1-B Tanah Kelahiran – Biografi Imam Abu Hanifah

Biografi IMĀM ABŪ HANĪFAH
(Judul Asli: Silsilat al-Aimmah al-Mushawwarah (3): al-Imām Abu Hanifah al-Numān)
Oleh: Dr. Tariq Suwaidan

Penerjemah: M. Taufik Damas dan M. Zaenal Arifin.
Penerbit: Zaman

Rangkaian Pos: 001 Pertumbuhan Dan Keluarga | Biografi Imam Abu Hanifah

BAGIAN SATU

MASA PERTUMBUHAN DAN MASA MENCARI ILMU

BAB 1

PERTUMBUHAN DAN KELUARGA

 

B. TANAH KELAHIRAN

Abū Ḥanīfah dilahirkan di Kufah pada 80 Hijriah. Demikian pendapat yang paling kuat (rājiḥ), seperti yang disebutkan oleh al-Khathīb dalam sebuah riwayat tentang pernyataan Ismā‘īl, cucu Abū Ḥanīfah. Ismā‘īl berkata: “Kakekku dilahirkan pada tahun 80 Hijriah. Tsabit yang waktu itu masih kecil pernah menemui ‘Alī ibn Abī Thālib, dan ‘Alī lalu mendoakan Tsabit serta keturunannya supaya mendapat keberkahan. Kami pun berhadap Allah berkenan mengabulkan doa ‘Alī ibn Abī Thālib tersebut.”

Al-Nu‘mān ibn al-Marzubān, ayah Tsābit, pernah memberi falūdzaj (sejenis roti dari gandum) kepada ‘Alī ibn Abī Thālib saat perayaan hari Nayruz. Waktu itu al-Nu‘mān sembari berkata: “Semoga setiap hari kami adalah Nayruz.” Menurut riwayat lain hal itu terjadi pada pesta perayaan sebuah festival (mahrajan). Ia berkata: “Semoga kita merayakan festival setiap hari.”

 

Abū Ḥanīfah dilahirkan pada 80 Hijriah di Kufah, Irak. Keluarganya memiliki hubungan dengan Amirul Mu’minin ‘Alī ibn Abī Thālib.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *