Surah an-Nas 114 ~ Tafsir as-Sa’di

TAFSĪR AL-QUR’ĀN
(Judul Asli: TAISĪR-UL-KARĪM-IR-RAḤMĀNI FĪ TAFSĪRI KALĀM-IL-MANNĀN)

Penyusun: Syaikh ‘Abd-ur-Raḥmān bin Nāshir as-Sa‘dī

(Jilid ke 7 dari Surah adz-Dzāriyāt s.d. an-Nās)

Penerjemah: Muhammad Iqbal, Lc.
Izzudin Karimi, Lc.
Muhammad Ashim, Lc.
Mustofa Aini, Lc.
Zuhdi Amin, Lc.

Penerbit: DARUL HAQ

سُوْرَةُ النَّاسِ

TAFSIR SURAT AN-NĀS

(Manusia)

Surat ke-114: 6 ayat

Madaniyyah

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

 

قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. إِلهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ

114-1. Katakanlah: “Aku berlindung kepada Rabb manusia,

114-2. Raja manusia,

114-3. Sembahan manusia,

114-4. dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,

114-5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.

114-6. dari jin dan manusia.”

(an-Nās [114]: 1-6)

 

Tafsir Ayat:

(1-6) Surat ini mencakup perlindungan diri kepada Rabb manusia, Penguasa dan Sesembahan mereka, dari syaithan yang merupakan pangkal dan materi dasar segala kejahatan. Di antara fitnah dan kejahatannya adalah bisikan dalam dada manusia. Keburukan dibuat seolah-olah baik untuk mereka dan diperlihatkan dalam bentuk yang indah, menggerakkan keinginan mereka agar melakukannya, menghalangi mereka dari kebaikan dan kebaikan diperlihatkan pada mereka wujud lain. Syaithan selalu berada dalam kondisi seperti itu, membisiki kemudian menunda bisikan bila manusia mengingat Rabbnya dan meminta pertolongan kepada-Nya untuk menangkal bisikan tersebut. Maka manusia selayaknya meminta pertolongan dan perlindungan serta berpegangan pada pemeliharaan Allah s.w.t., karena semua makhluk berada di bawah Rubūbiyyah dan kekuasaan Allah s.w.t, semua ubun-ubun makhluk yang melata berada dalam genggaman Allah s.w.t., dan di bawah Uluhiyyah-Nya yang menjadi tujuan penciptaan makhluk. Karena itu, tidaklah tujuan itu sempurna untuk manusia tanpa menangkal kejahatan musuh mereka yang ingin memutuskan mereka dan menghalangi mereka darinya dan ingin menjadikan mereka sebagai golongannya, agar mereka menjadi penghuni Neraka Sa‘īr.

Bisikan, sebagaimana berasal dari syaithan juga bisa berasal dari manusia, karena itu Allah s.w.t. berfirman: (مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ) “Dari jin dan manusia”.

Segala puji bagi Allah s.w.t. semata, Rabb semesta alam, secara permulaan, penutup, lahir dan batin. Kita memohon semoga Allah s.w.t. menyempurnakan nikmat-Nya, memaafkan dosa-dosa kita yang menghalangi kita dari berbagai berkah-Nya, semoga Allah s.w.t. mengampuni kesalahan dan keinginan hawa nafsu kita yang melenyapkan renungan ayat-ayat Allah s.w.t. dari hati kita. Kita berharap kepada-Nya semoga tidak menghalangi kita dari kebaikan yang ada di sisi-Nya karena keburukan yang ada pada diri kita, karena sesungguhnya hanya kaum kafir dan orang-orang sesatlah yang berputus asa dari rahmat Allah s.w.t. Semoga shalawat dan salam tetap terlimpahkan kepada Rasūl-Nya, Muḥammad. Dan kepada seluruh sahabat beliau. Shalawat dan salam yang senantiasa bergema selama-lamanya. Dan segala puji bagi Allah s.w.t semata, yang karena nikmat-Nya-lah segala kebaikan terlaksana.

 

Tafsir kitab Allah s.w.t. selesai berkat pertolongan dan taufiq-Nya kepada perangkum dan penulisnya, ‘Abd-ur-Raḥmān bin Nāshir Ibnu ‘Abdillāh yang dikenal sebagai Ibnu Sa‘dī. Semoga Allah s.w.t. berkenan mengampuni beliau, orang tua beliau, seluruh kaum Muslimin.

Penulisan berhasil diselesaikan pada 7 Sya’ban 1345 H. (491).

Wahai Rabb kami! Terimalah amal kami dan ampunilah kami, karena sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

 

Catatan:


  1. 49). Disebutkan manuskrip B: “Pada pertengahan Rabī‘-ul-Awwal tahun 1344 H. 

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *