Surah al-‘Ashr 103 ~ Tafsir as-Sa’di

TAFSĪR AL-QUR’ĀN
(Judul Asli: TAISĪR-UL-KARĪM-IR-RAḤMĀNI FĪ TAFSĪRI KALĀM-IL-MANNĀN)

Penyusun: Syaikh ‘Abd-ur-Raḥmān bin Nāshir as-Sa‘dī

(Jilid ke 7 dari Surah adz-Dzāriyāt s.d. an-Nās)

Penerjemah: Muhammad Iqbal, Lc.
Izzudin Karimi, Lc.
Muhammad Ashim, Lc.
Mustofa Aini, Lc.
Zuhdi Amin, Lc.

Penerbit: DARUL HAQ

سُوْرَةُ الْعَصْرِ

TAFSIR SURAT AL-‘ASHR

(Masa)

Surat ke-103: 3 ayat

Makkiyyah

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

 

وَ الْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَ تَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَ تَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

103:1. Demi masa.

103:2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,

103:3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan ‘amal shaliḥ dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.

(al-‘Ashr [103]: 1-3)

 

Tafsir Ayat:

(1-3) Allah s.w.t. bersumpah dengan masa; yaitu siang dan malam sebagai tempat terjadinya perbuatan-perbuatan manusia, bahwa manusia itu rugi. Orang yang rugi adalah kebalikan orang yang beruntung. Tingkatan orang yang rugi bermacam-macam; ada yang rugi secara mutlak seperti kondisi orang yang rugi di dunia dan di akhirat. Ia tidak mendapatkan kenikmatan dan berhak mendapat Neraka Jaḥīm. Ada yang rugi di sebagian sisi saja. Karena itu Allah s.w.t. menyebutkan kerugian untuk setiap manusia secara umum, kecuali orang yang memiliki empat sifat:

Iman terhadap apa yang diperintahkan Allah s.w.t. dengan beriman kepada-Nya. Dan iman tidak ada tanpa adanya ilmu. Ilmu adalah bagian dari iman yang tanpanya keimanan menjadi tidak sempurna.

‘Amal shalih. Dan ini mencakup seluruh perbuatan baik, zahir maupun batin, yang berkaitan dengan hak-hak Allah s.w.t. dan hak-hak hamba-Nya, yang wajib dan yang dianjurkan.

Saling menasihati dengan kebenaran yang merupakan iman dan ‘amal shalih, yakni sebagian orang menasihati sebagian yang lain dengan kebenaran, mendorong, dan menganjurkannya.

Saling menasihati dengan kesabaran adalah dalam ketaatan terhadap Allah s.w.t., bersabar menjauhi ma‘siat, dan bersabar atas ketentuan-ketentuan Allah s.w.t. yang menyakitkan. Dengan dua hal pertama, seseorang menyempurnakan dirinya sendiri dan dengan dua hal kedua, seseorang menyempurnakan orang lain dan dengan melengkapi keempat hal tersebut, seseorang terhindar dari kerugian dan mendapatkan keuntungan besar.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *