2-1 Membuang Musnad Ilaih – Jauhar-ul-Maknun

Dari Buku:
Terjemah Jauhar-ul-Maknūn
(Ilmu Balaghah)
Oleh: Abdurrahman al-Ahdori

Alih Bahasa: Achmad Sunarto
Penerbit: MUTIARA ILMU – Surabaya

Rangkaian Pos: Tentang Kalam Balaghah

BAB II

TENTANG MUSNAD ILAIH

 

PASAL 1

MEMBUANG MUSNAD ILAIH

 

يُحْذَفُ لِلْعِلْمِ وَ لِلاخْتِبَارِ مُسْتَمِعٍ وَ صِحَّةِ الْإِنْكَارِ

Artinya:

Musnad ilaih itu dibuang karena:

  1. Sudah diketahui musnadnya oleh pendengar, seperti lafaz dalam menjawab pertanyaan:
  2. Mencoba ingatan pendengar, kuat atau tidaknya.
  3. Supaya mudah ingat bila diperlukan.
سِتْرٍ وَ ضِيْفٍ فُرْصَةٍ إِجْلَالٍ وَ عَكْسِهِ وَ نَظْمِ اسْتِعْمَالِ
كَحَبَّذَا طَرِيْقَةُ الصُّوْفِيَّةْ تَهْدِيْ إِلَى الْمَرْتَبَةِ الْعَلِيَّةْ
  1. Bermaksud menutupinya kepada hadirin selain mukhathab tertentu.
  2. Karena tergesa-gesa.
  3. Untuk mengagungkan dengan tidak menyebut namanya.
  4. Untuk menghina.
  5. Karena darurat nadhom atau sajak.
  6. Mengikuti penggunaan Bahasa ‘Arab.
  7. Khabar ditakhsis dengan lafaz (نِعْمَ) atau (بِئْسَ) atau (حَبَّذَا). Seperti contoh dalam bait:
حَبَّذَا طَرِيْقَةُ الصُّوْفِيَّةْ تَهْدِيْ إِلَى الْمَرْتَبَةِ الْعَلِيَّةْ

Artinya:

Sebaik-baik perjalanan ialah perjalanan (Thariqat) Ahli Tasawwuf yang menuju ke martabat yang mulia.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *