001-1 Permulaan Iman – Kisah Hidup Abu Bakar al-Shiddiq

KISAH HIDUP ABU BAKAR AL-SHIDDIQ
(Judul Asli: Abū Bakr)
Oleh: Dr. Musthafa Murad

Penerjemah dan Penyelaras: Dedi Slamet Riyadi. MA.
Penerbit: ZAMAN

BAB SATU

JEJAK SANG SAHABAT UTAMA

 

Permulaan Iman

Malaikat Jibril mendatangi Rasulullah untuk menyampaikan titah Allah:

Wahai orang berselimut! Bangun dan berilah peringatan. Agungkanlah Tuhanmu. Sucikanlah pakaianmu. Tinggalkanlah segala perbuatan keji. Jangan memberi jika bermaksud mendapatkan balasan yang lebih besar. Dan, hanya untuk Tuhanmu, bersabarlah.” (al-Muddatstsir: 1-7)

Rasulullah segera memahami titah Allah tersebut. Mula-mula mencermati orang-orang sekitar yang kira-kira mau menerima ajakannya sambil meyakini pertolongan Allah.

Rasulullah sadar, kaum Makkah tidak akan serta-merta menerima Islam seperti pernah diingatkan oleh Waraqah ibn Naufal (121) Mereka akan menentang. Maka beliau berdakwah sembunyi-sembunyi, mendekati teman-teman dekatnya, dan melakukannya secara bertahap.

Abu Bakarlah orang paling dekat dengan Rasulullah. Beliau mengajaknya memeluk Islam. Abu Bakar langsung menerima ajakan itu tanpa ragu sedikit pun. Ia sepenuhnya mempercayai apa yang disampaikan Rasulullah.

Rasulullah bangga dengan sikap Abu Bakar hingga beliau pernah memujinya, “Setiap aku mengajak seseorang untuk memeluk Islam, pasti ia ragu dan meminta waktu untuk mempertimbangkan. Kecuali Abu Bakar. Ia langsung menerima tanpa ragu sedikit pun.”

Sebelum memeluk Islam, Abu Bakar pernah bermimpi. Ia melihat rembulan turun ke Makkah dan pecah. Kepingan-kepingannya menyebar dan masuk ke setiap rumah. Tidak ada satu pun rumah yang tak dimasuki. Lalu, kepingan-kepingan tersebut kembali menyatu, membentuk rembulan utuh, kemudian mendekati Abu Bakar dengan pelahan-perlahan dan jatuh ke pangkuannya.

Abu Bakar berusaha menerka makna mimpi itu. Ini bukan mimpi biasa, pikirnya. Abu Bakar kemudian menemui seorang Ahli Kitab yang dipercayainya mampu menjelaskan makna mimpi tersebut. Sang Ahli Kitab kemudian mengatakan bahwa mimpi itu adalah isyarat kabar gembira yang akan diterima Abu Bakar, yaitu datangnya seorang nabi yang akan menaungi zaman-nya. Abu Bakar akan menjadi pengikut nabi tersebut dan menjadi orang paling gembira dengan kehadiran sang nabi.

Abu Bakar merasa tidak cukup jika beriman saja. Ia berjuang membantu Rasulullah menyebarkan hidayah sejak hari pertama keislamannya. Abu Bakar sosok yang akrab, ramah, mudah bergaul, berakhlak mulia, saudagar yang dermawan, dan dicintai kaumnya. Ia memahami garis keturunan kaum Quraisy serta seluk-beluk mereka. Ia sering didatangi para tokoh Quraisy untuk dimintai pendapat tentang berbagai persoalan. Pengetahuan dan pengalaman hidupnya dipercaya. Perkumpulan yang diadakan Abu Bakar selalu memberi ketenangan dan kegembiraan.

Abu Bakar memanfaatkan perkumpulan-perkumpulan yang diadakannya sebagai media untuk menyebarkan Islam. Ia ajak orang-orang yang sering hadir dalam perkumpulan itu memeluk Islam, dan meminta mereka agar menyembunyikan apa yang ia sampaikan. Sebab, ia tahu persis reaksi orang-orang Quraisy jika Islam disampaikan secara terbuka.

Beberapa teman dekat Abu Bakar yang menerima ajakannya, antara lain ‘Utsman ibn ‘Affan, Zubair ibn ‘Awwam (saat itu berusia sepuluh tahun), ‘Abd-ur-Rahman ibn ‘Auf, Sa‘d ibn Abi Waqqash, dan Thalhah ibn Zubair. Mereka kemudian mendatangi Rasulullah dengan sembunyi-sembunyi untuk menyatakan diri memeluk Islam dan bersedia membantu mengemban dakwah.

Catatan:


  1. 12). Penjelasan tentang pertemuan Nabi dengan Waraqah ibn Naufal ada dalam buku Fī Bait-ir-Rasūl. 

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *