TAYAMMUM
(تَتِمَّةٌ) يَتَيَمَّمُ عَنِ الْحَدَثَيْنِ لِفَقْدِ مَاءٍ أَوْ خَوْفِ مَحْذُوْرٍ مِنِ اسْتِعْمَالِهِ بِتُرَابٍ طَهُوْرٍ لَهُ غُبَارٌ. وَ أَرْكَانُهُ نِيَّةُ اسْتِبَاحَةِ الصَّلَاةِ الْمَفْرُوْضَةِ مَقْرُوْنَةً بِنَقْلِ التُّرَابِ، وَ مَسْحُ وَجْهِهِ ثُمَّ يَدَيْهِ. وَ لَوْ تَيَّقَنَ مَاءً آخِرَ الْوَقْتِ فَانْتِظَارُهُ أَفْضَلُ، وَ إِلَّا فَتَعْجِيْلُ تَيَمُّمٍ. وَ إِذَا امْتُنِعَ اسْتِعْمَالُهُ فِيْ عُضْوٍ وَجَبَ تَيَمُّمٌ وَ غَسْلُ صَحِيْحٍ وَ مَسْحُ كُلِّ السَّاتِرِ الضَّارِّ نَزْعُهُ بِمَاءٍ، وَ لَا تَرْتِيْبَ بَيْنَهُمَا لِجُنُبٍ. أَوْ عُضْوَيْنِ فَتَيَمُّمَانِ، وَ لَا يُصَلِّيْ بِهِ إِلَّا فَرْضًا وَاحِدًا وَ لَوْ نَذْرًا. وَ صَحَّ جَنَائِزُ مَعَ فَرْضٍ.
(Kesempurnaan). Boleh bertayammum dari dua hadats sebab tidak adanya air (11) atau takut dari hal yang membahayakan dari penggunaan air (22) dengan menggunakan debu (33) yang suci yang dapat berterbangan. Rukun-rukun tayammum adalah berniat agar diperbolehkan melaksanakan shalat yang difardhukan besertaan dengan memindah debu, (44) mengusap wajah, kemudian kedua tangannya. Kalau seandainya seseorang yakin akan adanya air di akhir waktu shalat, maka menantinya lebih utama, namun bila tidak yakin, maka yang lebih utama adalah mempercepat tayammum. Jika penggunaan air pada satu anggota wudhu’ terhalangi, (55) maka wajib baginya untuk bertayammum (66) dan membasuh anggota yang sehat dan mengusap dengan air setiap penghalang (77) yang membahayakan melepasnya. (88) Dan tidak ada keharusan tartib di antara keduanya bagi seorang yang junub, atau pada dua anggota, maka wajib melakukan dua tayammum. Tayammum tersebut tidak boleh untuk melakukan shalat kecuali satu fardhu’ saja – walaupun dengan nadzar – , dan sah shalat janazah bersamaan shalat fardhu.
Catatan: