1-2 Jenis-jenis Kalam – Ilmu Nahwu Tuhfat-us-Saniyah

Dari Buku:
Ilmu Nahwu Terjemah Tuhfat-us-Saniyah
(Judul Asli: Tuḥfat-us-Saniyati Syarḥu Muqaddimat-il-Ajurrumiyyah)
Oleh: Muhammad Muhyidin ‘Abdul Hamid
Penerjemah: Muhammad Taqdir
Penerbit: Media Hidayah

Dari Buku:
Ilmu Nahwu Terjemah Tuhfat-us-Saniyah
(Judul Asli: Tuḥfat-us-Saniyati Syarḥu Muqaddimat-il-Ajurrumiyyah)
Oleh: Muhammad Muhyidin ‘Abdul Hamid
Penerjemah: Muhammad Taqdir
Penerbit: Media Hidayah

 

Jenis-jenis Kalam

 

MATAN

وَ أَقْسَامُهُ ثَلَاثَةٌ: اِسْمٌ وَ فِعْلٌ وَ حَرْفٌ جَاءَ لِمَعْنًى

Al-Kalām terbagi menjadi tiga jenis, yaitu isim (kata benda), fi‘il (kata kerja), dan ḥarf (kata bantu) yang mengandungk makna.”

SYARAH

Setiap ungkapan atau kalimat yang digunakan oleh orang-orang ‘Arab – baik dalam pembicaraan yang sampai ke telinga kita kemudian kita gunakan dalam pembicaraan dan pelajaran, yang kita baca dalam buku-buku, yang kita tulis dalam surat dan kita kirimkan untuk teman dan keluarga – semuanya tidak akan terlepas dari ketiga pembagian di atas, yaitu isim, fi‘il, dan ḥarf.


ISIM

Menurut etimologi (bahasa), isim berarti kata yang menunjukkan kepada sesuatu (benda). Menurut terminologi ahli nahwu, isim berarti kata yang menunjukkan satu makna tanpa terkait dengan waktu, misalnya kata:

(مُحَمَّدٌ) – (Muhammad) (عَلِيٌّ) – (‘Ali) (رَجُلٌ) – (laki-laki).
(جَمَلٌ) – (unta) (نَهْرٌ) – (sungai) (تُفَّاحَةٌ) – (Apel).
(لَيْمُوْنَةٌ) – (lemon) (عَصًا) – (tongkat).

Setiap kata yang telah disebutkan menunjukkan pada satu makna dan tidak terkait dengan batasan waktu, sehingga seluruh kata di atas termasuk isim.


FI‘IL

Menurut etimologi (bahasa), fi‘il berarti peristiwa. Menurut terminologi ahli nahwu, fi‘il berarti kata yang menunjukkan satu makna (pekerjaan) dan terkait dengan salah satu dari tiga batasan waktu, yaitu masa lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Misalnya kata (كَتَبَ) (telah menulis). Kata ini menunjukkan satu pekerjaan, yaitu menulis, yang dilakukan pada masa lampau (telah lewat). Contoh untuk pekerjaan yang dikerjakan pada masa sekarang adalah kata (يَكْتُبُ) (sedang menulis). Kata ini juga menunjukkan pekerjaan yang sama dengan sebelumnya, hanya masanya yang berbeda. Contoh lainnya adalah kata (اُكْتُبْ) (tulislah!) Kata ini menunjukkan suatu makna, yaitu menulis, dan berkaitan dengan waktu yang akan datang, yaitu waktu yang terjadi setelah terucapnya kata tersebut.


Contoh-contoh lainnya adalah:

(نَصَرَ) – (telah menolong) (يَنْصُرُ) – (sedang/akan menolong) (اُنْصُرْ) – (tolonglah!)
(فَهِمَ) – (telah memahami) (يَفْهَمُ) – (sedang/akan memahami) (اِفْهَمْ) – (pahamilah!)
(عَلِمَ) – (telah mengetahui) (يَعْلَمُ) – (sedang/akan mengetahui) (اِعْلَمْ) – (ketahuilah!)
(جَلَسَ) – (telah duduk) (يَجْلِسُ) – (sedang/akan duduk) (اِجْلِسْ) – (duduklah!)
(ضَرَبَ) – (telah memukul) (يَضْرِبُ) – (sedang/akan memukul) (اِضْرِبْ) – (pukullah!)


Fi‘il (kata kerja) terbagi ke dalam tiga jenis:

  1. Fi‘il Mādhī (kata kerja untuk waktu yang telah lalu).
  2. Fi‘il Mudhāri‘ (kata kerja untuk waktu sekarang atau yang akan datang).
  3. Fi‘il Amr (kata kerja yang bermakna perintah).


a. Fi‘il Mādhī (الْمَاضِيْ)

Fi‘il yang menunjukkan pada suatu perbuatan yang terjadi sebelum berlangsungnya pembicaraan, seperti:

(كَتَبَ) (telah menulis) (فَهِمَ) – (telah memahami).
(أَبْصَرَ) – (telah melihat) (تَكَلَّمَ) – (telah berbicara).
(اِسْتَغْفَرَ) – (telah memohon ampun) (اِشْتَرَكَ) – (telah berpartisipasi).


b. Fi‘il Mudhāri‘ (الْمُضَارِعُ)

Fi‘il yang menunjukkan pada suatu perbuatan yang terjadi di waktu berlangsungnya pembicaraan atau setelahnya, seperti:

(يَكْتُبُ) (sedang/akan menulis) (يَفْهَمُ) – (sedang/akan memahami).
(يَخْرُجُ) – (sedang/akan keluar) (يَسْمَعُ) – (sedang/akan mendengar).
(يَنْصُرُ) – (sedang/akan menolong) (يَتَكَلَّمُ) – (sedang/akan berbicara).
(يَسْتَغْفِرُ) – (sedang/akan memohon ampun) (يَشْتَرِكُ) – (sedang/akan berpartisipasi).


c. Fi‘il Amr (الْأَمْرُ)

Fi‘il yang menunjukkan pada suatu perbuatan yang diharapkan dikerjakan setelah pengucapan kata tersebut, misalnya:

(اُكْتُبْ) (tulislah!) (اِفْهَمْ) – (pahamilah!).
(اُخْرُجْ) – (keluarlah!) (اِسْمَعْ) – (dengarkanlah!).
(اُنْصُرْ) – (tolonglah!) (تَكَلَّمْ) – (bicaralah!).
(اِسْتَغْفِرْ) – (mohon ampunlah!) (اِشْتَرِكْ) – (berpartisipasilah!).


Ḥarf.

Menurut etimologi, ḥarf berarti ujung/tepi; sedangkan menurut terminologi ahli nahwu, ḥarf berarti satu kata yang hanya mempunyai makna jika digabung bersama kata lain. Misalnya, huruf (مِنْ). Huruf ini menunjukkan makna permulaan (dari), dan ia hanya memiliki makna yang sempurna jika digabung dengan kata lain. Contohnya kalimat:

(ذَهَبْتُ مِنَ الْبَيْتِ) – (Saya berangkat dari rumah).


Contoh-contoh isim:

(كِتَابٌ) – (buku) (قَلَمٌ) – (pena) (وَرَقَةٌ) – (kertas).
(كُرَّاسَةٌ) – (buku tulis) (جَرِيْدَةٌ) – (surat kabar) (خَلِيْلٌ) – (kekasih).
(صَالِحٌ) – (Shalih, org yg shalih) (عِمْرَانُ) – (‘Imran) (دَوَاةٌ) – (pulpen, tinta).
(سَبُعٌ) – (binatang buas) (حِمَارٌ) – (keledai) (ذِئْبٌ) – (serigala).
(فَهْدٌ) – (macan kumbang) (نَمِرٌ) – (macam tutul) (لَيْمُوْنَةٌ) – (lemon).
(نَرْجِسَةٌ) – (pohon bunga narjis) (كُمَّثْرَةٌ) – (buah kamsirah) (بُرْتُقَالَةٌ) – (jeruk).
(وَرْدَةٌ) – (mawar) (هؤُلَاءِ) – (mereka) (أَنْتُمْ) – (kalian).


Contoh-contoh fi‘il.

(سَافَر، يُسَافِرُ، سَافِرْ) – (bepergian).
(قَالَ، يَقُوْلُ، قُلْ) – (berkata).
(أَمِنَ، يَأْمَنُ، إِيْمَنْ) – (aman).
(رَضِيَ، يَرْضَى، اِرْضِ) – (ridha).
(صَدَقَ، يَصْدُقُ، اُصْدُقْ) – (benar).
(اِجْتَهَدَ، يَجْتَهِدُ، اِجْتَهِدْ) – (bersungguh-sungguh).
(اسْتَغْفَرَ، يَسْتَغْفِرُ، اِسْتَغْفِرْ) – (memohon ampun).


Contoh-contoh huruf:

(مِنْ) – (dari) (إِلَى) – (ke) (عَنْ) – (dari/tentang).
(عَلَى) – (atas) (إِلَّا) – (melainkan/kecuali).
(لكِنْ) – (akan tetapi) (إِنَّ) – (sesungguhnya) (أَنْ) – (untuk/bahwa).
(بَلَى) – (ya) (بَلْ) – (bahkan) (قَدْ) – (sungguh).
(سَوْفَ) – (akan) (حَتَّى) – (hingga) (لَمْ) – (tidak pernah/akan).
(لَا) – (tidak) (لَنْ) – (tidak akan) (لَوْ) – (seandainya).
(لَمَّا) – (belum) (لَعَلَّ) – (semoga) (مَا) – (bukan/tidak).
(لَاتَ) – (aduhai/ungkapan penyesalan).
(لَيْتَ) – (aduhai/ungkapan penyesalan).
(إِنْ) – (meskipun) (ثُمَّ) – (kemudian) (أَوْ) – (atau).


Pertanyaan:

  1. Apa yang dimaksud dengan isim?
  2. Sebutkan sepuluh contoh isim!
  3. Apa yang dimaksud dengan fi‘il?
  4. Ada berapa macam fi‘il?
  5. Apa yang dimaksud dengan fi‘il mudhāri‘?
  6. Apa yang dimaksud dengan fi‘il amr?
  7. Apa yang dimaksud dengan fi‘il mādhī?
  8. Sebutkan sepuluh contoh fi‘il!
  9. Apa yang dimaksud dengan ḥarf?
  10. Sebutkan sepuluh contoh ḥarf?

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *