002 Silsilah Nasab – Sirah Nabawiyyah – Ibnu Hisyam

SIRAH NABAWIYYAH IBNU HISYĀM
(Judul Asli: As-Sīrah an-Nabawiyyah li ibni Hisyām)
Penulis: Abū Muḥammad ‘Abd-ul-Mālik bin Hisyām al-Mu‘āfirī.

Penerjemah: Fadhli Bahri, Lc.
Penerbit: Darul Fikr.

BAB 2

SILSILAH NASAB ANAK-ANAK NABI ISMĀ‘ĪL ‘ALAIH-IS-SALĀM

 

Anak-anak Nabi Ismā‘īl ‘alaih-is-salām

Ibnu Hisyām berkata bahwa Ziyād bin ‘Abdullāh bin al-Bakkā’ī berkata kepada kami dari Muḥammad bin Isḥāq al-Muththalibī yang berkata: “Ismā‘īl bin Ibrāhīm mempunyai dua belas anak; Nābit yang merupakan anak sulungnya, Qaidzar, Adzbul, Mubisysyan, Misma‘an. Māsyī, Damman, Adzar, Thīman, Yathūr, Nabisy, dan Qaidzuma, Ibu mereka ialah Ra‘lah binti Mudhādh bin ‘Amr al-Jurhumī”

Ibnu Hisyām berkata: “Ada yang mengatakan Midhādh dan bukannya Mudhādh. Jurhum adalah anak Qaḥthān, dan Qaḥthān adalah nenek moyang seluruh orang-orang Yaman, dan semua nasab mereka kembali kepadanya. Qaḥthān adalah anak ‘Āmir bin Syālakh bin Irfakhsyad bin Sām bin Nūḥ.”

Ibnu Isḥāq berkata: “Jurhum adalah anak Yaqthan bin ‘Aibar bin Syālakh. Yaqthan tersebut ialah Jurhum bin ‘Aibar bin Syālakh.”

 

Umur Nabi Ismā‘īl ‘alaih-is-salām

Ibnu Isḥāq berkata, “Seperti disebutkan para ulama, bahwa umur Nabi Ismā‘īl ‘alaih-is-salām ialah seratus tiga puluh tahun. Beliau meninggal dunia dalam usia seratus tiga puluh tahun dan dikebumikan di Ḥajar Aswad bersama ibunya, Hājar. Semoga Allah merahmati mereka.”

Ibnu Hisyām berkata: “Orang-orang ‘Arab mengatakan Hājar dan Ājar. Mereka mengganti haruf hā’ dengan alif, sebagaimana mereka mengatakan ḥarāq-ul mā’a dan arāq-ul-mā’u. Hājar berasal dari Mesir.””

 

Hadits Wasiat Berbuat Baik kepada Orang-orang Mesir

Ibnu Hisyām berkata bahwa ‘Abdullāh bin Wahb berkata kepada kami dari ‘Abdullāh bin Lahī‘ah dari ‘Umar mantan budak Ghufrah bahwa Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Allah, dan Allah terhadap orang-orang kafir dzimmi, yaitu orang-orang di negeri yang banyak pohonnya, yang berkulit hitam (negro), dan berambut keriting, karena sesungguhnya mereka mempunyai nasab dan kekerabatan.

‘Amr bin ‘Umar, mantan budak Ghufrah berkata: “Tentang nasab mereka, sesungguhnya ibu Ismā‘īl ‘alaih-is-salām berasal dari mereka. Dan tentang kekerabatan mereka, sesungguhnya Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam mengambil istri dari salah seorang dari mereka (Mariah al-Qibthiyah).”

Ibnu Lahī‘ah berkata: “Ibu Nabi Ismā‘īl, Hājar adalah wanita ‘Arab. Ia berasal dari desa di dekat al-Faramā di dekat Mesir. Sedang ibu Ibrāhīm, wanita yang dihadiahkan al-Muqaiqis kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam berasal dari Ḥafn di distrik Anshina.”

Ibnu Isḥāq berkata bahwa Muḥammad bin Muslim bin ‘Ubaidillāh bin Syihāb Az-Zuhrī berkata kepadaku bahwa ‘Abd-ur-Raḥmān bin ‘Abdullāh bin Ka‘b bin Mālik al-Anshārī kemudian as-Sulamī berkata kepadanya, bahwa Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Jika kalian berhasil menaklukkan Mesir, maka wasiatkan hal-hal yang baik kepada penduduknya, karena mereka mampunyai tanggungan, dan kekerabatan.

Ibnu Isḥāq berkata bahwa aku pernah bertanya kepada Muḥammad bin Muslim az-Zuhrī: “Apa yang dimaksud dengan kekerabatan yang disebutkan Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam untuk mereka pada hadits tersebut?” Muḥammad bin Muslim az-Zuhrī menjawab: “Ibu Nabi Ismā‘īl, Hājar berasal dari mereka.”

 

Asal-usul Orang-orang ‘Arab

Ibnu Hisyām berkata: “Seluruh orang-orang ‘Arab berasal dari anak-anak Ismā‘īl dan Qaḥthān. Salah seorang dari Yaman berkata: “Qaḥthān adalah anak Ismā‘īl, dan Ismā‘īl adalah bapak seluruh orang-orang ‘Arab”.”

Ibnu Isḥāq berkata: “‘Ād adalah anak ‘Aush bin Iram bin Sām bin Nūḥ. Tsamūd dan Judais adalah anak ‘Ābir bin Iram bin Sām bin Nūḥ. Thasm, Imlāq, Umaim adalah anak-anak Lāwidz bin Sām bin Nūḥ. Mereka semua adalah orang-orang ‘Arab.”

Nābit bin Ismā‘īl mempunyai anak yang bernama Yasyjub bin Nābit, kemudian Yasyjub bin Nābit mempunyai anak yang bernama Ya‘rub bin Yasyjub, kemudian Ya‘rub bin Yasyjub mempunyai anak yang bernama Tairaḥ bin Ya‘rub, kemudian Tairaḥ bin Ya‘rub mempunyai anak yang bernama Nāḥūr bin Tairaḥ, Kemudian Nāḥūr bin Tairaḥ mempunyai anak yang bernama Muqawwim bin Nāḥūr, kemudian Muqawwim bin Nāḥūr mempunyai anak yang bernama Udad bin Muqawwim, kemudian Udad bin Muqawwim mempunyai anak yang bernama ‘Adnān bin Udad.”

Ibnu Hisyām berkata: “Ada yang mengatakan, bahwa ‘Adnān adalah anak Udd.”

 

Anak-anak ‘Adnān

Ibnu Isḥāq berkata: “Dari ‘Adnān, anak-anak Ismā‘īl bin Ibrāhīm terpencar-pencar menjadi berbagai kabilah. ‘Adnān mempunyai dua anak laki-laki, yaitu Ma‘add bin ‘Adnān, dan ‘Akka bin ‘Adnān.”

Ibnu Hisyām berkata: “‘Akka menetap di negeri Yaman, karena ia menikah dengan wanita orang-orang Asy‘ariyyūn. Ia menetap di sana. Dengan demikian, negeri dan bahasa menjadi satu rumpun. Orang-orang Asy‘ariyyūn adalah anak-anak Asy‘ar bin Nabt bin Udad bin Zaid bin Humaisa‘ bin ‘Amr bin ‘Arīb bin Yasyjub bin Zaid bin Kahlān bin Saba’ bin Yasyjub bin Ya‘rub bin Qaḥthān. Ada yang mengatakan, bahwa Asy‘ar adalah Nabt bin Udad. Ada juga yang mengatakan Asy‘ar adalah anak Mālik, adalah Madzhaj bin Udad bin Zaid bin Humaisa‘. Ada lagi yang mengatakan Asy‘ar adalah anak Saba’ bin Yasyju.”

Abū Muhrij Khalaf al-Aḥmar, dan Abū ‘Ubaidah kepada ‘Abbās bin Mirdās, salah seorang dari Bani Sulaim bin Manshūr bin ‘Ikrimah bin Khashafah bin Qais bin ‘Ailān bin Mudhar bin Nizār bin Ma‘add bin ‘Adnān, pernah membacakan syair kepadaku. Dalam syairnya, keduanya menyanjung ‘Akka:

‘Akka bin ‘Adnān yang bergelar Ghassān

Hingga mereka benar-benar terusir daripadanya

Syair di atas adalah penggalan dari syair-syairnya.

Ghassān adalah air di bendungan Mārib di Yaman. Tadinya Ghassān milik anak Māzin bin al-Asd bin al-Ghauts, kemudian mereka diberi nama dengan nama air tersebut. Ada yang mengatakan Ghassān adalah air di al-Musyallal di dekat al-Juḥfah, dan orang-orang yang minum daripadanya, kemudian memberikan nama tersebut kepada kabilah-kabilah dari Bani Māzin bin al-Asd bin al-Ghauts bin Nabt bin Mālik bin Zaid bin Kahlān bin Saba’ bin Yasyjub bin Ya‘rub bin Qaḥthān.

 

Nasab Orang-orang Anshār

Ḥasan bin Tsābit al-Anshārī berkata dalam syairnya-dan orang-orang Anshār adalah anak-anak al-Aus dan al-Khazraj. keduanya anak Ḥāritsah bin Tsa‘labah bin ‘Amr bin ‘Āmir bin Ḥāritsah bin Imru’-ul-Qais bin Tsa‘labah bin Māzin bin al-Asd bin al-Ghauts.

Jika engkau bertanya, sesungguhnya kami adalah orang-orang mulia al-Asd adalah nasab kami, dan Ghassān adalah air kami

Syair di atas adalah salah satu syair panjang Ḥasan bin Tsābit.

Salah seorang dari Yaman berkata: Dan ‘Akka yang menetap di Khurāsān, “‘Akka adalah anak-anak ‘Adnān bin ‘Abdullāh al-Asd bin al-Ghauts.” Ada pula yang mengatakan ‘Udtsān (adalah anak ad-Daits – tidak ada dalam teks bahasa ‘Arab – S.H.) bin ‘Abdullāh bin al-Asd bin al-Ghauts.”

 

Anak-anak Ma‘add

Ibnu Isḥāq berkata: “Ma‘add bin ‘Adnān mempunyai empat anak: Nizār bin Ma‘add, Qudhā‘ah bin Ma‘add-Qudhā‘ah adalah Bakr Ma‘add-, Qunush bin Ma‘add, dan Iyād bin Ma‘add. Adapun Qudhā‘ah, ia pergi ke Yaman ke rumah Ḥimyar bin Saba’. Nama asli Saba’ adalah ‘Abdu Syams. Ia dinamakan Saba’, karena ia orang ‘Arab pertama yang mengumpulkan kabilah-kabilah Yaman. Ia anak Yasyjub bin Ya‘rub bin Qaḥthḥn.”

Ibnu Hisyām berkata bahwa orang-orang Yaman dan Qudhā‘ah: Qudhā‘ah ialah anak Mālik bin Ḥimyar-, dan ‘Amr bin Murrah al-Juhanī, Juhainah adalah anak Zaid bin Laits bin Saud bin Aslam bin Ilḥāf bin Qudhā‘ah-berkata:

Kami adalah anak-anak tokoh yang mulia dan terkenal

Yaitu Qudhā‘ah bin Mālik bin Ḥimyar

Itu nasab terkenal yang tidak dipungkiri siapapun

Di bawah batu yang diukir di bawah mimbar

 

Qunush bin Ma‘add

Ibnu Hisyām berkata: “Adapun Qunush, maka sisa-sisa mereka meninggal dunia menurut penuturan ahli nasab Ma‘add, termasuk di dalamnya an-Nu‘mān bin al-Mundzir, raja al-Ḥīrah.”

 

Nasab an-Nu‘mān bin al-Mundzir

Ibnu Isḥāq berkata bahwa Muḥammad bin Muslim bin ‘Abdullāh bin Syihāb az-Zuhrī berkata kepadaku bahwa an-Nu‘mān bin al-Mundzir adalah anak Qunush bin Ma‘add.

Ibnu Hisyām berkata: “Ada yang mengatakan Qanash, dan bukan Qunush.”

Ibnu Isḥāq berkata bahwa Ya‘qūb bin ‘Utbah bin al-Mughīrah bin al-Akhnas berkata kepadaku dari salah seorang tua kaum Anshār dari Bani Zuraiq yang berkata bahwa ketika ‘Umar bin Khaththāb radhiyallāhu ‘anhu diberi pedang an-Nu‘mān bin al-Mundzir, ia memanggil Jubair bin Muth‘im bin ‘Adī bin Naufal bin ‘Abdu Manāf bin Qushai, -Jubair adalah orang yang paling ahli tentang nasab orang-orang Quraisy dan orang-orang ‘Arab secara umum. Sebelumnya, ‘Umar bin Khaththāb pernah berkata: “Aku mengambil nasab dari Abū Bakar radhiyallāhu ‘anhu, karena Abū Bakar adalah orang ‘Arab yang paling jago tentang nasab.” ‘Umar bin Khaththāb memberikan pedang tersebut kepada Jubair kemudian bertanya kepadanya: “Hai Jubair, an-Nu‘mān bin al-Mundzir berasal dari mana?” Jubair berkata: “Ia berasal dari tulang-belulang Qunush bin Ma‘add.”

Ibnu Isḥāq berkata: “Adapun seluruh orang-orang ‘Arab, maka ada yang menyatakan bahwa mereka adalah anak keturunan Lakhm, anak Rabī‘ah bin Nashr.” Hanya Allah yang Maha Mengetahui, sebenarnya ia berasal dari mana!

 

Lakhm ‘Adī

Ibnu Hisyām berkata: “Lakhm adalah anak ‘Adī bin al-Ḥārits bin Murrah bin Udad bin Zaid bin Humaisa‘ bin ‘Amr bin ‘Arīb bin Yasyjub bin Zaid bin Kahlān bin Saba’. Ada yang mengatakan Lakhm adalah anak ‘Adī bin ‘Amr bin Saba’. Ada juga yang mengatakan Lakhm ialah Rabī‘ah bin Nashr bin Abū Ḥāritsah bin ‘Amr bin ‘Āmir. Ia tertinggal di Yaman ketika ‘Amr bin ‘Āmir meninggalkan Yaman.”

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *