Surah al-Kautsar 108 ~ Tafsir al-Jailani

Dari Buku: TAFSIR al-Jaelani
Oleh: Syekh ‘Abdul-Qadir Jaelani
Penerjemah: Abdul Hamid

Penerbit: PT. SAHARA intisains

Surah ke 108; 3 ayat

Al-Kautsar

(sungai di surga).

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

 

Pembuka Surah al-Kautsar.

Orang yang telah sampai di lautan hakikat dan telah tiba di telaga sumber air dan maqam terpuji, yang merupakan cerminan dari wujud Ilahi yang menjangkau semua makhluk berdasarkan kedermawanan Dzat-Nya; pasti mengetahui bahwa untuk sampai ke tujuan tertinggi, yaitu tauhid inti yang diibaratkan sebagai telaga Kautsar, di mana kalimat telaga Kautsar di sini digunakan untuk mengungkapkan kebaikan dan keberkahan yang banyak; bukanlah suatu hal yang mudah. Para nabi dan rasul berkumpul di hadapan calon nabi terakhir, Muḥammad s.a.w. Karena itulah, beliau diutus sebagai Nabi terakhir untuk menyampaikan risalah dan syari‘at. Karena ini pula Allah s.w.t. mengingatkan dalam surah ini tentang keagungan, posisi, dan besarnya kedudukan Nabi s.a.w. Setelah memberikan keberkatan, Allah s.w.t. berfirman: (بِسْمِ اللهِ) [Dengan menyebut nama Allah] yang menyingkapkan Diri kepada kekasih-Nya, Muḥammad s.a.w., dengan semua kesempurnaan-Nya untuk menjadi cermin yang memantulkan dampak semua nama-namaNya yang baik dan sifat-sifatNya yang luhur melalui diri Nabi s.a.w., (الرَّحْمنِ) [Yang Maha Pemurah] kepada semua manusia dengan cara mengutus Nabi s.a.w. untuk memberi petunjuk kepada mereka menuju dar-us-salam, (الرَّحِيْمِ) [lagi Maha Penyayang] kepada orang-orang khusus dari kalangan manusia degnan cara memberi petunjuk kepada mereka menuju tauhid inti yang bisa menjadi penyelamat dari angan-angan yang menyesatkan.

Ayat 1.

(إِنَّا) [Sesungguhnya Kami], dari maqam kedermawanan Kami yang agung dan kemuliaan Kami yang murni, (أَعْطَيْنَاكَ) [telah memberikan kepadamu] wahai Rasul yang paling sempurna, dengan pemberian dan kemuliaan (الْكَوْثَرَ) [nikmat yang banyak] yang berfungsi untuk memastikan, menyingkapkan, dan mengetahui keesaan Dzat. Setelah Kami memberikannya kepadamu dan mengistimewakanmu dengan kemuliaan yang tidak pernah Kami berikan kepada seorang pun dari kalangan nabi dan rasul yang ada sebelum kamu:

Ayat 2.

(فَصَلِّ لِرَبِّكَ) [Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu], terus-menerus menghadap kepada-Nya, ikhlaslah terhadap diri-Nya, dan tetaplah berdiri di hadapan-Nya: (وَ انْحَرْ) [dan korbankanlah] domba dari sifat kemanusiaanmu setelah kamu sampai di puncak kemuliaan dan meraih keberuntungan dengan mengetahui semua nama dan sifat karena mendekatkan diri kepada Allah s.w.t., dan tidak berpaling pada orang yang dapat menimpakan aib dan keburukan kepadamu dari kalangan orang-orang bodoh lagi sombong.

Ayat 3.

(إِنَّ شَانِئَكَ) [Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu], yang menimpakan aib kepadamu, dan yang marah kepadamu karena posisi dan kedudukanmu itu: (هُوَ الْأَبْتَرُ) [dialah yang terputus], yakni tidak mendapatkan hasil akhir dari setiap kebaikan. Sedangkan hasil akhirmu akan tetap ada hingga hari kiamat.

 

Penutup Surah al-Kautsar.

Wahai pengikut Muḥammad s.a.w. yang berjalan menuju telaga Kautsar dan minum darinya, kamu harus terus menghadap kepada Allah s.w.t. dalam semua waktu dan keadaanmu dengan meninggalkan kehidupan duniawi untuk beribadah dan berlaku ikhlas. Kamu juga harus mematikan keinginan sifat hewani tubuhmu, lalu menunjukinya jalan kebenaran seraya mendekatkan diri kepada-Nya supaya kamu meraih kebaikan dan kebahagiaan dunia akhirat.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *