004-6 Pertanyaan – Wudhu’ | Terjemah Ibanat-ul-Ahkam

TERJEMAH IBANAT-UL-AHKAM
(Judul Asli: Ibānat-ul-Aḥkāmi Syarḥu Bulūgh-il-Marām: Qism-ul-‘Ibādah)
Oleh: Hasan Sulaiman an-Nuri dan Alwi Abbas al-Maliki

Penerjemah: Mahrus Ali
Penerbit: Mutiara Ilmu.

Rangkaian Pos: 004 Wudhu' | Terjemah Ibanat-ul-Ahkam

Ringkasan

Hadits-hadits dalam bab tersebut menunjukkan sebagai berikut; keterangan sifat wudhu’ yang sempurna, tidak isrāf dalam menggunakan air dan tidak melanggar aturan wudhu’. Sebab membiarkan satu lingkaran saja tidak sah wudhu’nya.

Pertanyaan:

  1. Apakah siwak itu? Hukumnya? Dan dengan apa seseorang bersiwak?
  2. Bagaimanakah hukum shīghat amar (kalimat perintah) dalam sabda Rasūlullāh s.a.w. sebagai berikut:

(لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ): Aku akan memerintah mereka untuk bersiwak.

  1. Apakah segi kesamaan siwak dengan bab tersebut?
  2. Bagaimanakah hasil penelitian ilmiah dalam masalah tersebut?
  3. Terangkan perbedaan pendapat ulama dalam ukuran yang dianggap cukup dalam mengusap kepala dan perbedaan mereka dalam masalah tertib.
  4. Terangkan hukum menigakalikan membasuh sebagian anggota wudhu’!
  5. Terangkan hukum membasuh tangan tiga kali, begitu juga berkumur dan menghirup air dengan hidung!
  6. Terangkan arti lafal sebagai berikut:

الْمِرْفَقُ، الْكَعْبَيْنِ، السَّبَّاحَتَيْنِ، الْإِبْهَامُ، الْخَيْشُوْمُ، الْمَضْمَضَةُ، الْاِسْتِنْشَاقُ، غُرَفَاتٌ، الْإِسْبَاغُ، التَّحْجِيْلُ، الْأُمَّةُ، التَيَمُّنُ، التَّرَجُّلُ، النَّعْلُ، الْبَدَاءَةُ، النَّاصِيَةُ، الْعِمَامَةُ، الْمِرْفَقَيْنِ، الذِّكْرُ، الْجَنَّةُ، الرَّسُوْلُ، الشَّرِيْكُ، الذِّرَاعُ.

  1. Lafal dzirā‘, apakah mu’annats atau mudzakkar?
  2. Terangkan perselisihan pendapat dalam mengusap kepala, dan apakah maksudnya?
  3. Terangkan pengertian al-Iqbāl dan al-Idbār!
  4. Bagaimanakah hukum mengusap dua telinga dan terangkan sifatnya!
  5. Apakah perbedaan antara air ditumpahkan kepada najis dan sebaliknya?
  6. Bagaimanakah hukum dan hikmah membasuh kedua tangan setelah bangun dari tidur tiga kali?
  7. Bagaimana hukum nahi (larangan) dalam sabda Rasūl: “Maka jangan dimasukkan tangannya ke dalam bejana”?
  8. Sebutkan perselisihan pendapat ulama tentang berkumur dan menghirup air dengan hidung, dan kapankah diperintahkan berkumur dan menghirup yang sungguh?
  9. Apakah yang dimaksud menyelahi jari, hukum dan hikmahnya?
  10. Bagaimanakah hukum menyelahi jenggot?
  11. Apakah yang dimaksud dengan ad-Dalk, hukumnya menurut para imam?
  12. Terangkan sabda Rasūl dengan dua pertiga mud?

Perkiraan belaka, ataukah pembatasan?

  1. Apakah dua telinga termasuk kepala?
  2. Apakah yang dimaksud dengan ghurrah dan taḥjīl dalam sabda Rasūl sebagai berikut:

إِنَّ أُمَّتِيْ يَأْتُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِيْنَ

  1. Bagaimanakah hukum memulai dengan yang kanan? Dan apakah yang dikecualikan?
  2. Apakah qarīnah perintah tersebut tidak wajib dalam sabda Rasūl”

إِذَا تَوَضَّأْتُمْ فَابْدَءُوْا بِمَيَامِنِكُمْ

  1. Bagaimanakah hukum mendahulukan yang kanan dalam berwudhu’ dan terangkan hikmahnya!
  2. Sebutkan perselisihan pendapat pada ulama dalam mengusap sorban dan mengusap ubun-ubun saja!
  3. Apakah hikmah memutarkan air pada dua siku?
  4. Mengapa hadits berikut dha‘īf?

إِذَا تَوَضَّأَ اَدَارَ الْمَاءَ عَلَى مِرْفَقَيْهِ

Ke manakah arah larangan tersebut?

  1. I‘rāb-lah sabda Rasūl:

لَا وُضُوْءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللهِ

Dan apakah tanda bahwa nafi tersebut tidak diartikan menurut hakikatnya?

  1. Terangkan tata cara Rasūl dalam berkumur dan menghirup air dengan hidung, dan manakah yang rājiḥ antara berkumur dan air sendiri dan menghirup air dengan hidung ataukah langsung keduanya dilakukan dengan air satu sauk? Bagaimanakah pendapat ulama mengenai hal itu?
  2. I‘rāb-lah kalimat tsalātsan (ثَلَاثًا) dalam sabda Rasūl.
  3. Bagaimanakah hukum tartib antara berkumur dan menghirup air dengan hidung. Terangkan tata cara menjalankan keduanya sekaligus! Apakah hal itu diwajibkan?
  4. Bagaimanakah hukum orang yang tidak membasuh lingkaran dalam anggota wudhu’?
  5. Apakah orang yang lupa dalam meninggalkan sebagian kewajiban seperti orang yang tidak mengerti? Dan apa sebabnya?
  6. Bagaimanakah hukum berturut-turut dalam berwudhu’?
  7. Apakah hikmah doa setelah wudhu’ dan terangkan Dzikir Nabawi dalam masalah tersebut!
  8. Berapakah jumlah pintu surga? Dan apakah nama-namanya?
  9. Terangkan bagaimanakah hukum doa yang dibaca setiap membasuh anggota wudhu’?

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *