Tahapan Tobat – Minhaj-ul-Abidin (5/5)

Dari Buku:

Minhajul ‘Abidin
Oleh: Imam al-Ghazali

Penerjemah: Moh. Syamsi Hasan
Penerbit: Penerbit Amalia Surabaya

Rangkaian Pos: 002 Tahapan Tobat - Minhaj-ul-Abidin

BAB II

TAHAPAN TOBAT

(Bagian 5)

 

Pasal: Kesimpulannya adalah bahwa apabila Anda mulai bertobat, bersihkan hati Anda dari keinginan berbuat dosa, dengan membulatkan tekad tidak akan kembali mengerjakan perbuatan dosa selamanya, kecuali apa yang ditakdirkan Allah dalam ilmu-Nya bahwa Anda akan berdosa. Allah s.w.t. Maha Mengetahui akan kebulatan tekad yang keluar dari hati yang bersih, kesungguhan mencari kerelaan orang yang dizalimi dan mengqadha kewajiban-kewajiban yang terlewatkan dengan sekuat tenaga, dan menyerahkan sepenuhnya akan dosa-dosa yang lain kepada Allah, sambil merendah dan menghinakan diri, memohon kepada-Nya agar kiranya segala usaha yang ditempuhnya itu cukup sebagai penebus dan pengampunan dosa-dosa Anda.

Kemudian pergilah mandi, cucilah pakaian Anda, pakailah pakaian yang suci, lalu kerjakan shalat empat rakaat sebagaimana mestinya serta bersujudlah, letakkan wajah Anda di atas tanah di tempat sepi yang tidak terlihat oleh seorang pun kecuali Allah. Benamkanlah wajah Anda yang merupakan anggota badan yang paling mulia itu ke tanah, sambil menangislah, alirkan air mata kesedihan dari lubuk hati yang terdalam, sebutlah satu persatu dosa-dosa Anda semampunya, caci makilah diri Anda yang telah melakukan kemaksiatan, katakan padanya: “Wahai diri, yang tidak tahu malu, belumkah sampai waktunya Anda bertobat? Kuatkah Anda menerima siksa Allah? Apakah Anda menginginkan kemurkaan Allah?”

Ucapkan pernyataan tersebut berulang-ulang sambil menangis, lalu tengadahkan kedua tangan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, seraya mengadu, sebagai berikut:

إِلهِيْ عَبْدُكَ الآبِقُ رَجَعَ إِلَى بَابِكَ، عَبْدُكَ الْعَاصِيْ رَجَعَ إِلَى الصُّلْحِ، عَبْدُكَ الْمُذْنِبُ أَتَاكَ بِالْعُذْرِ فَاعْفُ عَنِّيْ بِجُوْدِكَ، وَ تَقَبَّلْنِيْ بِفَضْلِكَ، وَ انْظُرْ إِلَيَّ بِرَحْمَتِكَ اللهُ اِغْفِرْ لِيْ مَا سَلَفَ مِنَ الذُّنُوْبِ وَ اعْصِمْنِيْ فِيْمَا بَقِيَ مِنَ الأَجَلِ فَإِنَّ الْخَيْرَ كُلُّهُ بِيَدِكَ وَ أَنْتَ بِنَا رَءُوْفٌ رَحِيْمٌ

Artinya:

“Wahai Tuhanku, inilah hamba-Mu yang tersesat telah kembali di hadapan pintu-Mu, seorang hamba yang berlumuran dosa maksiat kembali kepada kebenaran, hamba-Mu yang berdosa datang menghadap kepada-Mu memohon ampunan. Ampunilah aku dengan kemurahan-Mu, dan terimalah aku dengan karunia-Mu, pandanglah aku dengan pandangan rahmat-Mu. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang telah lalu, dan peliharalah sisa-sisa hidupku. Sungguh, segala kebaikan itu seluruhnya berada pada-Mu, Engkau bagi kami adalah Maha Pemurah dan Maha Pengasih kami.”

Selanjutnya bacalah doa untuk menghilangkan kegelisahan yang amat dalam, sebagai berikut:

يَا مُجَلِّيَ عَظَائِمِ الأُمُوْرِ، يَا مُنْتَهِيَ هِمَّةِ الْمَهْمُوْمِيْنَ، يَا مَنْ إِذَا أَرَادَ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُوْلُ لَهُ كُنْ فَيَكُوْنَ، أَحَاطَتْ بِنَا ذُنُوْبَنَا أَنْتَ الْمَذْخُوْرُ لَهَا يَا مَذْخُوْرًا لِكُلِّ شِدَّةٍ أُذْخِرُكَ لِهذِهِ السَّاعَةِ فَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

Artinya:

“Wahai Dzat yang menampakkan persoalan-persoalan besar! Wahai Dzat yang menjadi tujuan kehendak orang-orang yang tercekam kegelisahan! Wahai Dzat yang apabila menghendaki suatu perkara, cukup berfirman “Jadilah” maka jadilah ia. Dosa-dosaku telah mengungkungku. Engkaulah Dzat yang kupilih untuk menanggulangi kesulitanku. Aku mengandalkan Engkau untuk menghadapi keadaan seperti sekarang ini. Maka terimalah tobatku, sungguh, Engkaulah Dzat Yang Maha Menerima tobat lagi Maha Penyayang.”

Lalu banyak-banyaklah menangis, rendahkanlah diri Anda dengan penuh kehinaan di hadapan Allah s.w.t. seraya berdoa:

يَا مَنْ لاَ يُشْغِلُهُ شَأْنٌ عَنْ شَأْنٍ وَ لاَ سَمْعٌ عَنْ سَمْعٍ، يَا مَنْ لاَ تُغَالِطُهُ كَثْرَةُ الْمَسَائِلِ، يَا مَنْ لاَ يُبْرِمُهُ إِلْحَاحً الْمُلِحِّيْنَ، أَذَقْنَا بَرْدَ عَفْوِكَ وَ حَلاَوَةَ مَغْفِرَتِكَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Artinya:

“Wahai Dzat yang tidak pernah disibukkan oleh suatu perkara hingga mengabaikan perkara yang lain; tidak pula oleh suatu suara hingga tidak menghiraukan suara yang lain. Wahai Dzat yang tidak salah dengan banyaknya permintaan. Wahai Dzat yang tidak pernah merasa bosan menerima permintaan yang terus menerus, curahkanlah kepadaku kesejukan karena ampunan-Mu dan lezatnya ampunan-Mu dengan rahmat-Mu. Wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dari segala yang mengasihi. Engkau adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Selanjutnya, bacalah salawat buat Nabi Muḥammad s.a.w. dan keluarganya. Kemudian mohonkan ampunan bagi seluruh orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan.

Kemudian berbaktilah kepada Allah ‘azza wa jalla, maka dengan begitu Anda telah melakukan tobat yang sungguh-sungguh dan semurni-murninya (taubatan nashūḥā). Sehingga Anda benar-benar bersih keluar dari dosa-dosa, sebagaimana ketika Anda dilahirkan dari rahim sang ibu. Dan Anda akan dicintai oleh Allah dan memperoleh pahala dari-Nya, Anda akan memperoleh berkah dan rahmat yang tidak dapat dijelaskan dan digambarkan oleh siapa pun. Anda juga mendapatkan ketenteraman dan kedamaian, selamat dari murka-Nya, terbebas dari kegetiran maksiat dan siksa-Nya, di dunia maupun di akhirat.

Dengan demikian, berarti Anda telah melewati tahapan ini (Tahapan Tobat) atas izin Allah s.w.t. Dialah Tuhan Pemberi hidayah, dengan karunia dan anugerah keutamaan-Nya.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *