001-4 Bersuci – Air – Mensucikan Lantai yang Terkena Najis | Terjemah Ibanat-ul-Ahkam

TERJEMAH IBANAT-UL-AHKAM
(Judul Asli: Ibānat-ul-Aḥkāmi Syarḥu Bulūgh-il-Marām: Qism-ul-‘Ibādah)
Oleh: Hasan Sulaiman an-Nuri dan Alwi Abbas al-Maliki

Penerjemah: Mahrus Ali
Penerbit: Mutiara Ilmu.

Rangkaian Pos: Terjemah Ibanat-ul-Ahkam - Bersuci - Air | Hasan Sulaiman an-Nuri dan Alwi Abbas al-Maliki

BAHAGIAN PERTAMA

BERSUCI

 

BAB I

AIR – BAGIAN 4

 

Mensucikan Lantai yang Terkena Najis

10. وَ عَنْ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ (ر) قَالَ: (جَاءَ أَعْرَابِيٌّ فَبَالَ فِيْ طَائِفَةِ الْمَسْجِدِ فَزَجَرَهُ النَّاسُ، فَنَهَاهُمْ رَسُوْلُ اللهِ (ص)، فَلَمَّا قَضَى بَوْلَهُ أَمَرَ النَّبِيُّ (ص) بِذَنُوْبٍ مِنْ مَاءٍ فَأُهْرِيْقَ عَلَيْهِ). مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Anas bin Mālik r.a. berkata: “Seorang ‘Arab Badui datang lalu kencing di sudut masjid. Para sahabat melarangnya, lalu Rasūl mencegah mereka. Ketika selesai kencing, Nabi s.a.w. memerintah agar diambilkan setimba air, lalu dituangkan padanya.

(Muttafaq ‘alaih).

 

Pengertian Hadits Secara Global

Rasūlullāh s.a.w. diutus untuk memberikan belas kasih kepada umat manusia dan menunjukkan kepada akhlak yang mulia. Beliau belas kasih kepada orang yang bodoh bila melanggar sesuatu. Para sahabat bersitegang ketika seorang ‘Arab Badui kencing di masjid karena baru masuk Islam. Kemudian Rasūlullāh s.a.w. melarang mereka karena bahaya yang dialami ‘Arab Badui itu yaitu air kencing yang tertahan bila kencingnya diputuskan. Atau mungkin tubuh dan pakaiannya akan najis, dan air kencing akan bertebaran ke beberapa tempat di masjid bila kencingnya diputuskan.

Rasūlullāh s.a.w. menunjukkan tata cara membersihkan tanah yang kena najis. Beliau mengutus kontingen tentara dan memberikan wasiat kepada mereka dengan sabdanya: “Berbuatlah yang mudah dan jangan mempersulit sesuatu.

 

Uraian Lafal

(أَعْرَابِيٌّ) : Ia adalah nisbat kepada A‘rab (أَعْرَابٌ) penduduk desa. Ada yang berkata: namanya adalah Dzul-Khuwaishirah al-Umamī.

(طَائِفَةُ الْمَسْجِدِ) : Sebagian tanah masjid.

(فَزَجَرَهُ النَّاسُ) : Mereka membentaknya.

(قَضَى بَوْلَهُ) : Dia menyelesaikan kencingnya.

(بِذَنُوْبٍ مِنْ مَاءٍ) : Setimba air.

(أُهْرِيْقَ عَلَيْهِ) : Ditumpahkan.

(مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ) : Hadits tersebut diriwayatkan oleh Bukhārī dan Muslim. Dan riwayat hidupnya telah diterangkan dalam kata pengantar.

 

Kesimpulan Hadits

  1. Belas kasih kepada orang bodoh dan mengajarkan apa yang diperlukannya tanpa berkata keras kepadanya selama dia tidak melakukan pelanggaran karena meremehkan atau menentangnya.
  1. Boleh bawahan cepat ingkar kepada orang yang melakukan pelanggaran di muka kepalanya sebelum minta izin padanya.
  1. Menolak dua bahaya yang paling besar dengan menjalankan yang paling ringan bahayanya.
  1. Air kencing manusia adalah najis.
  1. Menghormati masjid dan membersihkannya dari beberapa kotoran. Hal ini merupakan sesuatu yang ditetapkan bagi mereka. Oleh karena itu, mereka cepat ingkar.
  1. Minta agar cepat menghilangkan sesuatu yang berbahaya supaya tidak menambah bahaya lagi. Sebab, Rasūl memerintahkan para sahabat untuk menuangkan air setelah ‘Arab Badui itu selesai kencing.
  1. Tanah yang kena najis bisa suci dengan menuangkan air kepadanya menurut pendapat kebanyakan ulama. Menurut ulama mazhab Ḥanafī, tanah tersebut bisa suci bila telah kencing.

 

Perawi Hadits

Anas bin Mālik bin An-Nadhar al-Anshārī al-Najjārī yang menjadi pelayan Nabi s.a.w. sepuluh tahun dan beliau mengikuti perang Badar. Beliau meriwayatkan 1286 hadits. Beliau meninggal dunia di kota Bashrah tahun 90 H. Usianya seratus tahun. Beliau sahabat paling terakhir yang meninggal dunia di kota tersebut.

2 Komentar

  1. Chabib berkata:

    Kog hanya beberapa saja yg ad uraian nahwunya?

    1. Majlis Dzikir Hati Senang berkata:

      Mohon maaf, hanya itu saja yang ada di dalam kitabnya dan kami hanya mengetik sesuai yang ada di dalam kitab. Terima kasih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *