Surah al-Ikhlash 112 ~ Tafsir Nur-ul-Qur’an

TAFSIR NUR-UL-QUR’AN
(Diterjemahkan dari: Nur-ul-Qur’an: An Enlightening Commentary into the Light of the Holy Qur’an).
Oleh: Allamah Kamal Faqih Imani
Penerjemah Inggris: Sayyid Abbas Shadr Amili
Penerjemah Indonesia: Rahadian M.S.
Penerbit: Penerbit al-Huda

Rangkaian Pos: Surah al-Ikhlash 112 ~ Tafsir Nur-ul-Qur'an

Dengan Nama Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang

 

Surah al-Ikhlāsh (Tauḥīd)

(Surah ke-112: 4 Ayat)

Mukadimah

Surah at-Tauḥīd atau Surah al-Ikhlāsh, sebagaimana ditunjukkan oleh namanya, menjelaskan tentang keesaan Allah (tauhid). Empat ayat dalam surah ini seluruhnya menerangkan perihal tauhid.

 

Sebab Turunnya

Mengenai peristiwa turunnya surah ini, sebuah hadis dari Imām Ja‘far bin Muḥammad ash-Shādiq a.s. menyebutkan: “Seorang Yahudi bertanya kepada Rasūlullāh s.a.w. untuk menjelaskan identitas atau menguraikan geneologi Allah. Beliau terdiam dan tidak memberikan jawaban selama tiga hari. Kemudian, malaikat diutus membawa (kepadanya) surah ini dan beliau (s.a.w.) menyampaikan ayat-ayat (tauhid) itu sebagai jawaban terhadap orang Yahudi tersebut.” (11).

Sejumlah riwayat lain mengungkapkan, Yahudi yang menanyakan persoalan ini adalah ‘Abdullūh bin Suriyah, salah seorang dari pemuka Yahudi ternama. Riwayat lain mengatakan, ia adalah ‘Abdullāh bin Salām, yang menanyakan hal ini kepada Nabi s.a.w. di Makkah, dan kemudian mengimani Islam, tapi ia terus menyembunyikan keimanannya.

Riwayat lain menyatakan, pertanyaan seperti itu dilontarkan oleh kaum musyrik Makkah. (22).

Dalam beberapa riwayat lain juga disebutkan, golongan Kristen Najran juga pernah menanyakan persoalan tersebut.

Tidak ada kontradiksi dalam riwayat-riwayat ini, sebab pertanyaan tersebut mungkin telah diajukan oleh mereka semua yang, dengan sendirinya, merupakan satu bukti begitu luar biasa pentingnya surah ini, yang mampu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh orang yang berbeda-beda dari pelbagai kelompok.

 

Keutamaan Mengkaji Surah Ini

Banyak riwayat dari Rasūlullāh s.a.w. dan Ahl-ul-Bait a.s. dinukil dalam sumber-sumber Islam, yang menyebutkan tentang keutamaan membaca surah at-Tauḥīd, surah yang penuh keagungan ini. Penulis tafsir Athyāb at-Bayān mengumpulkan 25 riwayat tentang hal itu. (33).

Rasūlullāh s.a.w. diriwayatkan pernah mengatakan dalam sebuah hadits: “Adakah seseorang dari kalian yang sanggup membaca sepertiga al-Qur’ān dalam satu malam?”

Salah seorang pendengarnya bertanya: “Wahai Rasūlullāh! Siapakah yang mampu melakukan hal tersebut?”

Nabi s.a.w. menjawab: “Bacalah Qul Huwallāhu aḥad (Surah al-Ikhlāsh).” (44).

Sebuah hadits mengatakan, apabila seseorang membaca Surah al-Ikhlāsh setiap kali sampai di rumah, akan menambah rezeki dan menghilangkan kemiskinan dari penghuninya. (55).

Ada sembilan puluh riwayat dan hadis dari berbagai jalur dengan rujukan-rujukan yang dipercaya menyebutkan perihal keutamaan dan tafsir surah ini dalam tafsir Nūr ats-Tsaqalain. (66).

Mengenai pandangan yang menyatakan bahwa membaca surah ini setara dengan membaca sepertiga al-Qur’ān, sebagian mufassir berpendapat bahwa hal itu disebabkan karena al-Qur’ān mengandung senarai hukum, akidah dan sejarah. Dan, surah ini mengungkapkan bagian akidah dalam bentuk sangat mendalam.

Sebagian ulama tafsir lain mengatakan al-Qur’ān terdiri dari tiga tema pokok: asal mula (penciptaan), kesudahan/akhir (akhirat), dan apa-apa yang berada di antara keduanya, dan surah ini berkaitan dengan tema pertama.

Dengan demikian berarti pengertian sepertiga al-Qur’ān yang dikaitkan dengan pembahasan tauhid, bisa juga diterima. Artinya, intisari al-Qur’ān telah dicantum dalam surah ini.

Sebagai kesimpulan dari pernyataan ini kita dapat mengutip sebuah hadis tentang keagungan surah ini.

Imām ‘Alī bin Ḥusain Zain al-‘Ābidīn a.s. ditanya tentang Surah al-Ikhlāsh (at-Tauḥīd). Beliau menjawab: “Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla (Yang Maha Kuasa dan Maha Agung) mengetahui bahwa di akhir zaman nanti akan ada sejumlah orang yang teliti dan cermat (dalam segala urusan) (al-muta‘ammiqūn), kemudian Dia menurunkan surah tersebut (al-Ikhlāsh), dan ayat-ayat permulaan Surah al-Ḥadīd sampai “Dan Dia mengetahui (rahasia-rahasia) dari (semua) isi hati.” Siapa pun yang mencari apa yang ada di balik ini, maka sungguh ia akan binasa.” (77).

 

al-Ikhlāsh (Tauḥīd)

(Surah ke-112: )

Ayat 1-4

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ. اللهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَ لَمْ يُوْلَدْ. وَ لَمْ يَكُنْ لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ

Dengan Nama Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang

112:1. Katakanlah: “Dia-lah Allah, Tuhan Yang Maha Esa.

112:2. Allah, Yang Maha Abadi (tidak bergantung).

112:3. Ia tidak beranak, tidak pula diperanakkan,

112:4. Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia.

 

Catatan:


  1. 1). Majma‘-ul-Bayān, jilid 10, hal. 564. 
  2. 2). Al-Mīzān, jilid 20, hal. 546. 
  3. 3). Athyāb-ul-Bayān, jilid 14, hal. 259. 
  4. 4). Majma‘-ul-Bayān, jilid 10, hal. 561 (dan sumber-sumber kitab tafsir yang lain). 
  5. 5). Ibid. 
  6. 6). Nūr-uts-Tsaqalayn, jilid 5, hal. 699-715. 
  7. 7). Ushūl-ul-Kāfī, jilid 1, bab “Nisbat”, hadits ke-3. 

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *