami perubahan setiap harinya, yaitu berubah berdasarkan kaidah-kaidah yang tidak kita ketahui. Dalam keadaan jaga manusia mempunyai kebiasaan-kebiasaan tertentu yang berbeda dengan kebiasaan-kebiasaan dan kondisi-kondisi ketika dalam keadaan tidur. Karena itu, terkadang di saat tidur manusia melihat hal-hal yang tidak masuk akal; ia melihat dirinya berbicara dengan beberapa orang yang telah pulang ke raḥmatullāh beberapa waktu yang telah lewat; ia melihat dirinya pergi ke ujung dunia dan kembali hanya dalam beberapa detik; ia melihat sementara kedua matanya tertutup; ia melihat dirinya berjalan sementara kedua kakinya tetap berada di atas tempat tidurnya dan tidak bergerak; ia melihat dirinya berbicara sementara lidahnya tetap diam dan tidak bergerak-gerak, demikian juga saat ia melihat dirinya disiksa atau memperoleh kenikmatan.
Kondisi manusia saat jaga dan saat tidur berbeda, namun hanya dalam beberapa detik atau bahkan kurang dari satu detik manusia dapat berubah dari kondisi jaga ke kondisi tidur ataupun sebaliknya dari kondisi tidur ke kondisi jaga, bahkan itu terjadi dalam satu waktu yang bersamaan. Hal ini menjadikan kita tahu bahwa perubahan kondisi manusia yang demikian itu adalah hal yang mudah bagi Allah s.w.t. Firman Allah:
اللهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَ الَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِيْ قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَ يُرْسِلُ الْأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى إِنَّ فِيْ ذلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُوْنَ
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya. Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir. (QS. az-Zumar: 42).
Perubahan manusia dari keadaan jaga ke keadaan tidur menyerupai perubahannya dari keadaan hidup ke keadaan mati. Kendati demikian, ada bedanya. Orang yang tidur akan dikembalikan ruhnya ketika ia bangun (jaga), sedangkan yang dimatikan tidak dikembalikan lagi ruhnya ke dalam jasadnya hingga hari kiamat. Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Demi Tuhan Yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh kalian akan dimatikan seperti ketika kalian tidur dan sungguh kalian akan dibangunkan kembali seperti ketika kalian bangun dari tidur, serta sungguh kalian nanti akan dihisab atas apa-apa yang kalian kerjakan. Kemudian sungguh kalian akan dibalas dengan kebaikan atas kebaikan dan akan dibalas dengan keburukan atas keburukan. Sesungguhnya balasan-balasan itu adalah surga selamanya atau neraka untuk selamanya.”
Orang yang telah meninggal dunia dan sedang berada di alam penantian dapat melihat hal-hal yang tidak dapat dilihat oleh orang yang sedang tidur; ia dapat melihat para malaikat yang selama masa hidupnya tidak pernah diketahuinya dan ia pun dapat melihat jalan yang akan ditempuhnya, yaitu jalan ke surga atau ke neraka.
Perubahan dari satu keadaan ke keadaan lainnya tidak diketahui oleh manusia bagaimana proses terjadinya. Perubahan dari satu kondisi ke dalam kondisi yang lain kemudian kembali ke kondisi semula adalah merupakan nuansa yang tidak kita ketahui sekalipun kerap kali terjadi pada diri kita.
Jika kita perhatikan, alam ini sebenarnya dijalankan dan diputar sedemikian rupa sehingga mendatangkan hal-hal yang bermanfaat bagi kita, hanya saja kita tidak tahu teori terjadinya. Seperti halnya hujan yang menjadi salah satu unsur pokok kehidupan di mana semua makhluk di bumi membutuhkannya, sebagaimana firman Allah menerangkan:
وَ جَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ
Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. (QS. al-Anbiyā’: 30).
Manusia telah melewati kehidupan di alam ini dalam masa yang cukup panjang, namun selama itu ia tidak mengetahui secara detail bagaimana proses terjadinya hujan, bagaimana proses air laut yang berubah menjadi awan, kemudian gumpalan awan itu menjadi semakin tebal di atas lapisan udara yang paling atas, selanjutnya turun menjadi rintik-rintik hujan. Kendati manusia tidak mengetahui semua proses tersebut, tapi hal itu tidak menghalanginya untuk memanfaatkan air hujan untuk diminum dan untuk menyirami tanaman serta keperluan lainnya. Dan hingga kini, tidak ada perbedaan antara yang mengetahui proses terjadinya hujan dan yang tidak mengetahui proses terjadinya; mereka semua sama-sama dapat memanfaatkan air hujan, hanya sedikit manusia yang mengetahuinya dan mayoritas mereka tidak mengetahuinya, tapi kita semua dapat memanfaatkannya. Demikian juga matahari udara dan tanah. Tahu ataupun tidak tahu, kita tetap dapat memanfaatkannya.
Para ilmuwan telah berusaha sekuat tenaga dan sejauh kemampuan mereka untuk mencari rahasia-rahasia alam, dan Allah s.w.t. hendak membukakan sebagian dari rahasia-rahasia tersebut yang dapat menambah pengetahuan mereka tentang apa-apa yang dititipkan Allah kepada mereka di alam ini.
Norma-norma kehidupan inilah yang telah menjadikan hidup lebih mudah bagi manusia, lebih sedikit usaha yang harus dilakukan dalam menggunakan kekayaan alam ini. Dulu manusia pergi dan menggali sumur untuk memperoleh air minum, sekarang mereka akan mudah memperoleh air di dalam rumahnya, hanya dengan memutar kran dan menyediakan bak air sudah dapat menampung air. Peralatan canggih semakin meningkat, namun manusia tidak dapat menciptakan bahan untuk dapat dibuat peralatan.