001 Tauhid-ul-Af’aal – Permata Yang Indah (Bagian 4)

الدر النفيس
للشيخ محمد نفيس ابن إدريس البنجاري

PERMATA YANG INDAH
TITIAN SUFI MENUJU TAUḤĪDULLĀH
Oleh: Syekh Muhammad Nafīs Ibnu Idrīs Al-Banjārī

Rangkaian Pos: Permata Yang Indah - 001 Tauhid-ul-Af’aal | Syekh Muhammad Nafis Al-Banjari

هو

PASAL SATU

TAUḤĪD AL-AF‘ĀL

Dengan demikian, dari pelbagai keterangan yang telah dipaparkan di atas, dapat saya simpulkan bahwa jika seseorang benar-benar ber-musyāhadah sesuai dengan konsep yang ada dalam lingkup Tauḥīd-ul-Af‘āl, insya’ Allah, ia akan sampai kepada-Nya. Tetapi, Maqam Tauḥīd-ul-Af‘āl ini merupakan salah satu derajat di antara beberapa derajat orang yang sampai kepada Allah. Tingkatan-tingkatan orang yang sampai kepada Allah ini akan saya terangkan nanti di dalam penutup risalah ini.

Namun demikian, maqam yang mula-mula dianugerahkan Allah kepada seorang salik yang menjalani laku hidup spiritual atau orang-orang lainnya adalah Maqam Tauḥīd-ul-Af‘āl ini. Orang yang dianugerahi maqam ini ibarat orang yang majdzūb, yaitu orang yang diraih secara tiba-tiba dan terkejut oleh Allah s.w.t. Orang ini akan mengenal Dzat Allah, Sifat Allah, Asmā Allah, dan Af‘āl Allah, lebih dari sekadar melakukan ibadah, talqin kepada guru-guru, dan ijazah dari para syaikh. Inilah hasil daripada suluk dari seorang sālik. Sālik adalah orang yang melakukan ijtihad secara bertahap dalam rangka pengabdiannya kepada Allah melalui latihan-latihan (riyādhah) spiritual, sehingga dengan riyādhah itu ia akan diberi ijazah oleh syaikh yang membimbingnya. Seorang sālik adalah seorang yang senantiasa melakukan apa yang disuruhkan oleh syekhnya mengenai segala ibadah dan selainnya tanpa cacat sedikit pun atau menyalahinya. Adapun yang dimaksud dengan ārif adalah orang yang mengenal Allah dan hamba-Nya. Seorang ārif akan mampu membedakan antara Khaliq dan makhluq, serta akan ber-musyāhadah dengan mereka.

Maqam Tauḥīd-ul-Af‘āl yang telah dijelaskan di atas menjadi maqam pertama dari segala maqam kaum ārif, yang pada gilirannya, akan mengantarkan menuju maqam yang berada di atasnya, yaitu Maqam Tauḥīd-ul-Asmā, yaitu maqam kedua dari segala maqam kaum ārif.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *