1-0 Muqaddimah – Aqidah Imam al-Muzani

Aqidah Imam al-Muzani
(Murid Imam asy-Syafi‘i r.h.)
(Judul Asli: Syarhussunnah lil Muzani)

 
Penulis: Abu Utsman Kharisman
 
Penerbit: Cahaya Sunnah
 

*Penjelasan oleh Wahabi

KALIMAT PEMBUKA (MUQADDIMAH)

AL-IMAM AL-MUZANI

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

 

عَصَمَنَا اللهُ وَ إِيَّاكُمْ بِالتَّقْوَى وَ وَفَّقَنَا وَ إِيَّاكُمْ لِمُوَافَقَةِ الْهُدَى أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّكَ أَصْلَحَكَ اللهُ سَأَلْتَنِيْ أَنْ أُوْضِحَ لَكَ مِنَ السُّنَّةِ أَمْرًا تُصَبِّرُ نَفْسَكَ عَلَى التَّمَسُّكِ بِهِ وَ تَدْرَأُ بِهِ عَنْكَ شُبَهَ الْأَقَاوِيْلِ وَ زَيْغَ مُحْدَثَاتِ الضَّالِّيْنَ وَ قَدْ شَرَحْتُ لَكَ مِنْهَاجًا مُوْضِحًا مُنِيْرًا لَمْ آلُ نَفْسِيْ وَ إِيَّاكَ فِيْهِ نُصْحًا بَدَأْتُ فِيْهِ بِحَمْدِ اللهِ ذِي الرُّشْدِ وَ التَّسْدِيْدِ.

Dengan Nana Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Semoga Allah menjaga kita dengan taqwa memberikan taufiq kepada kita untuk (berjalan) sesuai petunjuk. Amma Ba‘du. Sesungguhnya anda – semoga Allah memperbaiki keadaan anda – meminta kepada saya untuk menjelaskan as-Sunnah dengan penjelasan yang membuat jiwa anda bisa bersabar dan berpegang teguh kepadanya, dan dengan penjelasan itu bisa menolak ucapan-ucapan yang mengandung syubhat (kerancuan), dan penyimpangan orang-orang yang mengada-ada lagi sedat. Saya akan jelaskan (sebentar lagi) manhaj (metode) yang jelas terang benderang dengan sepenuh jiwa pemberian nasehat untuk diri saya maupun anda. Saya mulai dengan memuji Allah yang memiliki petunjuk dan pengokohan (di atas kebenaran).

 

PENJELASAN

Al-Imām al-Muzanī memulai tulisannya dengan basmalah (Bismillāh-ir-Raḥmān-ir-Raḥīm). Hal itu adalah sesuai dengan Sunnah Nabi s.a.w. Tulisan-tulisan dari Nabi yang dikirim kepada para pembesar-pembesar di negeri lain, sebagai dakwah kepada Islam, selalu diawali dengan Bismillāh-ir-Raḥmān-ir-Raḥīm.

Contohnya adalah surat yang dikirim oleh Rasūlullāh s.a.w. kepada Hiraqla pembesar Romawi:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ مِنْ مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ إِلَى هِرَقْلَ عَظِيْمِ الرُّوْمِ سَلَامٌ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الْهُدَى أَمَّا بَعْدُ فَإِنِّيْ أَدْعُوْكَ بِدِعَايَةِ الْإِسْلَامش أَسْلِمْ تَسْلِمْ وَ أَسْلِمْ يُؤْتِكَ اللهُ أَجْرَكَ مَرَّتَيْنِ فَإِنْ تَوَلَّيْتَ فَإِنَّ عَلَيْكَ إِثْمِ الْأَرِيْسِيِّيْنَ وَ {يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوْاءٍ بَيْنَنَا وَ بَيْنَكُمْ أَنْ لَا نَعْبُدَ إِلَّا اللهَ وَ لَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَ لَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُوْنِ اللهِ فَإِنْ تُوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِأَنَّا مُسْلِمُوْنَ}.

Bismillāh-ir-Raḥmān-ir-Raḥīm.

Dari Muḥammad Rasūlullāh kepada Hiraqla pembesar Romawi. Semoga keselamatan untuk (orang-orang) yang mengikuti petunjuk. Amma ba‘du. Sesungguhnya aku mengajakmu dengan ajakan Islam. Masuk Islamlah, niscaya engkau selamat. (Masuk Islamlah), Allah akan memberikan pahala dua kali kepadamu. Jika engkau berpaling, engkau juga akan menanggung dosa al-‘Arīsiyyīn (rakyat jelata yang mengikutimu). Wahai Ahl-ul-Kitāb, marilah kita bersatu pada kalimat yang sama di antara kita, yaitu agar kita tidak menyembah kecuali hanya kepada Allah dan kita tidak mensekutukan-Nya dengan suatu apapun, dan janganlah kita menjadikan orang di antara kita sebagai Tuhan selain Allah. Jika kalian berpaling, ucapkanlah: persaksikanlah bahwa kami adalah kaum muslimin.

(H.R. al-Imām al-Bukhārī no. 4188 dan al-Imām Muslim no. 3322).

Pada muqaddimah ini juga Al-Imām al-Muzanī mendoakan agar Allah menjaga beliau dan orang yang membaca risalah beliau tersebut dengan ketaqwaan dan agar semuanya mendapatkan hidayah Allah. Ini adalah salah satu kebiasaan Ulama Ahl-us-Sunnah yang menunjukkan kasih sayang mereka kepada kaum muslimin. Mereka mendoakan dan memberikan pengajaran yang benar kepada umat.

Beliau mengatakan:

وَ قَدْ شَرَحْتُ لَكَ

Kalimat ini bisa mengandung 2 penafsiran, yaitu:

1. Aku telah menjelaskannya kepadamu.” Jika ini yang dimaksud, berarti beliau telah menulis semua ini risalah dan memberi muqaddimah setelahnya.

2. Aku akan menjelaskan kepadamu sebentar lagi.

Kata “qad” dalam bahasa ‘Arab jika diikuti kata kerja lampau (fi‘il mādhī) kebanyakan memang berarti “telah/sudah”, namun kadangkala juga bermakna akan mengerjakan perbuatan dalam waktu dekat. Seperti ucapan seseorang yang mengumandangkan iqamah sebelum shalat: Qad qāmat-ish-shalāh, yang artinya: shalat akan ditegakkan sebentar lagi.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *