004 Beberapa Tuturkatanya yang Mengandung Hikmah – Imam Muhammad Al-Baqir Putra Imam Ali Zain ul-Abidin

Dari Kitab:

IMAM MUHAMMAD AL-BAQIR R.A.
PUTRA
IMAM ALI ZAIN UL-ABIDIN R.A.

Oleh: H.M.H. Al-Hamid Al-Husaini

Penerbit: C.V. Toha Putera - Semarang

Beberapa Tuturkatanya yang Mengandung Hikmah.

Dalam memberikan pengajaran dan pendidikan mengenai ilmu-ilmu agama dan akhlak kepada para pengikut dan murid-muridnya, Imām Muḥammad al-Bāqir r.a. tidak pernah ketinggalan memberikan wejangan-wejangan yang sangat besar manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat. Antara lain ia mengatakan:

– Perasaan takabur yang menyelinap di dalam hati seseorang mengakibatkan kesanggupan akalnya berkurang, sebesar atau lebih besar daripada ketakaburannya.

 

– Petir dapat menyambar orang, baik yang beriman maupun yang tidak beriman, tetapi ia tidak dapat menyambar orang yang sedang berdzikir menyebut keagungan Allah ‘azza wa jalla. (“Petir = rongrongan syaithan”).

 

– Tidak ada ibadah yang lebih afdhal daripada mensucikan perut (dari makanan yang tidak halal) dan menjaga kesucian alat kelamin (dari perbuatan zina).

 

– Betapa buruk seorang saudara yang menjagamu di saat engkau kaya, dan meninggalkan dirimu di saat engkau miskin!

 

– Apa yang ada di dalam dunia ini tidak lain hanyalah ibarat pakaian yang kaupakai, atau tunggangan yang kaukendarai, atau perempuan yang kaukawini.

 

– Aku mempunyai seorang sahabat yang besar karena ia memandang kecil keduniaan.

 

– Kepada putranya Ja‘far, ia memperingatkan: “Hati-hatilah engkau jangan sampai malas dan tercekam nafsu amarah, karena keduanya itu merupakan kunci segala keburukan. Bila engkau malas, engkau tak akan sanggup menunaikan kewajiban, dan bila engkau cekam nafsu amarah engkau tak akan tabah membela kebenaran.”

 

– Bila engkau ingin tetap memperoleh nikmat Allah, hendaklah engkau banyak bersyukur kepada-Nya. Bila engkau mengalami kelambatan rizki, hendaklah engkau banyak beristighfar (mohon ampunan) kepada Allah. Bila engkau merasa sedih hendaklah engkau banyak berucap: “Lā ḥaula wa lā quwwata illā billāh” (Tiada daya dan kekuatan selain atas izin Allah). Bila engkau merasa takut kepada orang lain, hendaklah banyak mengucap: “Ḥasbunallāhu wa ni‘mal-wakīl” (Allah-lah yang menentukan nasib kami. Dialah tempat tawakkal yang sebaik-baiknya). Bila engkau mengagumi sesuatu katakanlah: “Mā syā’ Allāh, lā quwwata illā billāh” (itulah yang telah dikehendaki Allah, tiada kekuatan selain atas izin Allah”). Bila ada orang berniat jahat terhadap dirimu ucapkanlah: “ufawwidhu amrī ilallāh, innallāha bashīrun bil-‘ibād” (kuserahkan urusanku kepada Allah. Dia Maha Mengetahui segala urusan hamba-Nya”). Bila engkau sedang dirundung malang, ucapkanlah “Lā ilāha illā anta, subḥānaka innī kuntu minazh-zhālimīn” (“tiada tuhan selain Engkau, ya Allah, sungguh aku telah berbuat zhalim.”

 

– Orang yang melinangkan air mata karena takut kepada Allah akan dihindarkan dari api neraka. Bila airmatanya sampai membasahi kedua pipinya, pada hari qiyamat kelak wajahnya tak akan suram dan hina. Segala amal perbuatan ada upahnya di dunia kecuali mengucurkan air mata karena takut kepada Allah. Dengan air mata itu Allah akan menghapuskan lautan dosa dan kesalahan orang yang bersangkutan. Bahkan seandainya orang itu menangis karena mengkhawatirkan ummatnya, Allah akan menyelamatkan ummat itu dari neraka.

 

– Allah sangat menyukai orang yang tidak suka meminta-minta kepada orang lain.

 

– Hanya doa kepada Allah sajalah yang dapat menangkal qadhā’, bila Allah menghendaki. Kebajikan yang paling cepat mendapat imbalan ialah berbuat baik dan adil, sedang perbuatan buruk yang paling cepat mendapat hukuman ialah kejahatan. Adalah hal yang paling memalukan jika orang melihat kekurangan orang lain, tetapi tidak dapat melihat kekurangan dirinya sendiri. Demikian pula orang yang menyuruh orang lain melakukan sesuatu yang ia sendiri tidak sanggup melakukannya.

 

– Di dalam kehidupan dunia ini ada tiga hal yang termasuk keutamaan yang akan mendatangkan manfaat dalam kehidupan akhirat. Pertama, hendaknya engkau memaafkan orang yang telah berbuat zhālim terhadap dirimu. Kedua, hendaknya engkau menghubungi orang yang telah memutuskan hubungan denganmu. Ketiga, hendaknya engkau bersabar menghadapi orang yang berlaku buruk kepadamu karena ia tidak mengerti.

 

– Ada tiga macam kedzaliman, yaitu: Kedzaliman yang dapat diampuni Allah, kezhaliman yang tidak diampuni Allah, dan kezhaliman yang tidak dibiarkan oleh Allah. Kezhaliman yang dapat diampuni oleh Allah yaitu kezhaliman yang dilakukan orang terhadap dirinya sendiri dalam hubungannya dengan Allah. Kezhaliman yang tidak diampuni Allah ialah perbuatan menyekutukan Allah, sedang kezhaliman yang tidak dibiarkan oleh Allah ialah hutang-piutang di antara sesama hamba Allah.

 

– Barang siapa yang lidahnya tidak pernah berdusta niscaya bersihlah amal perbuatannya. Barang siapa yang baik niatnya niscaya Allah akan menambah rezekinya. Barang siapa yang berlaku baik niscaya Allah memperpanjang umurnya.

 

– Orang yang paling menyesal pada hari kiamat ialah orang yang telah dipandang adil, tetapi kemudian tidak melaksanakan keadilan.

 

– Tiga macam perbuatan yang dirasa sangat berat oleh setiap orang yaitu: Menyantuni saudara-saudaranya dengan hartanya, mengutamakan orang lain daripada dirinya sendiri, dan ingat kepada Allah dalam segala keadaan.

 

– Tidak ada yang lebih baik daripada bersabar dengan sadar.

 

– Seorang ulama yang memanfaatkan ilmunya lebih afdhal dari pada seribu orang yang bersembah sujud.

 

– Pengikut kami (Ahlul-Bait) ialah orang yang taat kepada Allah.

 

– Janganlah engkau bermusuhan, karena itu merusak hati dan melahirkan kemunafikan.

 

– Barang siapa berkasih-sayang kepada sesama hamba Allah ia akan dikaruniai kebajikan dan ketenteraman, dan akan dikaruniai kehidupan yang baik di dunia dan akhirat. Orang yang tidak berkasih-sayang kepada sesama hamba Allah, akan dibukakan jalan baginya ke arah malapetaka.

 

– Akal pikiran seseorang akan berkurang sebesar kesombongan yang menyelinap di dalam hatinya.

 

– Kenalilah rasa persaudaraan yang ada di dalam hati sahabatmu dengan mengenal rasa persaudaraan yang ada di dalam hatimu.

 

– Kekayaan dan kemuliaan selalu berputar-putar di hati seseorang Mu’min. Manakala keduanya itu berhenti pada titik tawakkal, maka kekayaan dan kemuliaan itu akan tetap ada padanya.

 

– Segala sesuatu ada “penyakitnya”. Penyakit ilmu ialah lupa.

 

– Iblis lebih senang melihat seorang ulama meninggal dunia daripada melihat tujuh puluh orang ‘ābid (yang bersembah sujud) meninggal dunia.

 

– Tak ada yang membuat teman-temanmu simpati kepadamu selain amal kebajikanmu kepada mereka.

 

– Kesempurnaan yang paling sempurna bagi seseorang ialah: Mempelajari ilmu agama sedalam-dalamnya, sabar menghadapi kesukaran dan hidup sederhana.

 

– Bagi seorang yang benar-benar beriman, semua takdir Allah adalah baik.

 

– Orang yang kebal menerima peringatan dari Allah, peringatan dari siapa pun tak akan berguna baginya.

 

– Amal seseorang tidak akan diterima kecuali dilakukan dengan pengertian, namun tak akan ada pengertian tanpa amal. Barang siapa yang mengerti ia akan dituntun oleh pengertiannya untuk beramal. Amal tanpa pengertian tak ada artinya.

 

– Pengikut kami (Ahlul-Bait) bukan lain kecuali orang-orang yang bertaqwa kepada Allah dan taat kepada-Nya. Mereka terkenal sebagai hamba-hamba Allah yang rendah hati, merendahkan diri, setia menunaikan amanat, banyak berdzikir, banyak bersembahyang, gemar berpuasa, taat kepada ayah-ibu, menolong tetangga yang hidup kekurangan, membantu kaum miskin, menolong orang-orang yang tenggelam dalam hutang, menyantuni anak-anak yatim-piatu, selalu berkata benar, gemar membaca al-Qur’ān, mengendalikan lidah kecuali dalam kebajikan. Mereka itulah orang-orang yang dapat dipercaya dalam segala hal.

 

– Memelihara hubungan persaudaraan akan dapat membersihkan amal perbuatan, menumbuhkan harta, memperbanyak rizki, memperpanjang usia, memudahkan dan meringankan perhitungan kelak pada hari qiyamat.

 

– Kemalasan sangat merugikan kehidupan dunia dan akhirat.

 

– Orang yang mazhlūm (yang diperlakukan secara zhālim) lebih banyak mengambil pahalanya orang zhālim di akhirat kelak daripada soal-soal keduniaan yang diambil oleh orang zhālim dari si mazhlūm.

 

– Allah s.w.t. akan melindungi setiap hamba-Nya yang berniat baik.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *